46 meliputi pemilihan anak puyuh DOQ yang bukan berasal dari perkawinan antara
induk pejantan dan betina yang sedarah. Saat seleksi juga dilakukan vaksinasi dan pemotongan paruh. Bibit puyuh PPBT yang dipilih untuk dijual yaitu puyuh
pembibit yang besarnya seragam, gesit, serta tidak mengalami cacat fisik seperti kaki pengkor, paruh melengkung, ekor bengkok, dan sayap patah. Mata puyuh
harus cerah, bersih, tidak terlihat mengantuk dan penyakitan, serta aktif mencari pakan.
Pengiriman bibit puyuh mengggunakan keranjang plastik yang memiliki lubang-lubang kecil dengan kepadatan puyuhnya disesuaikan. Penggunaan tempat
ini bertujuan agar puyuh dapat memperoleh sirkulasi udara yang bagus sehingga sampai ke pelanggan dalam keadaan yang tetap sehat.
Selain PPBT ada beberapa peternak puyuh lain yang menjual bibit puyuh yaitu berasal dari daerah Bekasi dan Sukabumi. Bibit puyuh dari PPBT dijual
dengan harga Rp 6.500,- per ekor sama halnya dengan harga jual peternak pesaing dari Sukabumi. Jumlah yang telah terjual sampai saat ini adalah sebanyak 7.500
ekor. Namun untuk peternak pesaing dari Bekasi, menjual puyuh pembibitnya dengan harga Rp 6.000,-. Alasan PPBT menjual pembibit lebih tinggi dari
pesaingnya karena PPBT mengutamakan mutu dari produknya. Pelanggan bibit puyuh PPBT merupakan peternak-peternak puyuh dari
daerah Sukabumi dan Lido. Para peternak ini menjalin mitra dengan PPBT dalam hal pemerolehan bibit puyuh serta pakan puyuh, dan menjual hasil telur puyuh
mereka kepada PPBT dengan harga Rp 170,- per butir. Bentuk kemitraan ini menguntungkan kedua belah pihak. Bagi peternak mitra, kepastian DOQ, pakan,
dan pemasaran telur telah terjamin. Keuntungan bagi PPBT yaitu memperoleh tambahan jumlah telur sehingga dapat memenuhi permintaan pelanggan telur
puyuh, walaupun PPBT tidak mengambil keuntungan langsung dari harga penjualan telur tersebut. Dalam hal promosi, sampai saat ini PPBT tidak
melakukan tindakan promosi apapun untuk mendukung penjualan bibit puyuhnya.
5.5. Struktur Organisasi Perusahaan
Pada dasarnya PPBT belum memiliki struktur organisasi secara tertulis dan manajemennya masih sederhana. Berdasarkan hasil wawancara, struktur
organisasi PPBT terdiri atas pemilik sekaligus manajer yang membawahi secara
47 langsung bagian-bagian lain seperti bagian pemeliharaan, produksi pakan, sarana
produksi dan peralatan, transportasi, keamanan, serta bagian dapur. Manajer memiliki peran yang dominan dalam aktivitas usaha PPBT terutama dalam hal
pemasaran dan masalah keuangan. Penanganan teknis pemeliharaan puyuh dibagi per kandang. Satu kandang
besar diserahkan pada satu orang pekerja yang disebut anak kandang. Tugas penting bagian pemeliharaan yaitu mencatat jumlah produksi puyuh setiap hari.
Laporan produksi telur puyuh setiap kandang ini diserahkan kepada manajer, sehingga manajer dapat memantau perkembangan produksi usahanya. Adapun
struktur perusahaan PPBT dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5 . Struktur Organisasi PPBT
Semua pekerja di PPBT adalah pekerja non keluarga dan sebagian besar berasal dari lingkungan PPBT sendiri. Tugas dan wewenang dari masing-masing
pekerja di PPBT yaitu : 1. Manajer,
memiliki tugas
dan wewenang
untuk merencanakan,
mengorganisasikan, mengendalikan, dan melakukan pengawasan terhadap jalannya produksi perusahaan serta kinerja karyawan.
2. Bagian pemeliharaan puyuh atau anak kandang, bertugas melakukan segala aktivitas di kandang atau proses budidaya puyuh mulai dari perawatan puyuh
sampai dengan perawatan kandang dan kandang kecil yang digunakan. Bagian ini harus melaksanakan standar kerja yang telah ditetapkan oleh
manajer dan bertanggung jawab langsung terhadap manajer. 3. Bagian produksi pakan, bertugas melakukan segala aktivitas yang berkaitan
dengan pengolahan pakan yang telah ditetapkan oleh manajer. MANAJER
Pemeliharaan puyuh
Produksi pakan
Sarana Produksi dan Peralatan
Dapur Transportasi
Satpam
48 4. Bagian sarana produksi dan peralatan, memiliki tugas membuat kandang
kecil puyuh sesuai aturan atau intruksi dari manajer. 5. Bagian dapur, bertugas menyediakan konsumsi bagi karyawan PPBT, serta
bertanggung jawab dalam pekerjaan rumah tangga seperti mencuci, menyapu, serta membersihkan mess karyawan dan halaman kantor PPBT.
6. Satpam, bertugas untuk menjaga kandang-kandang puyuh dan kantor PPBT Gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh pimpinan PPBT dalam proses
manajemen di PPBT adalah gaya demokratis. Manajer menerima semua jenis masukan dari karyawannya sejauh pendapat tersebut mampu membawa
perkembangan serta perubahan PPBT ke arah yang lebih baik. Dalam menyelesaikan suatu masalah, baik internal maupun eksternal, perusahaan
melakukan musyawarah untuk mencapai solusi yang tepat.
Tenaga kerja di PPBT seluruhnya berjumlah sembilan orang, terdiri dari satu orang manajer, tiga orang di bagian pemeliharaan puyuh anak kandang, satu
orang di bagian produksi pakan, satu orang bagian sarana produksi dan peralatan, satu orang bagian transportasi, satu orang satpam, serta satu orang bagian dapur.
Seluruh tenaga kerja merupakan pegawai tetap. Data tenaga kerja dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6 . Tenaga Kerja PPBT 2009
No Nama Karyawan Spesifikasi
Pekerjaan Usia
thn Pendidikan Akhir
1 Prastiyo S.pt
Manajer 37
Sarjana Peternakan 2
Makmur Sarana produksi
58 SD
3 Samsudin
Produksi pakan 39
SMP 4
Yudi Wahyudin Pemeliharaan puyuh
33 SMP
5 Suhendar
Pemeliharaan puyuh 26
SMP 6
Noviyanto Pemeliharaan puyuh
25 SMU
7 Agus
Transportasi 48
SMP 8
Marfuah Dapur
51 SD
9 Aben
Satpam 35
SMP Sumber : PPBT, 2009
49 Karyawan yang bekerja di PPBT sebagian besar merupakan lulusan
Sekolah Dasar SD dan Sekolah Menengah Pertama SMP. Pemilik tidak melakukan seleksi khusus terhadap mereka. Akan tetapi, sebelum bekerja, mereka
diberi pengarahan serta pelatihan oleh manajer secara langsung dan terus diawasi sampai mereka dianggap mampu melakukan pekerjaannya sendiri.
Hari kerja di PPBT adalah setiap hari termasuk hari Minggu. Waktu kerja para karyawan adalah delapan jam per hari, mulai pukul 07.00 WIB sampai 16.00
WIB, dengan waktu istirahat pukul 12.00 WIB sampai pukul 13.00 wib. Hari kerja karyawan PPBT dalam sebulan adalah selama 26 hari. Gaji diberikan kepada
karyawan setiap bulan. Perbedaan besar gaji didasarkan pada lama kerja di PPBT dan beratnya pekerjaan dengan kisaran gaji mulai dari Rp 400.000-700.000.
VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Perumusan Fungsi Tujuan
Berdasarkan metode penelitian, perumusan model program linear didahului dengan penentuan variabel keputusan, fungsi tujuan, dan kendala. Fungsi tujuan
pada penelitian ini dirumuskan untuk menentukan kombinasi jumlah puyuh petelur dan bibit puyuh setiap bulan dalam jangka waktu satu tahun yang
memberikan keuntungan maksimal. Koefisien fungsi tujuan menunjukkan keuntungan per ekor setiap jenis puyuh yang diternakkan oleh PPBT setiap bulan.
Nilai koefisien diperoleh dari selisih penerimaan per ekor dengan biaya produksi per ekor selama sebulan.
Penerimaan puyuh petelur berasal dari telur puyuh, kotoran puyuh, dan puyuh afkir. Puyuh menghasilkan telur setiap hari. Produksi telur dimulai pada
bulan kedua, yaitu setelah berumur 42 hari. Penerimaan telur puyuh dihitung berdasarkan produktivitas rata-rata untuk menghasilkan telur per ekor dalam
satuan butir. Asumsi yang digunakan adalah produksi telur puyuh memiliki karakteristik akan mengalami kenaikan secara drastis di awal pemeliharaan hingga
mencapai puncak produksi kemudian secara perlahan-lahan akan menurun. Pada saat puyuh mulai bertelur, kemungkinan puyuh bertelur adalah 50
persen sedangkan pada masa puncak produksi kemungkinannya mencapai 90 persen per hari. Jumlah produksi tersebut kemudian dikalikan dengan persentase
telur layak jual sebesar 98 persen. Penerimaan telur per bulan didapat dari jumlah telur layak jual dikalikan dengan harga jual per butir dikalikan jumlah hari
produksi dalam sebulan seperti yang terdapat pada Tabel 7. Kotoran puyuh yang dihasilkan dari satu kandang besar berisi 5.000 ekor
puyuh adalah sebanyak 60 karung setiap bulan. Kotoran ini dijual kepada Dinas Peternakan dengan harga Rp 4.000 per karung. Namun PPBT mempunyai
kebijakan bahwa anak kandang mendapatkan Rp 1.000 per karung dari setiap penjualan sehingga dalam perhitungan harga yang digunakan adalah Rp 3.000 per
karung. Penerimaan lainnya dari aktivitas puyuh petelur adalah dari penjualan puyuh afkir. Setelah melewati puncak produksi pada bulan kelima dan keenam,
produksi telur akan terus menurun. Di PPBT puyuh akan diafkir setelah berumur satu tahun dan dijual dengan harga Rp 2.000 per ekor.
51 Penerimaan bibit puyuh terdiri dari bibit dan kotoran puyuh. Bibit puyuh
yang dijual merupakan puyuh yang siap bertelur dengan harga Rp 6.500 per ekor. Periode pembesaran bibit adalah selama satu bulan. Kotoran yang dihasilkan bibit
puyuh adalah 30 karung per bulan dari kandang yang berisi 5.000 ekor.
Tabel 7. Produktivitas dan Penerimaan Telur per Ekor per Bulan
Bulan Produktivitas
per ekor butir Telur Layak
jual butir Harga Jual
Rpbutir Jumlah Hari
Produksi Penerimaan ekor
bulan Rp 1
0,00 170
2 0,5
0,49 170
18 1499,4
3 0,6
0,59 170
30 2998,8
4 0,8
0,78 170
30 3998,4
5 0,9
0,88 170
30 4498,2
6 0,9
0,88 170
30 4498,2
7 0,8
0,78 170
30 3998,4
8 0,7
0,69 170
30 3498,6
9 0,6
0,59 170
30 2998,8
10 0,5
0,49 170
30 2499
11 0,5
0,49 170
30 2499
12 0,4
0,39 170
30 1999,2
Biaya produksi untuk usahaternak di PPBT terdiri dari biaya bibit, pakan starter, pakan layer, vitamin starter, egg stimulant, vitamin layer, vaksin,
desinfektan, dan tenaga kerja. Biaya tersebut disusun berdasarkan kebutuhan input produksi yang digunakan per ekor dikalikan harga input. Data mengenai biaya
produksi per ekor terdapat pada Lampiran 1. Dari data penerimaan dan total biaya produksi per tanaman maka diperoleh
data keuntungan setiap bulannya. Keuntungan per ekor setiap jenis aktivitas produksi akan menjadi koefisien fungsi tujuan dalam model program linear. Data
total penerimaan, total biaya, dan keuntungan per ekor setiap jenis aktivitas per bulan terdapat pada Tabel 8.
52
Tabel 8. Total Penerimaan, Total Biaya, dan Keuntungan Puyuh Petelur dan Bibit
Puyuh Rpekor
Bulan Penerimaan
Biaya Keuntungan
Puyuh Petelur
Bibit Puyuh
Puyuh Petelur
Bibit puyuh
Puyuh Petelur
Bibit puyuh
1 18,95
6.518,95 3.679,28
4.268,28 -3.660,33 2.250,67
2 1.537,29
6.518,95 1.979,69
4.268,28 -442,39 2.250,67
3 3.036,69
6.518,95 2.008,79
4.268,28 1.027,91 2.250,67
4 4.036,29
6.518,95 1.972,63
4.268,28 2.063,66 2.250,67
5 4.536,09
6.518,95 2.008,79
4.268,28 2.527,31 2.250,67
6 4.536,09
6.518,95 1.972,63
4.268,28 2.563,46 2.250,67
7 4.036,29
6.518,95 2.008,79
4.268,28 2.027,51 2.250,67
8 3.536,49
6.518,95 1.972,63
4.268,28 1.563,86 2.250,67
9 3.036,69
6.518,95 2.008,79
4.268,28 1.027,91 2.250,67
10 2.536,89
6.518,95 1.972,63
4.268,28 564,26 2.250,67
11 2.536,89
6.518,95 2.008,79
4.268,28 528,11 2.250,67
12 4.037,09
6.518,95 1.977,25
4.268,28 2.059,85 2.250,67
Berdasarkan nilai keuntungan per ekor per bulan selama satu tahun maka dapat dirumuskan model fungsi tujuan program linear sebagai berikut :
Maksimum Z - 3660.33X11 - 442.39X12 + 1027.91X13 + 2063.66X14 + 2527.31X15 +
2563.46X16 + 2027.51X17 + 1563.86X18 + 1027.91X19 + 564.26X110 + 528.11X111 + 2059.85X112 + 2250.67X21 + 2250.67X22 + 2250.67X23 +
2250.67X24 + 2250.67X25 + 2250.67X26 + 2250.67X27 + 2250.67X28 + 2250.67X29 + 2250.67X210 + 2250.67X211 + 2250.67X212
6.2 Perumusan Fungsi Kendala