Hidrologi Struktur Ekonomi Kota Sabang

4.4. Hidrologi

Kawasan Sabang walaupun dikelilingi oleh lautan namun persediaan air bersih tawar untuk masyarakatnya tercukupi. Hal ini dikerenakan adanya sumber-sumber air yang biasa dimanfaatkan yang berasal dari air tanah, air permukaan, dan mata air. Sumber-sumber mata air bersih tersebut antara lain: mata air Ule Kareung dan beberapa danau seperti Danau Aneuk Laot, Danau Paya Seunara, Danau Paya Karieng, Danau Paya Peuteupen, dan Danau Paya Seumusi. Danau Aneuk Laot mempunyai potensi yang cukup tinggi untuk menyuplai kebutuhan air bari Kota Sabang. Ini dikarenakan danau tersebut mempunyai luas 3 km 2 dengan kapasitas 7 tujuh juta ton air, serta debit airnya mencapai 28 liter per detik. Potensi lainnya adalah akan dibangunnya Waduk Paya Seunara. Sekarang ini pengelolaan air minum di Kota Sabang dilakukan oleh dua perusahaan, masing-masing oleh PDAM dan PT. Pelabuhan Indonesia cabang Sabang. Kapasitas air minum dapat memenuhi kebutuhan penduduk, kebutuhan industri, dan kebutuhan air kapal-kapal. Kebutuhan akan air bersih di Kawasan Taman Wisata Alam Laut TWAL Pulau Weh dipenuhi dengan memanfaatkan sumur-sumur air tanah. Terdapat beberapa sumur yang dimanfaatkan oleh masyarakat untuk kepentingan rumah tangga maupun untuk keperluan pariwisata. Rata-rata kedalaman muka air tanah di Kota Sabang sekitar 20 meter dan diperkirakan debitnya sekitar 3 literdetik. 4.5. Kondisi Sosial Ekonomi dan Sosial Budaya Masyarakat 4.5.1. Keadaan Pendudukan Kependudukan sangat berpengaruh dalam pembangunan karena penduduk sebagai pelaku sekaligus sasaran dari pembangunan yang sedang dilaksanakan. Jumlah penduduk bersifat dinamis yang merupakan hasil interaksi berbagai variabel sosial ekonomi. Migrasi penduduk mobilitas penduduk secara permanen masuk Kota Sabang satu setengah dasawarsa terakhir mengalami penurunan, hal ini sebagai akibat dari ditutupnya Sabang sebagai jalur pelabuhan dan perdagangan bebas. Kondisi ini akan berbalik, ketika melalui Undang-undang No. 37 Tahun 2000. Sabang ditetapkan kembali sebagai kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas. Dengan sendirinya perubahan ini telah mengidupkan kembali aktivitas perekonomian dan menarik minat penduduk untuk datang ke Kota Sabang. Jumlah penduduk Kota Sabang dari tahun ke tahun mengalami pertumbuhan yang relatif meningkat, jumlah penduduk tahun 1997 sebanyak 22.878 jiwa dan pada tahun 2003 naik cukup besar menjadi 28.657 jiwa. Dengan luas wilayah 153 km 2 Kota Sabang memiliki penduduk berjumlah 28.657 jiwa dengan kepadatan penduduk 188 jiwa per kilometer persegi. Penduduk Kota Sabang yang tergolong dalam usia muda yaitu penduduk yang berumur 0-14 tahun berjumlah 27,20 persen 7.782 jiwa. Sebagian besar penduduk berada pada usia produktif yaitu yang berumur 15-64 tahun adalah sebesar 69,70 persen 19.978 jiwa dan hanya 3,10 persen 887 jiwa penduduk yang berusia 65 tahun atau lebih. Dilihat dari jenis kelamin komposisi penduduk Kota Sabang cukup seimbang, yaitu 14.695 jiwa untuk penduduk yang berjenis kelamin laki-laki dan 13.962 jiwa penduduk yang perempuan Tabel 6. Tabel 6. Perkembangan Jumlah Penduduk Kota Sabang Tahun Kecamatan Total Sukajaya Sukakarya Jumlah Jumlah 2000 2001 2002 2003 2004 10.178 10.637 11.152 12.348 13.408 17,63 18,43 19,31 21,40 23,23 13.476 13.739 14.110 14.157 15.249 19,05 19,42 19,95 20,02 21,56 23.654 24.376 25.262 26.505 28.657 18,41 18,98 19,67 20,63 22,31 Sumber: Kota Sabang Dalam Angka BPS 2004 Berdasarkan Tabel 6 pertumbuhan penduduk tahun 2004 untuk Kecamatan Sukajaya adalah 8,58 sedangkan untuk Kecamatan Sukakarya yaitu 7,71. Secara keseluruhan total pertumbuhan penduduk dari tahun 2000 sampai 2004 adalah 8,11. Dari data yang ada, untuk tingkat kepadatan penduduk di sekitar Taman Wisata Alam Laut TWAL Pulau Weh merupakan wilayah yang cukup jarang penduduknya dengan tingkat kepadatan adalah sebesar 78 orangkm 2 . angka ini merupakan angka tingkat kepadatan cukup jauh di bawah rata-rata tingkat kepadatan penduduk Kecamatan Sukakarya yang sebesar 178 orangkm 2 . Perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dan jumlah penduduk perempuan tidaklah terlalu jauh bedanya, yaitu jumlah penduduk laki-laki adalah sebesar 191 orang sedangkan jumlah penduduk perempuan adalah sebesar 189 orang. Hal ini lebih lanjut ditunjukkan dengan rasio jenis kelamin yang sebesar 101,1 sehingga dapat disimpulkan bahwa perbandingan jumlah tersebut tidaklah jauh berbeda.

4.5.2. Pekerjaan dan Mata Pencaharian

Kompos isi distribusi penduduk menurut lapangan usahapekerjaan pada tahun 2004 yang bermatapencaharian kepala keluarga terbesar adalah tenaga pertanian yaitu 29,49 2.167 kepala keluarga. Selanjutnya diikuti oleh tenaga pegawai yang terdiri dari 1.583 kepala keluarga atau 21,54. Sedangkan yang bermatapencaharian terkecil adalah dari tenaga jasa, yaitu hanya 3,42 251 kepala keluarga dari total kepala keluarga di Kota Sabang. Distribusi kepala keluarga menurut mata pencaharian di Kota Sabang dapat dilihat pada Tabel 7 berikut: Tabel 7. Jumlah Kepala Keluarga Menurut Mata Pencaharian dan Kecamatan di Kota Sabang tahun 2004 Uraian Kecamatan Jumlah Persentase Sukajaya Sukakarya Pertanian Perikanan Buruh Perdagangan Jasa Angkutan Pegawai Lainnya 521 510 310 269 198 246 324 452 1.646 196 218 165 53 57 1.259 925 2.167 706 528 434 251 303 1.583 1.377 29,49 9,61 7,18 5,91 3,42 4,12 21,54 18,74 Jumlah 2.830 4.519 7.349 100 Sumber: Sabang Dalam Angka, 2004

4.5.3. Sosial Budaya

Penerapan syariat islam di seluruh Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, termasuk di dalamnya Kawasan Sabang memberikan nuansa keagamaan yang cukup kental didalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Dengan adanya penerapan syariat islam tersebut bukan suatu hambatan terhadap kepariwisataan di Taman Wisata Alam Laut TWAL Pulau Weh ini, bahkan dipandang sebagai suatu ciri khas dan keunikan tersendiri dari kepariwisataan di Kota Sabang.

4.6. Struktur Ekonomi Kota Sabang

Dua sektor ekonomi yang memberikan kontribusi besar dalam perekonomian Kota Sabang untuk tahun 2003 terhadap pembentukan PDRB atas dasar harga berlaku, yaitu sektor perdagangan, hotel restoran. Sektor perdagangan, hotel restoran merupakan penyumbang terbesar terhadap PDRB Kota Sabang yang memberi kontribusi sebesar Rp.36.365.050.000 atau 22,96. Sedangkan untuk sektor bangunan kontruksi yang merupakan penyumbang terbesar kedua terhadap PDRB Kota Sabang berkontribusi sebesar Rp.34.519.250.000 atau sebesar 21,79 dari total PDRB Kota Sabang tahun 2003. Berdasarkan hasil perhitungan analisis karakteristik kawasan ekonomi dengan menggunakan analisis Location Quotient LQ, diperoleh bahwa sektor pertanian, pertambangan penggalian, industri pengolahan serta sektor pengangkutan komunikasi memiliki nilai LQ 1. Artinya bahwa untuk keempat sektor tersebut Kota Sabang cenderung masih memerlukan impor dari daerah lain untuk memenuhi kebutuhannya. Sedangkan untuk sektor perdagangan, hotel restoran merupakan sektor basis karena nilai Location Quotient LQ 1 yaitu 1,53 begitu juga dengan sektor bangunan, jasa dan keuangan, persewaan jasa perusahaan. Nilai Location Quotient LQ tersaji dalam Tabel 8 berikut: Tabel 8. Nilai Location Quotient LQ Kota Sabang Tahun 2003 Sektor LQ Pertanian Pertambangan Penggalian Industri Pengolahan Bangunan Perdagangan, Hotel Restoran Pengangkutan Komunikasi Keuangan, Persewaan Perusahaan Jasa-jasa 0,71 0,04 0,36 6,45 1,53 0,82 2,54 4,28 Sumber: RTRW Kota Sabang 2004-2014 Kontribusi dari sektor pariwisata dalam perekonomian Kota Sabang tidak terlihat secara langsung karena sektor ini merupakan bagian dari sektor-sektor lain. Beberapa sublapangan usaha yang mencakup dalam sektor pariwisata seperti lapangan usaha perdagangan, hotel dan restoranrumah makan di kawasan wisata untuk sektor perdagangan, hotel restoran. Dari sektor jasa seperti lapangan usaha hiburan dan kebudayaan. Sedangkan dari sektor pengangkutan komunikasi seperti transportasi darat, transportasi laut dan transportasi udara turut andil dalam sektor pariwisata melalui kemudahan akses bagi wisatawan untuk mencapai kawasan wisata.

4.7. Struktur Ekonomi di Sekitar Kawasan TWAL Pulau Weh