Pengetahuan dan pemahaman tentang kegunaan alat yang dipakai dalam praktek keterampilan. Pengetahuan dan pemahaman tentang penjumlahan dan pengurangan angka

71 melalui undangan nonton bareng yang diadakan oleh Gubernur Sumatera Utara. Media seperti televisi juga berperan menambah pengetahuan penyandang cacat tuna grahita, tapi hanya sebagian kecil dari mereka saja yang bisa mau menonton acara-acara yang mempunyai bobot pengetahuan. Selebihnya mereka hanya menonton televisi sebagai hiburan saja, seperti menonton film kartun.

1.5 Pengetahuan dan pemahaman tentang kegunaan alat yang dipakai dalam praktek keterampilan.

Tabel 5.11 Pengetahuan dan pemahaman tentang kegunaan alat praktek keterampilan No Kategori Frekuensi F Persentase 1 2 3 Dapat Kurang Tidak 27 4 2 81,8 12,1 6,1 Jumlah 33 100 Sumber : Data Kuesioner 2014 Data hasil pada tabel 5.11 dapat diketahui bahwa mayoritas dari responden menjawab bahwa anak mereka sebagai peserta didik di Unit Pelaksana Teknis Sekolah Luar Biasa UPT.SLB-E Negeri Pembina Medan dapat menyebutkan kegunaan alat yang dipakai dalam praktek keterampilan sebanyak 27 responden atau 81,8. Sebanyak 4 orang menjawab kurang dan 2 orang responden menjawab tidak dapat menyebutkan. Hasil wawancara langsung yang dilakukan peneliti terhadap orang tua, keluarga dan guru pendamping maupun kepada si penyandang cacat tuna grahita mayoritas dari mereka mampu menyebutkan peralatan yang digunakan. Seperti Universitas Sumatera Utara 72 mereka mampu menyebutkan fungsi dari kompor, kuali, pada jurusan tata boga, fungsi dari jarum jahit, penggaris pola pada jurusan tata busana, fungsi dari peralatan make up pada jurusan tata rias, bahkan untuk jurusan teknologi dan informatika mereka mampu menyebutkan fungsi dari keyboard dan monitor. Seperti yang diungkapkan oleh salah seorang responden “ Anak saya sekarang udah pande merias loh. Minimal dia udah bisa ngerias dirinya sendiri. Dia udah pande pake bedak, lipstik, kadang – kadang dia juga nyisirin rambut kakak – kakaknya “

1.6 Pengetahuan dan pemahaman tentang penjumlahan dan pengurangan angka

Tabel 5.12 Pengetahuan dan pemahaman tentang penjumlahan dan pengurangan angka No Kategori Frekuensi F Persentase 1 2 3 Dapat Kurang Tidak 11 16 6 33,3 48,5 18,2 Jumlah 33 100 Sumber : Data Kuesioner 2014 Data hasil pada tabel 5.12 dapat diketahui bahwa mayoritas dari responden menjawab bahwa anak mereka sebagai peserta didik di Unit Pelaksana Teknis Sekolah Luar Biasa UPT.SLB-E Negeri Pembina Medan kurang mengetahui tentang penjumlahan dan pengurangan yaitu sebanyak 16 responden atau 48,5. 11 responden atau 33,3 menjawab dapat mengetahui dan 6 responden menjawab tidak mengetahui. Universitas Sumatera Utara 73 Penjumlahan dan pengurangan merupakan salah satu pendidikan dasar yang diterima oleh peserta didik di Unit Pelaksana Teknis Sekolah Luar Biasa UPT.SLB-E Negeri Pembina Medan melalui mata pelajaran matematika. Salah satu faktor tingginya tingkat kurang memahami dan mengetahui penjumlahan dan pengurangan adalah karena jumlah jam belajar matematika yang sedikit. Di UPT ini jumlah jam keterampilan sangat mendominasi sehingga hanya anak tuna grahita ringan saja yang mampu mengetahui tentang Penjumlahan dan pengurangan, itu pun hanya sampai batas Penjumlahan dan pengurangan puluhan saja. Sedangkan untuk anak tuna grahita sedang dan berat mereka hanya bisa mengenal dan menyebutkan angka saja bahkan ada yang belum bisa menyebutkan angka. Selain peranan guru pendamping di UPT, orang tua dan keluarga juga memiliki peranan yang penting dalam mengajarkan anak mereka untuk mengetahui tentang Penjumlahan dan pengurangan. Metode pengajaran yang diberikan oleh guru pendamping dalam memberikan pelajaran Penjumlahan dan pengurangan juga mempengaruhi perkembangan peserta didik dalam memahami pelajaran dasar. Seperti metode yang dilakukan ibu roro selaku guru pendamping jurusan tata boga, beliau memberikan contoh yang nyata yang ada disekitar si anak tentang pelajaran penjumlahan dan pengurangan. Seperti menghitung jumlah piring yang sudah dicuci dan menanyakan jumlah berapa piring yang belum dicuci, kemudian menanyakan berapa jumlah keseluruhan piring yang sudah dicuci ataupun yang belum dicuci. Universitas Sumatera Utara 74 5.2.2 Penerapan aspek afektif pada kegiatan pembelajaran keterampilan 2.1 Penerapan pengetahuan dasar dan keterampilan dalam kehidupan sehari – hari Tabel 5.13 Penerapan pengetahuan dasar dan keterampilan dalam kehidupan sehari – hari No Kategori Frekuensi F Persentase 1 2 3 Dapat Kurang Tidak 17 12 4 51,5 36,4 12,1 Jumlah 33 100 Sumber : Data Kuesioner 2014 Data hasil pada tabel 5.13 dapat diketahui bahwa mayoritas dari responden menjawab bahwa anak mereka sebagai peserta didik di Unit Pelaksana Teknis Sekolah Luar Biasa UPT.SLB-E Negeri Pembina Medan dapat menerapkan keterampilan yang didapat sebanyak 17 responden atau 51,5 . sebanyak 12 orang responden atau 36,4 menjawab kurang bisa menerapkan dan sebanyak 4 orang atau 12,1 menjawab tidak bisa menerapkan. Tingginya jawaban dari responden yang menyatakan bahwa anak mereka mampu menerapkan keterampilan yang diterima di UPT tidak terlepas dari peranan UPT yang memberikan jumlah jam pelajaran keterampilan yang banyak dalam seminggu. Seperti halnya pernyataan dari responden dalam wawancara langsung peneliti Universitas Sumatera Utara 75 “banyak manfaat yang diterima anak saya setelah mendapatkan keterampilan dari sekolah, setidaknya dia sudah mulai berfikir sebelum melakukan sesuatu. “ Sedangkan beberapa responden menjawab kurang bisa menerapkan keterampilan yang didapat dalam kehidupan sehari – hari, sebenarnya si anak sudah mulai bisa menerapkan tapi harus ditemani dan diarahkan dalam melaksanakan kegiatannya. 2.2 Meningkatnya kepercayaan diri peserta didik selama mendapatkan pembelajaran keterampilan di UPT Tabel 5.14 Meningkatnya kepercayaan diri peserta didik selama mendapatkan pembelajaran keterampilan di UPT No Kategori Frekuensi F Persentase 1 2 3 Dapat Kurang Tidak 22 8 3 66,7 24,2 9,1 Jumlah 33 100 Sumber : Data Kuesioner 2014 Data hasil pada tabel 5.14 dapat diketahui bahwa mayoritas dari responden menjawab bahwa anak mereka sebagai peserta didik di Unit Pelaksana Teknis Sekolah Luar Biasa UPT.SLB-E Negeri Pembina Medan mengalami peningkatan kepercayaan diri selama mengikuti keterampilan di UPT sebanyak 22 Universitas Sumatera Utara 76 responden atau 66,7. Sebanyak 8 responden atau 24,2 menjawab kurang dan sebanyak 3 responden menjawab tidak. Tingginya angka jawaban dari responden tentang meningkatnya kepercayaan diri dari anak mereka selama menjalani pendidikan keterampilan di UPT karena mereka merasakan langsung di lingkungan rumah bahwa anak mereka sekarang sudah lebih percaya dalam melakukan kegiatan – kegiatan pribadi nya tanpa harus diawasi secara ketat lagi oleh orang tua nya. Seperti yang diungkapkan oleh salah satu responden yang merupakan orang tua si anak “sekarang anak saya udah lebih pede lah. Udah bisa dilepas lah sikit - sikit . “ Peserta didik rata – rata sekitar setelah 1 tahun menjalani program pendidikan mengalami peningkatan kepercayaan diri yang tinggi jika dibandingkan dengan bulan pertama mereka menjalani pendidikan keterampilan. Khususnya untuk tuna grahita ringan. Sedangkan untuk tuna grahita sedang sekitar 3 tahun sedangkan untuk tuna grahita berat belum bisa dipastikan waktunya.

2.3 Kemampuan menggunakan alat yang di Fasilitasi UPT Tabel 5.15