Tapioka Garam Alkali BAHAN TAMBAHAN PANGAN BTP

K-sorbat berbentuk kristal putih dan agak berbau asam. K-sorbat dapat menghambat pertumbuhan kapang khususnya pada produk keju. Pada pertumbuhan kapang yang rendah, kalium sorbat dapat digunakan sebagai penghambat pertumbuhan kapang fungistatis, bahkan membunuh kapang fungisida Desrosier, 1977. K-sorbat juga dapat menghambat pertumbuhan khamir. Penghambatan khamir yang paling efektif oleh kalium sorbat adalah pada pH asam Fields, 1979. K-sorbat efektif hingga pH 6.5 tetapi efektifitasnya meningkat dengan menurunnya pH Sofos dan Busta, 1993. Penghambatan mikroba oleh asam sorbat dan garamnya disebabkan karena struktur α-diena pada asam sorbat yang dapat mencegah kerja enzim dehidrogenase mengoksidasi asam lemak Winarno, 2002. Selain itu, asam sorbat dapat memperpanjang fase adaptasi lag phase pertumbuhan mikroba. Pada bakteri pembentuk spora, sorbat akan mempengaruhi germinasi spora, pertumbuhan danatau pemisahan sel vegetatif Sofos dan Busta, 1993. Sifat toksiksitas K-sorbat pada tubuh sangat kecil karena hasil metabolisme K-sorbat di dalam tubuh adalah air dan CO 2 Fields, 1979. Asam sorbat dan garamnya biasa digunakan sebagai pengawet pada produk keju, margarin, acar ketimun, jam, jeli dan pekatan sari nanas. Konsentrasi efektif asam sorbat untuk menghambat mikroba pada sebagian besar makanan yaitu pada kisaran 0,02-0,30 Naidu, 2000. Menurut JECFA 1973, kisaran kadar K-sorbat yang masih aman dikonsumsi adalah 100-2000 ppm atau 0,01-0,2. Nilai Acceptable Daily Intake ADI K-sorbat sebesar 25 mgkg BB Bredholt et al., 1999.

2. Tapioka

Agar untaian mie basah mentah tidak saling melekat satu sama lain, maka dilakukan penaburan atau pemupuran dengan tapioka. Tapioka merupakan pati amilum yang berasal dari umbi singkong Manihot utilissima POHL atau Manihot uscelenta Crantz. Menurut SNI 01-3451- 1994, tapioka adalah pati amilum yang diperoleh dari umbi kayu segar Manihot utilissima POHLManihot usulenta Crantz setelah melalui cara pengolahan tertentu Badan Standarisasi Nasional, 1994. Secara umum, syarat mutu tapioka dibagi menjadi 2 syarat yaitu syarat organoleptik dan syarat teknis. Syarat organoleptik tapioka yaitu sehat sound, tidak berbau apek atau bau asam, murni, dan tidak kelihatan ampas danatau benda asing, sedangkan syarat teknis tapioka menurut SNI 01-3451-1994 dapat dilihat pada Tabel 6 berikut ini. Tabel 6. Syarat mutu tapioka SNI 01-3451-1994 No. Kriteria Uji Satuan Persyaratan Mutu I Mutu II Mutu III 1 Kadar Air maksimum bb 15 15 15 2 Kadar Abu maksimum dihitung atas dasar bahan kering bb 0.60 0.60 0.60 3 Derajat Putih minimum BaSO 4 =100 bb 94.5 92.0 92.0 Kekentalan Engler 3-4 2.5-3 2.5 4 Cemaran Logam maksimum : 6.1 Timbal Pb 6.2 Tembaga Cu 6.3 Seng Zn 6.4 Raksa Hg mgkg mgkg mgkg mgkg 1 10 40 0.05 1 10 40 0.05 1 10 40 0.05 5 Arsen As maksimum mgkg 0.5 0.5 0.5 6 Cemaran Mikroba maksimum : 9.1 Angka lempeng total 9.2 E. coli 9.3 Kapang Kolonig Kolonig Kolonig 1.0 x 10 6 1.0 x 10 1 1.0 x 10 4 1.0 x 10 6 1.0 x 10 1 1.0 x 10 4 1.0 x 10 6 1.0 x 10 1 1.0 x 10 4

3. Garam Alkali

Garam alkali biasa digunakan sebagai bahan tambahan dalam pembuatan mie. Garam alkali ini berfungsi untuk mempercepat pembentukan gluten. Penggunaan senyawa tambahan ini akan meningkatkan pH mie sehingga mempunyai pH yang lebih tinggi yaitu 7.0 hingga 7.5. Selain itu penambahan senyawa ini meyebabkan warna mie menjadi lebih kuning dan menghasilkan flavor yang disukai oleh konsumen Astawan, 1999. Natrium karbonat, kalium karbonat dan garam fosfat merupakan bahan tambahan yang digunakan sebagai alkali dalam pembuatan mie. Senyawa karbonat apabila dipanaskan akan melepas CO 2 yang menyebabkan adonan menjadi mengembang. Sodium Tri Poly Phosphate Na 5 P 3 O 10 digunakan sebagai bahan pengikat air sehingga air yang terdapat di dalam adonan tidak menguap yang dapat menyebabkan permukaan adonan menjadi kering dan keras sebelum proses pembentukan adonan Astawan, 1999.

4. Hidrokoloid