Kerangka Konseptual Koefisien Determinasi R

42

2.3 Kerangka Konseptual

Robbins 2003:63, mengatakan bahwa prestasi kerja dipengaruhi oleh dua hal utama, yaitu faktor organisasional perusahaan dan faktor personal. Faktor organisasional meliputi sistem imbal jasa, kualitas pengawasan, beban kerja, disiplin kerja, serta kondisi fisik dari lingkungan kerja sedangkan faktor personal meliputi ciri, sifat, kepribadian personality trait, senioritas, masa kerja, kemampuan ataupun keterampilan yang berkaitan dengan bidang pekerjaan dan kepuasan hidup. Hasibuan 2003:193 menyatakan bahwa kedisplinan adalah fungsi operatif Manajemen Sumber Daya Manusia yang terpenting karena semakin baik displin karyawan, semakin tinggi prestasi kerja yang dapat dicapainya. Tanpa displin karyawan yang baik, sulit bagi organisasi perusahaan mencapai hasil yang optimal. Tujuan utama displin adalah untuk meningkatkan efisiensi semaksimal mungkin dengan cara mencegah pemborosan waktu dan energi. Selain itu, displin mencoba untuk mencegah kerusakan atau kehilangan harta benda, mesin, peralatan, dan perlengkaan kerja yang disebabkan oleh ketidakhatian-hatian, sendau gurau, atau pencurian. Displin mencoba mengatasi keteledoran yang disebabkan karena kurang perhatian, ketidakmampuan, dan keterlambatan. Displin juga berusaha untuk mencegah permulaan kerja yang lambat atau terlalu awalnya mengakhiri kerja yang disebabkan karena keterlambatan atau kemalasan. Sutrisno, 2009:87 Hasil penelitian McClelland dalam Sutrisno, 2009:209 menunjukkan bahwa kompetesi yang bersifat non-akademik, seperti kemampuan menghasilkan Universitas Sumatera Utara 43 ide-ide yang inovatif, management skills, kecepatan mempelajari jaringan kerja, dan sebagainya berhasil memprediksi prestasi individu dalam pekerjaannya. Dengan adanya kompetensi ini, sumber daya manusia dilihat sebagai manusia dengan keunikannya yang perlu dikembangkan. Manusia dilihat sebagai aset yang berharga. Dengan adanya kecenderungan tersebut, maka peran sumber dyaa manusia akan semakin diharga terutama dalam hal kompetensi sumber daya manusia. Schuller dalam Sutrisno, 2009:209 Nasution 2010:88, komperensi didefinisikan suatu sifat seseorang yang dengan sendirinya berkaitan dengan pelaksanaan suatu pekerjaan yang efektif. Disamping itu kompetensi menunjukkan keterampilan atau pengetahuan yang dicirikan oleh profesionalisme dalam suatu bidang tertentu sebagai suatu yang terpenting. Ruky dalam Sutrisno, 2009:209 mengatakan bahwa kompetensi terdiri dari sejumlah perilaku kunci yang dibutuhkan untuk melaksanakan peran tertentu untuk menghasilka prestasi kerja yang memuaskan. Perilaku ini biasanya ditunjukkan secara konsisten oleh para pekerja yang melakukan aktivitas kerja. Perilaku tanpa maksud dan tujuan tidak bisa didefinisikan sebagai kompetensi. Pengawasan merupakan kegiatan yang sangat penting dalam proses pelaksanaan pekerjaan karyawan. Pengawasan pada hakikatnya merupakan proses mengatur kegiatan sesuai dengan persyaratan-persyaratan yang ditentukan dalam rencana. Seperti penetapan standar pelaksanaan, penentuan pengukuran pelaksanaan, pengukuran pelaksanaan, pembandingan dengan standar; evaluasi, pengambilan tindakan koreksi bila perlu. Pelaksanan pengawasan yang efektif akan memberikan dampak yang semakin baik terhadap prestasi kerja karyawan, Universitas Sumatera Utara 44 karena prestasi kerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan oleh karyawan. Berdasarkan uraian-uraian diatas maka hubungan antara variabel-variabel bebas dan variabel terikat dalam penelitian ini digambarkan dalam kerangka konseptual sebagai berikut: Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.4 Hipotesis