100
1,97 berarti tidak ada perbedaan antara distribusi teoritik dan distribusi empirik atau dengan kata lain data dikatakan normal.
2. Uji Multikolinearitas
Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai tolerance dan VIF Variance Inflation Factor. Nilai umum yang bisa
dipakai adalah nilai Tolerance 0,1 atau nilai VIF 5, maka tidak terjadi multikolinearitas. Hasil pengolahan dapat dilihat pada Tabel 4.7:
Tabel 4.7 Uji Multikolinearitas
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardi
zed Coefficien
ts T
Sig. Collinearity
Statistics
B Std.
Error Beta
Tolera nce
VIF
1 Constan
t 7.428
4.187 1.774
.084 Kedisipli
nan .413
.194 .340 2.130
.040 .421 2.377
Kompete nsi
.342 .166
.353 2.062 .046
.366 2.735 Pengawa
san .207
.115 .217 1.803
.080 .741 1.349
a. Dependent Variable: PrestasiKerja
Sumber: Hasil Penelitian, data diolah 2016
Pada Tabel 4.7 terlihat bahwa nilai tolerance dari variabel Kedisplinan Kerja, Kompetensi, dan Pengawasan 0,1 dan nilai VIF 5 yang artinya tidak
Universitas Sumatera Utara
101
terjadi masalah multikolinearitas pada masing masing variabel bebasnya.
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heterokedastisitas pada prinsipnya untuk menguji apakah sebuah grup mempunyai varians yang sama atau tidak diantara anggota grup yang lain. Yang
seharusnya terjadi adalah varians variabel independen adalah konstan sama untuk setiap nilai tertentu variabel independen homokedastisitas. Untuk mendeteksi
keberadaan heterokedastisitas dapat dilakukan melalui uji Glejser dan pendekatan grafik.
Tabel 4.8 Hasil Uji Glejser heteroskedastisitas
Sumber: Hasil Penelitian, data diolah 2016
Pada Tabel 4.8 terlihat variabel independen Kedisiplinan Kerja, Kompetensi, dan Pengawasan yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen
absolute Ut absUt. Hal ini terlihat dari probabilitas X
1
0.299,X
2
0.255 X
3
0.311 diatas tingkat kepercayaan 5 0.05, jadi disimpulkan model regresi tidak mengarah
adanya heteroskedastisitas.
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta
1 Constant
11.166 2.107
5.298 .000
Kedisiplinan -.103
.098 -.223
-1.053 .299
Kompetensi -.097
.083 -.262
-1.156 .255
Pengawasan -.059
.058 -.163
-1.027 .311
a. Dependent Variable: Abs_Res
Universitas Sumatera Utara
102
Gambar 4.5 Grafik Uji Heteroskedastisitas
Sumber: Hasil Penelitian, data diolah 2016
Dari gambar 4.5 dapat terlihat titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik diatas maupun
dibawah angka Nol pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi. Sehingga model regresi layak dipakai untuk
memprediksi Prestasi Kerja berdasarkan masukan variabel independennya.
4.7 Analisis Regresi
Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas Kedisiplinan Kerja, Kompetensi dan Pengawasan terhadap variabel
terikat Prestasi Kerja yang dilakukan pada 41 orang karyawan PT. Samudera Indonesia Group Tbk, Medan.
Universitas Sumatera Utara
103
Tabel 4.9 Regresi Linier Berganda
Sumber: Hasil Penelitian, data diolah 2016
Persamaan Regresi Linier Berganda dapat diperoleh dari Tabel 4.13 sebagai berikut:
Y = a+b
1
X
1
+b
2
X
2
+ b
3
X
3
+e = 7,428+0,413X
1
+0,342X
2
+0,207X
3
+e
Dimana: Y = Prestasi Kerja
X
1
= Kedisiplinan Kerja X
2
= Kompetensi X
3
= Pengawasan e
= Variabel Pengganggu Standard Error Interpretasi model:
1. Konstanta a = 7,428 menunjukkan nilai konstan, jika nilai variabel bebas Kedisiplinan Kerja, Kompetensi dan Pengawasan = 0 maka Prestasi Kerja
Y akan sebesar 7,428 2. Koefisien b
1
X
1
= 0,413 menunjukkan bahwa variabel Kedisiplinan Kerja
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta
1 Constant
7.428 4.187
1.774 .084
Kedisiplinan .413
.194 .340
2.130 .040
Kompetensi .342
.166 .353
2.062 .046
Pengawasan .207
.115 .217
1.803 .080
a. Dependent Variable: PrestasiKerja
Universitas Sumatera Utara
104
berpengaruh positif terhadap Prestasi Kerja. Dengan kata lain, jika variabel Kedisiplinan Kerja ditingkatkan sebesar satu satuan maka Prestasi
Kerja akan meningkat sebesar 0,413. 3. Koefisien b
2
X
2
= 0,342 menunjukkan bahwa variabel Kompetensi berpengaruh positif terhadap Prestasi Kerja. Dengan kata lain, jika
variabel Kompetensi ditingkatkan sebesar satu satuan maka Prestasi Kerja akan meningkat sebesar 0,342.
4. Koefisien b
3
X
3
= 0,207 menunjukkan bahwa variabel Pengawasan berpengaruh positif terhadap Prestasi Kerja. Dengan kata lain, jika
variabel Pengawasan ditingkatkan sebesar satu satuan maka Prestasi Kerja akan meningkat sebesar 0,207.
4.8 Pengujian Hipotesis
1. Uji Signifikansi Simultan Uji-F
Pengujian ini dilakukan untuk melihat secara bersama-sama pengaruh atau hubungan positif dan signifikan variabel bebas X
1
, X
2
, X
3
berupa Kedisiplinan Kerja, Kompetensi dan Pengawasan terhadap variabel terikat Y berupa Prestasi
Kerja pada PT. Samudera Indonesia Group Tbk, Medan. Model hipotesis yang digunakan dalam uji F ini adalah sebagai berikut:
H : b
1
= b
2
= b
3
= 0, artinya secara serentak tidak terdapat positif dan signifikan dari variabel bebas yaitu Kedisiplinan Kerja X
1
, Kompetensi X
2
, dan Pengawasan X
3
terhadap variabel terikat yaitu Prestasi Kerja Y.
Universitas Sumatera Utara
105
H
a
: b
1
≠ b
2
≠ b
3
≠ 0, artinya secara serentak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas yaitu Kedisiplinan Kerja X
1
Kompetensi X
2
dan Pengawasan X
3
terhadap variabel terikat yaitu Prestasi Kerja Y. Untuk mengambil nilai F, maka diperlukan adanya derajat bebas pembilang
dan derajat bebas penyebut, dengan rumus sebagai berikut: df pembilang
= k-1 df penyebut
= n-k Pada penelitian ini dapat diketahui jumlah sampe n = 41 dan jumlah
keseluruhan variabel k adalah 4, sehingga dapat diperoleh: 1. df pembilang
= 4-1 = 3 2. df penyebut
= 41-4 = 37 Nilai F
hitung
akan diperoleh dengan menggunakan bantuan SPSS, kemudian akan dibandingkan dengan F
tabel
pada tingkat α = 5 dengan kriteria uji sebagai berikut:
H diterima jika F
hitung
F
tabel
pada α = 5 H
ditolak jika F
hitung
F
tabel
pada α = 5
Universitas Sumatera Utara
106
Tabel 4.10 Hasil Uji Signifikan Simultan Uji-F
Sumber: Hasil Penelitian, data diolah 2016
F tabel = 0,05 3,40 = 2,86 Tabel 4.10 diatas mengungkapkan bahwa nilai F
hitung
adalah 18, 792 dengan tingkat signifikansi 0,000. Sedangkan F
tabel
pada tingkat kepercayaan 95 α = 1- 0,95 = 0,05 adalah 2,86. Oleh karena pada kedua perhitungan yaitu F hitung F
tabel dan tingkat signifikansinya 0,000 0,05 menunjukkan bahwa pengaruh variabel independen Kedisiplinan Kerja, Kompetensi, dan Pengawasan secara
serempak adalah signifikan terhadap Prestasi Kerja Karyawan. Keterangan:
Pada Tabel terlihat bahwa Regression df = 3 berarti jumlah variabel independen adalah 3 variasi yakni Kedisiplinan Kerja, Kompetensi, dan
Pengawasan Total df = 40 berarti jumlah respondendata ada 41 di mana df=n-1
sedangkan Regression df= 37 berasal dari 40-3.
ANOVA
a
Model Sum of Squares
Df Mean Square
F Sig.
1 Regression
853.943 3
284.648 18.792
.000
b
Residual 560.448
37 15.147
Total 1414.390
40 a. Dependent Variable: PrestasiKerja
b. Predictors: Constant, Pengawasan, Kedisiplinan, Kompetensi
Universitas Sumatera Utara
107
2. Uji Parsial Uji-t