43 Tahapan panen telur puyuh pada PPBT yaitu penyiapan nampan tempat
panen untuk wadah telur yang akan diambil, pengambilan telur, penyortiran antara telur utuh dan telur yang retak atau pecah. Setelah itu dilakukan pengemasan telur
ke peti kayu atau dus. Selanjutnya telur siap didistribusikan ke pasar. Dalam kegiatan pemeliharaan puyuh petelur, kegiatan lain yang juga
dilakukan yaitu program kesehatan yang meliputi pemberian vitamin. Kegiatan ini dilakukan setiap minggu selama tiga hari berturut-turut, namun pemberian obat
untuk penyakit snot dilakukan setiap bulan berselang dengan pemberian obat pencernaan. Pemberian obat pencernaan dilakukan setiap bulan dan vaksinasi
Newcastle Desease ND dilakukan setiap dua bulan sekali. Akhir dari siklus pemeliharaan puyuh petelur PPBT yaitu pengafkiran.
Pengafkiran adalah mengeluarkan puyuh-puyuh yang tidak produktif atau yang tidak diinginkan oleh perusahaan. Pengafkiran puyuh pada PPBT dilakukan saat
puyuh telah berumur 12 bulan. Pada umur tersebut, produksi telur puyuh mulai menurun sedangkan biaya pakan tetap sehingga menjadi kurang menguntungkan.
Setelah puyuh diafkir maka siklus pemeliharaan puyuh dimulai dari awal kembali. Pada pemeliharaan bibit puyuh, PPBT melakukan pembesaran pada puyuh
umur dua minggu sampai dengan siap bertelur atau berusia 42 hari. Puyuh berusia dua minggu pertama kali dimasukkan ke kandang starter selama seminggu
kemudian dipindahkan ke kandang grower. Pembesaran di kandang grower dilakukan selama tiga minggu sampai bisa dijual sebagai petelur.
5.4.3. Subsistem Pemasaran
Dalam melakukan pemasaran produknya, PPBT menerapkan strategi- strategi pemasaran. Bauran pemasaran merupakan strategi pemasaran yang
dilakukan perusahaan dalam memasarkan suatu produk. Bauran pemasaran terdiri dari empat komponen, yaitu product produk, price harga, place distribusi,
dan promotion promosi. a Pemasaran Telur Puyuh
Jenis produk utama yang dihasilkan oleh PPBT yaitu telur puyuh. Rata- rata produksi telur puyuh PPBT adalah sebanyak 6.500 butir per hari. Telur puyuh
PPBT dikirim ke pasar-pasar dengan menggunakan dua macam kemasan yaitu
44 kemasan dari peti dan kardus. Kemasan peti berkapasitas 1.200 butir, sedangkan
dus berkapasitas 750 butir. Pada kemasan peti dilengkapi dengan bantalan telur dari sekam padi. Fungsi dari sekam padi yaitu untuk mengisi ruang kosong yang
ada sehingga menjadi padat dan telur tidak saling berbenturan, serta untuk penahan serta bantalan telur jika terkena guncangan. Dengan kemasan yang aman
tersebut maka akan mengurangi jumlah telur yang rusak atau pecah sehingga resiko kerugian perusahaan dapat berkurang. Mutu atau kualitas telur merupakan
prioritas utama dari PPBT. Selain menyediakan telur yang utuh tidak cacat, tampilan telur juga harus bagus dengan ukuran atau besarnya telur yang merata
serta memperlihatkan motif telur puyuh sempurna. Harga merupakan hal yang paling penting dalam pemasaran sebuah
produk. Harga jual telur puyuh produksi PPBT pada saat penelitian yaitu Rp 170,- per butir untuk penjualan ke pasar-pasar dan dalam jumlah yang banyak.
Sedangkan untuk dijual eceran ke konsumen yang datang langsung ke peternakan, harga yang ditetapkan yaitu Rp 180,- per butir. Hal ini disebabkan konsumen yang
datang langsung ke peternakan adalah konsumen akhir yang membeli telur dengan jumlah sedikit
Strategi yang digunakan PPBT dalam hal harga yaitu menjual harga telur yang selalu konstan, baik saat penawaran telur puyuh di pasar sedang tinggi
maupun rendah. Kenaikan harga terjadi jika ada kenaikan harga input seperti pakan. Selain itu harga telur puyuh PPBT dijual lebih rendah daripada harga jual
pesaingnya yang berasal dari daerah Sukabumi, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Harga telur puyuh dari Sukabumi yaitu sekitar Rp 180,- per butir, dari Jawa
Tengah dan Jawa Timur sekitar Rp 195,- sampai Rp 200,- per butir. Sistem pembayaran yang dilakukan oleh PPBT yaitu dengan tunai dan
tempo. Pembayaran tempo diberlakukan khusus untuk pelanggan yang telah lama bekerjasama dengan PPBT sehingga dapat dipercaya. Tempo yang diberikan
PPBT adalah selama satu hari. Pelanggan ini yaitu Bandar dari pedagang asongan. Sedangkan untuk pembayaran tunai, diberlakukan kepada para pedagang pengecer
telur di pasar-pasar wilayah Bogor. Strategi-strategi harga PPBT lebih menitikberatkan kepada pelayanan dan kepuasan pelanggan, sehingga kerjasama
perdagangan dapat terus berlanjut dan saling menguntungkan kedua belah pihak.
45 Dalam hal distribusi, PPBT menjual telur puyuh kepada pedagang
pengecer telur di pasar-pasar dan beberapa bandar asongan di wilayah Bogor. Persentase pemasaran hasil produksi telur PPBT adalah 84,2 persen ke pedagang
pengecer telur dan 15,7 persen ke bandar asongan. Sisanya sebanyak 0,1 persen dijual kepada para pembeli yang datang langsung ke PPBT. Skema rantai
Pemasaran PPBT dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4 . Skema Rantai Pemasaran Telur Puyuh di PPBT 2008
Alasan PPBT belum menjual ke daerah selain Bogor yaitu karena masih rendahnya produksi telur yang dihasilkan. Hal ini pula yang mendasari PPBT
belum memasarkan ke supermarket. Untuk sistem penjualan telur puyuh, dilakukan sistem jual putus, dimana telur yang tidak habis terjual oleh pedagang
pengecer tidak dapat dikembalikan ke PPBT dan sepenuhnya menjadi resiko pedagang pengecer.
Promosi yang dilakukan oleh PPBT yaitu promosi langsung kepada pelanggan. Sambil mengantarkan telur yang ke pasar-pasar, PPBT juga mencari
pengecer telur lain untuk menawarkan produk telurnya. Promosi seperti ini dilakukan karena kapasitas produksi perusahaan masih rendah, yaitu produk telur
yang dihasilkan belum terlalu banyak. Dengan promosi langsung dirasa telah mampu menampung semua produk telur yang diproduksi PPBT, sehingga PPBT
belum terlalu membutuhkan promosi melalui media yang lain. b
Pemasaran Bibit Puyuh
Bibit puyuh yang dijual oleh PPBT adalah puyuh betina yang berumur 42 hari. Bibit puyuh PPBT diperoleh dari hasil proses seleksi saat starter. Seleksi ini
0,1
84,2
15,7 100
PPBT Pedagang Pengecer
Telur pasar
Bandar Asongan
Konsumen Akhir
46 meliputi pemilihan anak puyuh DOQ yang bukan berasal dari perkawinan antara
induk pejantan dan betina yang sedarah. Saat seleksi juga dilakukan vaksinasi dan pemotongan paruh. Bibit puyuh PPBT yang dipilih untuk dijual yaitu puyuh
pembibit yang besarnya seragam, gesit, serta tidak mengalami cacat fisik seperti kaki pengkor, paruh melengkung, ekor bengkok, dan sayap patah. Mata puyuh
harus cerah, bersih, tidak terlihat mengantuk dan penyakitan, serta aktif mencari pakan.
Pengiriman bibit puyuh mengggunakan keranjang plastik yang memiliki lubang-lubang kecil dengan kepadatan puyuhnya disesuaikan. Penggunaan tempat
ini bertujuan agar puyuh dapat memperoleh sirkulasi udara yang bagus sehingga sampai ke pelanggan dalam keadaan yang tetap sehat.
Selain PPBT ada beberapa peternak puyuh lain yang menjual bibit puyuh yaitu berasal dari daerah Bekasi dan Sukabumi. Bibit puyuh dari PPBT dijual
dengan harga Rp 6.500,- per ekor sama halnya dengan harga jual peternak pesaing dari Sukabumi. Jumlah yang telah terjual sampai saat ini adalah sebanyak 7.500
ekor. Namun untuk peternak pesaing dari Bekasi, menjual puyuh pembibitnya dengan harga Rp 6.000,-. Alasan PPBT menjual pembibit lebih tinggi dari
pesaingnya karena PPBT mengutamakan mutu dari produknya. Pelanggan bibit puyuh PPBT merupakan peternak-peternak puyuh dari
daerah Sukabumi dan Lido. Para peternak ini menjalin mitra dengan PPBT dalam hal pemerolehan bibit puyuh serta pakan puyuh, dan menjual hasil telur puyuh
mereka kepada PPBT dengan harga Rp 170,- per butir. Bentuk kemitraan ini menguntungkan kedua belah pihak. Bagi peternak mitra, kepastian DOQ, pakan,
dan pemasaran telur telah terjamin. Keuntungan bagi PPBT yaitu memperoleh tambahan jumlah telur sehingga dapat memenuhi permintaan pelanggan telur
puyuh, walaupun PPBT tidak mengambil keuntungan langsung dari harga penjualan telur tersebut. Dalam hal promosi, sampai saat ini PPBT tidak
melakukan tindakan promosi apapun untuk mendukung penjualan bibit puyuhnya.
5.5. Struktur Organisasi Perusahaan