84
kegiatan pelatiahan keterampilan tanpa pertolongan orang terdekat sebanyak 20 responden atau 60,6. Sebanyak 7 responden atau 21,2 menjawab kurang
mampu dan sebanyak 6 responden menjawab tidak mampu. Tingginya persentase dari kemampuan seorang peserta didik dalam melakukan
kegiatan keterampilan tanpa pertolongan dari orang terdekat karena mereka rata –
rata sudah sekitar 1 tahun dalam melakukan pendidikan keterampilan di UPT. Pada awalnya orang tua masih mengawasi dengan ketat anak mereka dalam
melakukan kegiatan keterampilan. Seperti yang dikatakan oleh salah seorang responden
“Pada awal – awal nya saya masih ragu melepas anak saya. Saya tunggui dia sampai kegiatan selesai. Saya khawatir apalagi anak saya kan jurusan
tata boga, saya takut waktu liat dia megang pisau, jadi saya ikut dampingi dia dikelas praktik..
“
3.4 Kemampuan dalam bersosialisasi di lingkungan UPT.SLB Tabel 5.22
Kemampuan dalam bersosialisasi di lingkungan UPT.SLB
No Kategori
Frekuensi F Persentase
1 2
3
Ya Kurang
Tidak
25 4
4
75,8 12,1
12,1
Jumlah 33
100 Sumber : Data Kuesioner 2014
Data hasil pada tabel 5.22 dapat diketahui bahwa mayoritas dari responden menjawab bahwa anak mereka sebagai peserta didik di Unit Pelaksana Teknis
Universitas Sumatera Utara
85
Sekolah Luar Biasa UPT.SLB-E Negeri Pembina Medan mampu bersosialisasi dengan baik di lingkungan UPT sebanyak 25 responden atau 75,8. Sedangkan
sebanyak 4 responden atau 12,1 menjawab kurang dan tidak mampu. Hasil wawancara langsung dengan guru pembimbing mereka diketahui bahwa
peserta didik sebagian besar mampu bersosialisi dengan baik. Seperti yang diungkapkan oleh seorang guru pembimbing
“anak – anak tau nama teman – teman sekelas mereka. Biasanya kalo nyampe sekolah mereka suka cerita sama kawan
– kawannya tentang kegiatan yang mereka anggap penting seperti cerita kalo abis jalan jalan
sama keluarga “
Kemampuan peserta didik tuna grahita dalam bersosialisasi memang tidak sama dengan kemampuan orang normal. Mereka mempunyai cara masing
– masing dalam melakukan sosialisasi. Pengamatan yang peneliti lakukan langsung
di UPT SLB cara berkomunikasi mereka cukup unik. Walaupun mereka tidak sepenuhnya mengerti terhadap apa yang disampaikan oleh teman mereka masing
– masing tetapi mereka mampu merekam apa yang dilakukan oleh teman – temannya dan mampu menceritakan kepada orang tua mereka tentang apa yang
mereka lakukan bersama teman – temannya. Contohnya pada saat jam istirahat
sekolah, secara spontan layaknya orang normal mereka juga sama – sama jajan
dilingkungan sekolah.
Universitas Sumatera Utara
86
3.5 Kemampuan dalam bersosialisasi di luar lingkungan UPT.SLB Tabel 5.23
Kemampuan dalam bersosialisasi di luar lingkungan UPT.SLB
No Kategori
Frekuensi F Persentase
1 2
3
Ya Kurang
Tidak
12 16
4
36,3 48,5
12,1
Jumlah 33
100 Sumber : Data Kuesioner 2014
Data hasil pada tabel 5.23 dapat diketahui bahwa mayoritas dari responden menjawab bahwa anak mereka sebagai peserta didik di Unit Pelaksana Teknis
Sekolah Luar Biasa UPT.SLB-E Negeri Pembina Medan kurang mampu bersosialisasi dengan baik diluar lingkungan UPT sebanyak 16 responden atau
48,. Sedangkan sebanyak 12 responden atau 36,3 menjawab mampu dan 4 responden atau 12,1 menjawab tidak mampu.
Jika dibandingkan dengan hasil dari tabel 3.4 yaitu Kemampuan dalam bersosialisasi di lingkungan UPT.SLB maka pada tabel 3.5 Kemampuan dalam
bersosialisasi di luar lingkungan UPT.SLB terlihat perbedaan yang besar. Walaupun pada dasarnya sebagian dari mereka mampu bersosialisasi dengan baik
di dalam maupun di luar lingkungan UPT SLB. Hal ini karena kemampuan bersosialisasi mereka yang menyebabkan orang tua ragu untuk melepas mereka di
luar rumah. Seperti penuturan dari seorang responden “saya bukannya tidak mau melepas anak saya untuk bersosialisasi diluar
rumah, tapi lingkungan didaerah rumah saya rawan. Lokasinya dekat dengan jalan raya dan orang dilingkungan kami anak anaknya banyak
yang bandel, jadi saya takut anak saya nanti dikerjai. “
Universitas Sumatera Utara
87
3.6 Kemampuan berinovasi dari pengetahuan yang diterima selama pembelajaran keterampilan