Analisis Jalur Struktur Organisasi Perusahaan

68 “Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah sebuah grup mempunyai varians yang sama di antara anggota grup tersebut. Jika varians sama, dan ini yang seharusnya terjadi maka dikatakan ada homoskedastisitas. Sedangkan jika varians tidak sama dikatakan terjadi heteroskedastisitas”. Situmorang dan Lufti, 2012:108 Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan grafikdengan menggunakan tingkat signifikan 10.

3.10.2.3 Uji Multikolinearitas

“Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan linear yang sempurna atau eksak diantara variabel-variabel bebas dalam model regresi”. Situmorang dan Lufti, 2012:133 Adanya multikolinearitas dapat dilihat dari Tolerance value atau nilai Variance Inflation Factor VIF. Batas Tolerance value adalah 0,1 dan batas VIF adalah 5. Apabila Tolerance value 0,1 atau VIF 5 maka terjadi multikolinieritas. Tetapi jika Tolerance value 0,1 atau VIF 5 maka tidak terjadi multikolinearitas.

3.10.3 Analisis Jalur

Peneliti menggunakan analisis Jalur untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Peneliti menggunakan bantuan program software SPSS agar hasil yang diperoleh lebih terarah. Adapun model persamaan struktural yaitu : 1. Persamaan I Y = pYX 1 X 1 + pYX 2 X 2 +e Keterangan : Y = Motivasi Universitas Sumatera Utara 69 pYX n = Hubungan Motivasi dengan variabel X X 1 = Kesehatan Kerja X 2 = Keselamatan Kerja e =standard error 2. Persamaan II Z = pZX 1 X 1 + pZX 2 X 2 + pZYY e Keterangan : Z = Kinerja Karyawan pZX n = Hubungan Kinerja karyawan dengan variabel X X 1 = Kesehatan Kerja X 2 = Keselamatan Kerja Y = Motivasi e =standard error 3. Persamaan III Z = pZYY e Keterangan : Z = Kinerja Karyawan pZYY = Hubungan Kinerja karyawan dengan variabel Y Y = Motivasi e =standard error

3.10.4 Koefisien Determinan �

Koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independent atau predictor-nya. Semakin besar nilai koefisien determinasi, maka semakin baik kemampuan variabel independent menerangkan varibel dependent. Range nilai dari � 2 adalah 0-1. ≤ � 2 ≤ . Semakin mendekati nol berarti model tidak baik atau variasi model dalam menjelaskan sangat terbatas, sebaliknya semakin mendekati satu maka model semakin baik. Situmorang dan Lufti, 2012:154

3.10.3.2 Uji F Uji secara SerempakSimultan

Universitas Sumatera Utara 70 Uji F bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara serentak atau bersama- sama variabel independent Kesempatan Promosi, Pelatihan, dan Lingkungan Kerja terhadap variabel dependent Kepuasan Kerja Karyawan. Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut: H diterima atau H ditolak jika F n F el pada �=10 H ditolak dan H diterima jika F n F el pada �=10 Jika tingkat signifikansi di bawah 0,1 maka H ditolak dan H diterima. Jika pada perhitungan F n F el dan tingkat signifikansinya 0,000 0,1 maka menunjukkan bahwa pengaruh variabel independentsecara serempak adalah signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan.

3.10.3.3 Uji- t Uji Parsial

Uji T bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel independent secara individu parsial terhadap variabel dependent. Kriteria pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut: H diterima atau H ditolak jika t n t el pada � = H ditolak atau H diterima jika t n t el pada � = Jika tingkat signifikansi di bawah 0,1 maka H ditolak dan H diterima. Tingkat signifikansinya 0,000 0,1 berarti masing-masing variabel independent berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan. Universitas Sumatera Utara 71 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT Coca Cola PT Coca-Cola Amatil Indonesia CCAI Universitas Sumatera Utara 72 Melaju terus menembus batas Negara dan waktu memasuki millennium ketiga dengan menyandang predikat “Brand of Century” Sebelum meninggal pada tahun 1888, DR. Pamberton mewariskan penemuannya kepada seorang manajer ulung Asa Candler. Empat tahun kemudian Asa Candler mendirikan perusahaan dengan nama “The Coca Cola Company” di kota yang sama. Ide cemerlang datang kemudian dari Joseph Biedenharm yang mencoba mengemas minuman tersebut ke dalam botol. Ide seorang pemilik toko di Missisipi itu kemudian disambut oleh pengusaha Tennessee dengan mendirikan pabrik minuman Coca Cola yang kali pertama di dunia pada tahun 1899. Pabrik ini membeli Concentrate atau bahan baku dasar dari The Coca Cola Company, kemudian mengolahnya dengan air steril, gula murni, gas CO2 sehingga menjadi minuman yang siap disajikan dalam botol. Inilah awal dari suatu sistem dagang yang untuk dalam sejarah perdagangan dunia yang disebut Franchised System sistem waralaba. Sistem waralaba ini adalah suatu kerjasama saling menguntungkan antara dua perusahaan The Coca Cola Company dan Pabrik Minuman yang sama sekali terpisah modal kepemilikan dan manajemennya. Sistem dagang yang sama berlaku untuk seluruh usaha Coca Cola di seluruh dunia yang meliputi di 200 negara dengan tingkat konsumsi lebih dari 1 miliar sajian minuman setiap hari. Pada akhir millennium kedua, tercatat 16 miliar peti atau 384 miliar sajian produk Coca Cola dikonsumsi masyarakat dunia. Coca Cola di Indonesia Coca Cola hadir di Indonesia pada tahun 1927 ketika De Nederland Mineral Water Fabriek Pabrik Air Mineral Hindia Belanda membotolkannya kali pertama di Batavia. Produksi Coca Cola lumpuh pada jaman penjajahan Universitas Sumatera Utara 73 jepang 1942 – 1945. Namun setelah kemerdekaan Indonesia, pabrik tersebut beroperasi kembali di bawah nama The Indonesian Bottles Ltd. NV IBL dengan status perusahaan nasional. Pada tahun 1971 dengan pertambahan partner usaha dan modal IBL menjalin kerjasama dengan tiga perusahaan Jepang yaitu : Mitsui Co. Ltd, Mitsui Toatsu Chemical Inc. Dan Mikuni Coca Cola Bottling Co., membentuk pabrik pembotolan modern pertama di Indonesia dengan nama baru PT Djaya Beverages Bottling Company DBBC. Sampai saat ini, ada 11 pabrik pembotolan Coca Cola di Indonesia. Sebelas pabrik tersebut berlokasi di Jakarta, Semarang, Surabaya, Bandung, Bali, Lampung, Padang, Medan, Banjarmasin, Makassar, dan Menado. Di Medan pabrik Coca Cola terletak di Jalan K.L. Yos Sudarso Km. 14 Medan – Belawan, kelurahan Martubung, kecamatan Medan Labuhan dan menempati areal seluas 48.700 M2. Pabrik pembotolan Coca Cola di Medan mulai dirintis pada tahun 1972 oleh PT Brasseries D’el Indonesie, perusahaan PMA Prancis. Produk andalan perusahaan ini sebenarnya Bir. Coca Cola, Sprite, dan Fanta merupakan produk sampingan. Pada tahun 1980 PT Brasseries D’el Indonesie diambil alih oleh PT Multi Bintang Indonesia yang juga produsen Bir terkenal di Indonesia. Karena ingin berkonsentrasi pada produk utama Bir, PT Multi Bintang Indonesia merelokasi pabriknya ke Tangerang dan menjual pabrik pembotolan di Coca Cola Medan kepada PT Pan Java Bottling Company. Akuisisi dilakukan pada tanggal 2 Mei 1994. PT Coca Cola Pan Java Unit Medan mendistribusikan produknya kepada distribusi tunggal yaitu PT Coca Cola Kendalisodo yang berada dalam satu kantor dengan PT Coca Cola Pan Java. Untuk kemudian PT Coca Cola Universitas Sumatera Utara 74 Kendalisodo Unit Medan mendistribusikannya kepada pelanggan. Karena perkembangan perusahaan begitu cepat, pada tahun 1992 perusahaan ini melakukan kerjasama dengan Coca Cola Amatil Limited Australia CCA, satu grup perusahaan pembotolan Coca Cola terkemuka di kawasan Asia Pasifik dan Eropa Timur yang berkantor di Sidney Australia dan sejak itu PT Pan Java Bottling Company berubah namanya menjadi PT Coca Cola Pan Java. Untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing, pada tanggal 1 Januari 2000 kesepuluh perusahaan pembotolan dan distribusi Coca Cola yang berada di bawah bendera perusahaan Coca Cola Amatil Limited Australia berubah namanya menjadi PT Coca Cola Bottling untuk perusahaan pembotolan dan PT Coca Cola Amatil Indonesia untuk perusahaan distribusi. The Coca Cola Company merupakan perusahaan asing yang paling berhasil beroperasi di Asia karena keunikan produk dan sistem pemasaran serta pemahamannya terhadap pasar dan budaya lokal yang didukung oleh sekitar 9.000 karyawan, melayani lebih dari 400.000 pelanggan di seluruh Nusantara. Sampai saat ini PT Coca-Cola Amatil Indonesia CCAI Unit medan telah cukup berhasil dalam menghasilkan dan mengkombinasikan serta memodifikasikan produknya dan hasil produksinya telah tersebar secara luas di berbagai daerah.

4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan

PT Coca-Cola Amatil Indonesia CCAI membuat struktur organisasi yang merupakan landasan kerja bagi seluruh karyawan yang ada dalam perusahaan. Struktur organisasi yang dimiliki dan dijalankan adalah struktur organisasi garis dan staf Line and Staff Organization. Dalam struktur organisasi garis dan staf ini Universitas Sumatera Utara 75 dikenal satu komando. Dimana masing- masing bawahan wajib melaksanakan instruksi dan bertanggung jawab langsung kepada atasan sesuai dengan instruksi yang diterimanya. Dengan kata lain tiap-tiap pekerjaan dikenal satu pimpinan yang langsung membawahnya sedangkan staf bekerja dan memberikan saransaran kepada manajer. Selanjutnya diuraikan pembagian tugas masing-masing sebagai berikut : 1. General Manager Sebagai puncak pimpinan di PT Coca-Cola Amatil Indonesia CCAI memiliki wewenang sebagai perencana, pengorganisasian dan pemberi nilai menyeluruh terhadap aktivitas perusahaan demi pencapaian tujuan jangka pendek maupun jangka panjang. Tugas : a. Menentukan dan merumuskan kebijaksanaan utama dalam usaha pencapaian tujuan umum perusahaan. b. Mengkoordinir dan mengawasi tugas-tugas yang didelegasikan pada manajer- manajer dan menjalin hubungan baik dengan mereka. c. Membuat peraturan – peraturan intern pada perusahaan yang tidak bertentangan dengan undang-undang yang ditetapkan. 2. Secretary Tugas : a. Mempersiapkan laporan bulanan untuk HO Head Office b. Mempersiapkan dan menghadiri rapat dan membuat waktu pertemuan distribusi Universitas Sumatera Utara 76 c. Menyelenggarakan surat menyurat yang berhubungan dengan perusahaan d. Menyusun dan menyiapkan rapat General Manager e. Menetapkan sistem file sehingga bila dibutuhkan informasi bisa ditemukan tepat pada waktunya. f. Mencatat surat – surat atau fax yang masuk dan keluar g. Mengatur tamu yang datang dari daerah maupun luar negeri, seperti akomodasi, transportasi. 3. General Sales Marketing Manager Tugas : a. Mengawasi pelaksanaan penjualan dan program pemasaran yang diperintahkan untuk menjamin pencapaian salah satu objektifitas perusahaan dalam bentuk volume penjualan, pertumbuhan penjualan, dan pangsa pasar menurut batas anggaran. b. Mengembangkan dan memelihara hubungan dengan langganan lama dengan baik sehingga akan memberikan kepuasan bagi pelanggan c. Mengembangkan penciptaan program pengadaan produk baru, mengawasinya dan mengadakan penilaian terhadap kemajuanhasil produk baru tersebut. 4. Purchasing Manager Tugas : a. Menjamin semua permintaan pembelian yang telah disetujui, ditindaklanjuti sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan pemakai b. Menjamin semua pembelian yang telah diterbitkan sesuai dengan harga penawaran yang disetujui bagian keuangan. Universitas Sumatera Utara 77 c. Menjamin semua pembelian harus dilengkapi dengan paling sedikit 3 penawaran dari 3 supplier yang berbeda kepemilikan sahamnya dan bukan satu grup perusahaan untuk menghindari monopoli d. Menjamin semua transaksi yang bersifat urgent yang telah disetujui General Manager sebelum diproses. e. Memberikan informasi secara terbuka tentang jenis dan spesifikasi barang yang akan dibeli sebelum pemakaian dilakukan. 5. Finance Manager Bertujuan untuk membantu pencapaian tujuan perusahaan yang berkaitan dengan objektifitas perusahaan dalam hal keuangan, serta mengumpulkan datadata keuangan perusahaan sesuai dengan pelaksanaan kegiatan persiapan untuk mempersatukan atau menggabungkannya ke dalam analisa laporan keuangan. Tugas : a. Membantu pencapaian sasaran keuangan perusahaan dengan mempersiapkan laporan keuangan yang terkonsolidasi secara tepat waktu b. Membantu General Manager mengumpulkan atau menyusun data untuk rencana financial jangka pendek maupun jangka panjang c. Membuat analisa-analisa keuangan untuk mendukung proses pengambilan keputusan d. Mengamankan harta milik perusahaan dengan melakukan fungsifungsi intern control e. Mengembangkan dan mendukung kebutuhan sarana dan prasarana informasi bagi departeman lain Universitas Sumatera Utara 78 f. Menetapkan kredit limit dan jangka waktu penagihan serta penjualan yang harus dilakukan secara tunai. g. Mengembangkan serta membuat dan meng – update prosedur-prosedur yang sedang dilaksanakan yang kemudian meminta General Manager untuk menyetujuinya. 6. Business Information System Manager Tugas : a. Menyusun strategi perusahaan dan memberikan solusi terhadap masalah yang dihadapi perusahaan dengan menggunakan sistem dan teknologi informasi b. Bertanggung jawab terhadap perawatan jaringan komputer dan sistem komunikasi c. Bertanggung jawab kepada General Manager 7. Technical Operation Manager Tugas : a. Bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan pada bagian teknik dan produksi b. Merencanakan serta mengatur produksi perusahaan agar sesuai dengan spesifikasi dan standar mutu yang telah ditentukan c. Membuat laporan produksi secara periodic mengenai pemakaian bahan baku 8. Human Resources and Development Manager Tugas : a. Merencanakan dan mengorganisir semua sumber daya manusia dan program pengembangan Universitas Sumatera Utara 79 b. Membantu General Manager dalam melaksanakan undang-undang tenaga kerja dan peraturan pemerintah serta menjalankan kebijaksanaan perusahaan dalam manajemen sumber daya. c. Mendukung pencapaian tujuan perusahaan dengan mengusahakan sebuah lingkungan kerja dimana semua pekerja dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan hasil yang memuaskan d. Menciptakan keamanan bagi perusahaan dan mengawasi berbagai situasi dan melibatkan pimpinan pekerja di dalam kegiatan yang berkaitan dengan kekuasaan hukum dan pergerakan politik 9. Cold Drink Equipment Manager Tugas : Meneliti, memeriksa dan menganalisa mutu produk baik bahan baku maupun produk jadi apakah sesuai dengan spesifikasi dan standar yang telah ditetapkan dan bertanggung jawab kepada General Manager. 10. Production Manager Tugas : Memimpin dan mengkoordinir kegiatan-kegiatan dalam bidang pengolahan air, pembuatan sirup, pembotolan, pengoperasian dan perawatan mesin yang dikelolanya,memberi input untuk rencana penyusunan budget tahunan, menyusun program kerja semua seksiseksinya dan meletakkan dasar-dasarkoordinasi di Universitas Sumatera Utara 80 antara operatoroperator, mengevaluasi keadaan bulan lalu dari tiap-tiap seksi di bawahnya dan bertanggung jawab kepada Technical Operation Manager. 11. Engineering Manager Tugas : Memonitor dan mengontrol aktivitas yang berhubungan dengan keteknikan untuk meyakinkan agar target volume produksi dapat tercapai dan bertanggung jawab kepada Technical Operation Manager 12. Water and Syrup Supervisor Tugas : Menyimpan, menerima dan mengeluarkan bahan-bahan yang diminta oleh setiap departemen dan bertanggung jawab kepada Technical Operation Manager 13. Bottling Lines Supervisor Tugas : Memonitor dan mengontrol aktivitas yang berhubungan dengan pembotolan dan perlengkapan yangdiperlukan untuk meyakinkan agar target produksi dapat dicapai dan bertanggung jawab kepada Production Manager.

4.1.3 Kegiatan Operasional Perusahaan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan Dengan Motivasi Sebagai Variabel Intervening Pada Pdam Tirtanadi Cabang Padang Bulan medan

5 107 126

Pengaruh Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Serta Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT Coca Cola Amatil Indonesia

8 98 127

PENGARUH KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA (K3) DAN INSENTIF TERHADAP KINERJA KARYAWAN DENGAN MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (STUDI PADA PT. PRIMA CAHAYA INDOBEVERAGE UNGARAN).

0 3 19

PENGARUH KOMPENSASI DAN LINGKUNGAN KERJA FISIK SERTA STRES KERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN PT.COCA COLA AMATIL INDONESIA MEDAN.

0 3 27

Pengaruh Kesehatan Dan Kesetan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT.Coca-Cola Amatil Indonesia (CCAI) Unit Medan Dengan Motivasi Sebagai Variabel Intervening

0 0 8

Pengaruh Kesehatan Dan Kesetan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT.Coca-Cola Amatil Indonesia (CCAI) Unit Medan Dengan Motivasi Sebagai Variabel Intervening

0 0 2

Pengaruh Kesehatan Dan Kesetan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT.Coca-Cola Amatil Indonesia (CCAI) Unit Medan Dengan Motivasi Sebagai Variabel Intervening

0 0 11

Pengaruh Kesehatan Dan Kesetan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT.Coca-Cola Amatil Indonesia (CCAI) Unit Medan Dengan Motivasi Sebagai Variabel Intervening

0 1 44

Pengaruh Kesehatan Dan Kesetan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT.Coca-Cola Amatil Indonesia (CCAI) Unit Medan Dengan Motivasi Sebagai Variabel Intervening

0 1 4

Pengaruh Kesehatan Dan Kesetan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT.Coca-Cola Amatil Indonesia (CCAI) Unit Medan Dengan Motivasi Sebagai Variabel Intervening

0 0 24