15 sulitnya memperoleh telur tetas yang bermutu baik dan rendahnya
keterampilan peternak dalam mengelola mesin tetas. 3 Memelihara puyuh pembibit
Memelihara bibit puyuh yang akan diproyeksikan sebagai penghasil DOQ merupakan langkah paling aman, meskipun dari segi pembiayaan akan
membutuhkan modal yang agak besar.
2.4.2 Perawatan Puyuh Pembibit
Puyuh yang dipersiapkan sebagai induk petelur bibit sebaiknya yang telah lolos dari seleksi masa starter sampai masa layer. Puyuh yang terseleksi harus
puyuh yang sehat, tubuhnya tegap, bobot sedang antara 1,5-6 ons, dada berisi, dan kaki terbuka. Menurut Sugiharto 2005, untuk menghasilkan telur tetas yang baik
usia puyuh betina yang tepat digunakan sebagai induk adalah sekitar 16-40 minggu 4-10 bulan dan usia pejantan adalah 8-24 minggu 2-6 bulan.
Pemeliharaan puyuh yang dilakukan dengan baik dan intensif akan menghasilkan puyuh yang mencapai dewasa kelamin rata-rata pada umur enam
minggu dan produktif sampai umur lebih dari 16 bulan. Jika perawatan yang dilakukan kurang baik maka produktivitas puyuh betina hanya sampai umur 6-8
bulan saja untuk kemudian diapkir. Tanda-tanda puyuh betina yang dapat diapkir adalah rontoknya bulu-bulu di punggung dan kepalanya. Sedangkan puyuh jantan
masih cukup kuat mengawini puyuh-puyuh betina sampai umur dua tahun. Perbandingan jumlah puyuh jantan dan betina di dalam kandang untuk
tujuan pembibitan atau produksi telur tetas maksimal 1:3. Fertilitas yang lebih tinggi akan dicapai jika dalam satu kandang perbandingan puyuh jantan dan betina
adalah 1:2 Woodard dalam Listiyowati, 1999. Apabila terlalu banyak pejantan dalam satu kandang, maka pejantan-pejantan tersebut dikhawatirkan dapat
merusak betina karena terlalu sering dikawini. Sedangkan bila jumlah betinanya terlalu besar, akan banyak telur yang tidak terbuahi infertil sehingga tidak bisa
digunakan sebagai telur tetas. Telur-telur tetas yang dihasilkan oleh induk pembibit kemudian dipilih
yang besar dan beratnya sama yaitu berkisar 10-11 gram. Selain itu, telur yang dipilih adalah yang berbentuk bulat lonjong, berbercak hitam kelabu, tidak
ditempeli kotoran, dan tidak retak. Telur tersebut kemudian dikumpulkan hingga
16 mencapai jumlah tertentu untuk ditetaskan ke dalam mesin tetas. Proses penetasan
biasanya terjadi setelah 17-19 hari.
2.4.3 Perawatan Puyuh Petelur