79
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Karakteristik Rumah Tangga Responden
Rumah tangga yang menjadi responden dalam penelitian ini terdiri dari 60 kepala keluarga yang berasal dari masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan
Taman Wisata Alam Laut TWAL Pulau Weh. Rumah tangga yang menjadi responden dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu rumah tangga yang aktif dalam
kegiatan pariwisata sebanyak 30 orang dan rumah tangga yang tidak aktif dalam kegiatan pariwisata sebanyak 30 orang.
Karakteristik responden yang meliputi umur, pendidikan, jumlah anggota keluarga, dan pendapatan merupakan faktor yang dapat mempengaruhi tingkat
kesejahteraan keluarga. Karakteristik tersebut akan berpengaruh terhadap kegiatan, keterampilan, dan kemampuan responden dalam menelaah dan mengambil suatu
keputusan yang menyangkut dirinya, keluarga, dan lingkungan sekitarnya yang kesemuanya ini bertujuan untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik dan layak.
Tolok ukur nasional, usia penduduk yang kerja adalah mulai dari 10 tahun sampai 65 tahun, sedangkan secara internasional usia kerja adalah mulai 15 sampai
65 tahun. Semakin muda usia penduduk dalam memasuki dunia kerja bisa menjadi salah satu indikator bahwa kondisi sosial ekonominya berada di bawah garis
kemiskinan. Kesimpulan teoritis tersebut didasarkan pada asumsi bahwa semakin tinggi taraf hidup penduduk maka semakin tinggi pula kemampuan orang tua dalam
membiayai anak-anaknya terutama untuk tingkat pendidikan yang dicapai sehingga berpengaruh pada umur anak dalam memasuki dunia kerja. Umur akan
mempengaruhi kemampuan fisik dan cara berpikir dalam mengambil suatu
80
keputusan seseorang yang berhubungan dengan dirinya dan lingkungannya. Umur responden di daerah penelitian dapat mencerminkan pada kelompok umur mana
mayoritas usia responden yang bekerja sebagai nelayan, petani, dan sebagai pekerja yang terlibat dan memanfaatkan potensi pariwisata.
Berdasarkan hasil penelitian, komposisi umur responden terlihat adanya perbedaan yang tidak signifikan. Umur responden pada rumah tangga yang aktif
dalam kegiatan pariwisata relatif lebih muda dibanding responden yang tidak aktif dalam kegiatan pariwisata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur kepala
keluarga kedua kelompok responden ini tergolong dalam usia produktif, yaitu berkisar dari 28 sampai 52 tahun. Rata-rata umur kelompok responden yang aktif
dalam kegiatan pariwisata adalah 38 tahun, sedangkan untuk responden yang tidak aktif dalam kegiatan pariwisata rata-rata umurnya adalah 40 tahun. Proporsi
kelompok umur responden dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Distribusi Kelompok Umur Responden pada Rumah Tangga yang Aktif
dalam Kegiatan Pariwisata Pariwisata dan Rumah Tangga yang Tidak Aktif dalam Kegiatan Pariwisata Nonpariwisata
Umur Responden tahun
Pariwisata n=30
Nonpariwisata n=30
KK KK
28 – 32 33 – 37
38 – 42 43 – 47
48 – 52 9
8 5
4 4
30,00 26,67
16,67 13,33
13,33 2
8 10
5 5
6,66 26,67
33,33 16,67
16,67 Rata-rata umur
38 tahun 40 tahun
Sumber : Pengolahan Data Primer, 2006
Pengambilan keputusan merupakan satu hal yang sangat penting dalam setiap kegiatan , berhasil tidaknya suatu kegiatan tidak terlepas dari keputusan yang
diambil. Pengambil keputusan dalam rumah tangga biasanya ditentukan aleh kepala
81
keluarga yang dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan dan pengalaman. Makin tinggi pendidikan dan makin banyak pengalaman akan sangat berpengaruh pada
keputusan yang akan diambil agar sesuai dengan harapan. Pendidikan formal merupakan salah satu indikator sosial yang merupakan
tolok ukur untuk menentukan indeks kemajuan pembangunan suatu negara. Dan juga merupakan satu-satunya sistem pendidikan yang mendapat pengakuan secara
administrasi universal sebagai indikator tingkat pengetahuan dan keahlian seseorang. Tingkat pendidikan yang pernah diikuti oleh responden bervariasi mulai
dari 6 tahun atau tamat sekolah dasar sampai lulus perguruan tinggi. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh komposisi keadaan pendidikan respoden seperti terlihat
pada Tabel 10 berikut. Tabel 10. Keadaan pendidikan pada rumah tangga pariwisata - nonpariwisata
Pendidikan Responden tahun
Pariwisata n=30
Non Pariwisata n=30
KK KK
Sekolah Dasar 1-6 SLTP 7-9
SLTA 10 -12 PT 12
6 8
14 2
20 27
47 6
8 9
13 27
30 43
Rata-rata pendidikan 10
tahun
9
tahun Sumber : Pengolahan Data Primer, 2006
Tabel 10 di atas menunjukkan bahwa 47 responden yang terlibat dalam kegiatan pariwisata berpendidikan sekolah menengah lanjutan atas SLTA dan
sebanyak 6 responden lulusan perguruan tinggi, sedangkan pendidikan responden yang tidak terlibat dalam kegiatan pariwisata sebanyak 43 merupakan lulusan
sekolah menengah lanjutan atas dan tidak ada responden yang lulus perguruan tinggi.
Jumlah anggota keluarga merupakan jumlah seluruh dari anggota rumah tangga yang ditanggung oleh kepala keluarga. Besarnya tanggungan kepala
82
keluarga sangat ditentukan oleh jumlah anggota keluarga. Semakin banyak jumlah anggota keluarga maka semakin banyak pula biaya hidup rumah tangga tersebut,
sebaliknya semakin sedikit jumlah anggota keluarga maka semakin sedikit pula beban kepala rumah tangga. Di sisi lain jumlah anggota keluarga yang yang besar
juga merupakan sumber pendapatan apabila anggota keluarga tersebut bekerja dan pendapatannya ditambahkan ke dalam pendapatan rumah tangga.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 66,67 responden yang aktif dalam kegiatan pariwisata memiliki anggota keluarga 4 - 5 orang, sedangkan pada
kelompok yang tidak aktif dalam kegiatan pariwisata 53,34 dari total rumah tangga mempunyai 4 anggota keluarga. Bila dilihat dari rata-rata kedua kelompok
responden ini menunjukkan bahwa jumlah anggota rumah tangga tidak ada perbedaan yaitu masing-masing memiliki 4 anggota rumah tangga. Untuk melihat
komposisi jumlah anggota keluarga pada kedua kelompok responden ini dapat dilihat pada Tabel 11.
Table 11. Distribusi Jumlah Anggota Keluarga pada Rumah Tangga yang Aktif dalam Kegiatan Pariwisata dan Tidak Aktif dalam Kegiatan pariwisata
Jumlah Anggota Keluarga orang
Pariwisata
n=30
Nonpariwisata
n=30
KK KK
4 4 - 5
5 9
20 1
30,00 66,67
3,33 16
13 1
53,34 43,33
3,33 Rata-rata jumlah anggota
keluarga 4 orang
4 orang
Sumber : Pengolahan Data Primer, 2006
Pendapatan rumah tangga adalah seluruh pendapatan baik yang berasal dari kepala keluarga maupun dari anggota keluarga yang diterima oleh kepala keluarga
untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan rumah tangga yang aktif dalam kegiatan pariwisata sebagian besar
76,67 berpendapatan per kapita per bulan Rp. 216.666 - 433.333 dengan rata-
83
rata pendapatan per kapita per bulan Rp. 276.194. Sedangkan rumah tangga yang tidak aktif dalam kegiatan pariwisata sebagian besar 93,33 berpenghasilan per
kapita per bulan kurang dari Rp. 216.666 dengan rata-rata pendapatan per kapi ta per bulan Rp. 149.055. Kondisi ini menggambarkan pendapatan yang aktif pada
kegiatan pariwisata lebih besar dibanding dengan yang tidak aktif. Tabel 12. Keadaan Responden berdasarkan Pendapatan Rumah Tangga
Pendapatan per kpt bulan Rp
Pariwisata
n=30
Nonpariwisat a
n=30
KK KK
216.666 216.666 - 433.333
433.333 6
23 1
20 76,67
3,33 28
2 93,33
6,67 Rata-rata pendapatan per kpt per bln
276.194 149.055
Sumber : Pengolahan Data Primer, 2006
Ragam pekerjaan yang dilakukan oleh masyarakat yang aktif dalam kegiatan pariwisata di kawasan Taman Wisata Alam Laut TWAL Pulau Weh yakni
penyewaan penginapan, penyewaan perahu, penyewaan alat menyelam, penjualan souvenir, penjualan makanankue, rumah makanrestoran, dan pemandu pariwisata.
Dari sekian banyak kegiatan yang dilakukan oleh responden, maka usaha penyewaan penginapan yang memiliki penghasilan paling tinggi. Hal ini dikarenakan
usahanya lebih cepat menghasilkan uang dan tarif yang dipakai adalah sama, baik untuk wisatawan nusantara wisnu maupun wisatawan mancanegara wisman.
Rata-rata pendapatan rumah tangga yang aktif dalam kegiatan pariwisata dihitung berdasarkan rata-rata pendapatan yang diterima dari usaha penangkapan
ikan dan atau dari usaha perkebunan serta rata-rata pendapatan dari usaha dalam pemanfaatan obyek wisata. Sedangkan rata-rata pendapatan rumah tangga yang
tidak aktif dalam kegiatan pariwisata dihitung berdasarkan rata-rata pendapatan dari usaha penangkapan ikan dan atau dari usaha perkebunan.
84
Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan Program SPSS 12 dengan Pairet Sample t-Test diperoleh nilai t
hitung
= 8,437 dengan tingkat signifikan Sig. 2- tailed = 0,000 dengan df = 29, sehingga t
table
= 2,045 pada tingkat kepercayaan 95 atau significance level a = 0,05. Ini jelas bahwa t
hitung
t
table
, artinya bahwa terdapat perbedaan rata-rata pendapatan antara rumah tangga yang
aktif dalam kegiatan pariwisata dengan rumah tangga yang tidak aktif dalam kegiatan pariwisata. Rata rata pendapatan per kapita per bulan rumah tangga yang
aktif dalam kegiatan dalam pariwisata adalah sebesar Rp. 276.194,4 sedangkan rata-rata pendapatan per kapita per bulan rumah tangga yang tidak aktif dalam
kegiatan pariwisata adalah Rp. 149.360,9. Ini berarti bahwa rata-rata pendapatan per kapita per bulan rumah tangga yang aktif dalam kegiatan pariwisata lebih tinggi
dari pendapatan rata-rata per kapita per bulan rumah tangga yang tidak aktif dalam kegiatan pariwisata di kawasan Taman Wisata Alam Laut TWAL Pulau Weh.
Dengan adanya kegiatan pariwisata melalui pemanfaatan obyek wisata oleh masyarakat sekitar, terbukti dapat meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar
khususnya yang aktif dalam kegiatan pariwisata. Pemanfaatan potensi ini berdampak positif bagi masyarakat yang ingin meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan melalui lapangan usaha di sektor pariwisata yaitu dengan adanya kesempatan kerja dan berusaha berupa penyewaan penginapan, penyewaan
perahu, berdagang, restoranrumah makan, dan lain sebagainya.
85
5.2. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Masyarakat