69 pYX
n
= Hubungan Motivasi dengan variabel X X
1
= Kesehatan Kerja X
2
= Keselamatan Kerja e
=standard error 2.
Persamaan II
Z = pZX
1
X
1
+ pZX
2
X
2
+ pZYY e
Keterangan : Z
= Kinerja Karyawan pZX
n
= Hubungan Kinerja karyawan dengan variabel X X
1
= Kesehatan Kerja X
2
= Keselamatan Kerja Y
= Motivasi e
=standard error 3.
Persamaan III
Z = pZYY e Keterangan :
Z = Kinerja Karyawan
pZYY = Hubungan Kinerja karyawan dengan variabel Y Y
= Motivasi e
=standard error
3.10.4 Koefisien Determinan �
Koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independent atau
predictor-nya. Semakin besar nilai koefisien determinasi, maka semakin baik kemampuan variabel independent menerangkan varibel dependent.
Range nilai dari �
2
adalah 0-1. ≤ �
2
≤ . Semakin mendekati nol berarti model tidak baik atau variasi model dalam menjelaskan sangat terbatas,
sebaliknya semakin mendekati satu maka model semakin baik. Situmorang dan Lufti, 2012:154
3.10.3.2 Uji F Uji secara SerempakSimultan
Universitas Sumatera Utara
70 Uji F bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara serentak atau bersama-
sama variabel independent Kesempatan Promosi, Pelatihan, dan Lingkungan Kerja terhadap variabel dependent Kepuasan Kerja Karyawan.
Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut: H
diterima atau H ditolak jika F
n
F
el
pada �=10
H ditolak dan
H diterima jika
F
n
F
el
pada �=10
Jika tingkat signifikansi di bawah 0,1 maka H
ditolak dan H diterima.
Jika pada perhitungan F
n
F
el
dan tingkat signifikansinya 0,000 0,1 maka menunjukkan bahwa pengaruh variabel independentsecara serempak adalah
signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan.
3.10.3.3 Uji- t Uji Parsial
Uji T bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel independent secara individu parsial terhadap variabel dependent.
Kriteria pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut:
H diterima atau
H ditolak jika t
n
t
el
pada � =
H ditolak atau
H diterima jika t
n
t
el
pada � =
Jika tingkat signifikansi di bawah 0,1 maka H
ditolak dan H diterima.
Tingkat signifikansinya 0,000 0,1 berarti masing-masing variabel independent berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan.
Universitas Sumatera Utara
71
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT Coca Cola PT Coca-Cola Amatil
Indonesia CCAI
Universitas Sumatera Utara
72 Melaju terus menembus batas Negara dan waktu memasuki millennium
ketiga dengan menyandang predikat “Brand of Century” Sebelum meninggal
pada tahun 1888, DR. Pamberton mewariskan penemuannya kepada seorang manajer ulung Asa Candler. Empat tahun kemudian Asa Candler mendirikan
perusahaan dengan nama “The Coca Cola Company” di kota yang sama. Ide
cemerlang datang kemudian dari Joseph Biedenharm yang mencoba mengemas minuman tersebut ke dalam botol. Ide seorang pemilik toko di Missisipi itu
kemudian disambut oleh pengusaha Tennessee dengan mendirikan pabrik minuman Coca Cola yang kali pertama di dunia pada tahun 1899. Pabrik ini
membeli Concentrate atau bahan baku dasar dari The Coca Cola Company, kemudian mengolahnya dengan air steril, gula murni, gas CO2 sehingga menjadi
minuman yang siap disajikan dalam botol. Inilah awal dari suatu sistem dagang yang untuk dalam sejarah perdagangan dunia yang disebut Franchised System
sistem waralaba. Sistem waralaba ini adalah suatu kerjasama saling menguntungkan antara dua perusahaan The Coca Cola Company dan Pabrik
Minuman yang sama sekali terpisah modal kepemilikan dan manajemennya. Sistem dagang yang sama berlaku untuk seluruh usaha Coca Cola di seluruh
dunia yang meliputi di 200 negara dengan tingkat konsumsi lebih dari 1 miliar sajian minuman setiap hari. Pada akhir millennium kedua, tercatat 16 miliar peti
atau 384 miliar sajian produk Coca Cola dikonsumsi masyarakat dunia. Coca Cola di Indonesia Coca Cola hadir di Indonesia pada tahun 1927 ketika De Nederland
Mineral Water Fabriek Pabrik Air Mineral Hindia Belanda membotolkannya kali pertama di Batavia. Produksi Coca Cola lumpuh pada jaman penjajahan
Universitas Sumatera Utara
73 jepang 1942
– 1945. Namun setelah kemerdekaan Indonesia, pabrik tersebut beroperasi kembali di bawah nama The Indonesian Bottles Ltd. NV IBL dengan
status perusahaan nasional. Pada tahun 1971 dengan pertambahan partner usaha dan modal IBL menjalin kerjasama dengan tiga perusahaan Jepang yaitu : Mitsui
Co. Ltd, Mitsui Toatsu Chemical Inc. Dan Mikuni Coca Cola Bottling Co., membentuk pabrik pembotolan modern pertama di Indonesia dengan nama baru
PT Djaya Beverages Bottling Company DBBC. Sampai saat ini, ada 11 pabrik pembotolan Coca Cola di Indonesia. Sebelas
pabrik tersebut berlokasi di Jakarta, Semarang, Surabaya, Bandung, Bali, Lampung, Padang, Medan, Banjarmasin, Makassar, dan Menado. Di Medan
pabrik Coca Cola terletak di Jalan K.L. Yos Sudarso Km. 14 Medan – Belawan,
kelurahan Martubung, kecamatan Medan Labuhan dan menempati areal seluas 48.700 M2. Pabrik pembotolan Coca Cola di Medan mulai dirintis pada tahun
1972 oleh PT Brasseries D’el Indonesie, perusahaan PMA Prancis. Produk andalan perusahaan ini sebenarnya Bir. Coca Cola, Sprite, dan Fanta merupakan
produk sampingan. Pada tahun 1980 PT Brasseries D’el Indonesie diambil alih oleh PT Multi Bintang Indonesia yang juga produsen Bir terkenal di Indonesia.
Karena ingin berkonsentrasi pada produk utama Bir, PT Multi Bintang Indonesia merelokasi pabriknya ke Tangerang dan menjual pabrik pembotolan di Coca Cola
Medan kepada PT Pan Java Bottling Company. Akuisisi dilakukan pada tanggal 2 Mei 1994. PT Coca Cola Pan Java Unit Medan mendistribusikan produknya
kepada distribusi tunggal yaitu PT Coca Cola Kendalisodo yang berada dalam satu kantor dengan PT Coca Cola Pan Java. Untuk kemudian PT Coca Cola
Universitas Sumatera Utara
74 Kendalisodo Unit Medan mendistribusikannya kepada pelanggan. Karena
perkembangan perusahaan begitu cepat, pada tahun 1992 perusahaan ini melakukan kerjasama dengan Coca Cola Amatil Limited Australia CCA, satu
grup perusahaan pembotolan Coca Cola terkemuka di kawasan Asia Pasifik dan Eropa Timur yang berkantor di Sidney Australia dan sejak itu PT Pan Java
Bottling Company berubah namanya menjadi PT Coca Cola Pan Java. Untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing, pada tanggal 1 Januari 2000
kesepuluh perusahaan pembotolan dan distribusi Coca Cola yang berada di bawah bendera perusahaan Coca Cola Amatil Limited Australia berubah namanya
menjadi PT Coca Cola Bottling untuk perusahaan pembotolan dan PT Coca Cola Amatil Indonesia untuk perusahaan distribusi. The Coca Cola Company
merupakan perusahaan asing yang paling berhasil beroperasi di Asia karena keunikan produk dan sistem pemasaran serta pemahamannya terhadap pasar dan
budaya lokal yang didukung oleh sekitar 9.000 karyawan, melayani lebih dari 400.000 pelanggan di seluruh Nusantara. Sampai saat ini PT Coca-Cola Amatil
Indonesia CCAI Unit medan telah cukup berhasil dalam menghasilkan dan mengkombinasikan serta memodifikasikan produknya dan hasil produksinya telah
tersebar secara luas di berbagai daerah.
4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan