Analisis Uji beda Pendapatan Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Pendapatan Masyarakat

49 pertanyaan, sedangkan data sekunder didapat dari sumber bahan dokumentasi, hasil penelitian dan sebagainya. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode survei yaitu metode yang bertujuan untuk mengumpulkan data dari sejumlah variabel dari sekelompok masyarakat melalui wawancara langsung dan berpedoman pada daftar pertanyaan kuesioner yang telah disiapkan sebelumnya Singarimbun, 1995. Sedangkan data sekunder diperoleh dikumpulkan dari pihak-pihak seperti Badan Pasat Statistik, Dinas Pariwisata, dan pihak terkait lainnya. Data yang dikumpulkan meliputi gambaran umum daerah penelitian, dan data kunjungan wisatawan ke kawasan wisata Kota Sabang, dan lain-lain. Pengumpulan data dilakukan dengan memanfaatkan data sekunder yang ada. 3.5. Metode Analisis 3.5.1. Analisa Deskriptif Analisis ini untuk mengetahui kondisi gambaran umum lokasi penelitian, data kondisi sosial ekonomi dan budaya masyarakat lokalmasyarakat setempat berkaitan dengan pemanfaatan sumber daya wilayah, dilakukan terhadap data primer pengamatan lapangan dan wawancara maupun data sekunder yang diperoleh dari instansi yang terkait dengan penelitian ini. Untuk kondisi dan potensi sumber daya yang ada dilakukan dengan analisis deskriptif dari hasil pengamatan lapangan dan data hasil penelitian sebelumnya yang masih relevan.

3.5.2. Analisis Uji beda Pendapatan

Analisis terhadap perbedaan pendapatan masyarakat pariwisata dan non pariwisata dilakukan analisis uji beda rata-rata. Analisis ini dimaksud untuk mengetahui 50 apakah ada perbedaan pendapatan secara signifikan antara rumahtangga yang aktif dalam kegiatan pariwisata dan rumahtangga yang tidak aktif dalam kegiatan pariwisata. Pengujian hipotesis : H : 1 Y = 2 Y , rata-rata pendapatan responden yang aktif dalam kegiatan pariwisata sama dengan tingkat pendapatan rumahtangga yang tidak aktif dalam kegiatan pariwisata. H 1 : 1 Y 2 Y , rata-rata pendapatan responden yang aktif dalam kegiatan pariwisata lebih besar dari pada tingkat pendapatan rumahtangga yang tidak aktif dalam kegiatan pariwisata. Kriteria pengujian : Jika t hitung = t tabel pada taraf kepercayaan 95 a = 0,05 maka terima H dan tolak H 1. sedangkan jika t hitung t tabel maka terima H 1 dan tolak H 0. Secara matematis dapat dirumuskan : 2 1 2 2 1 1 1 n n S Y Y t hitung + − = 2 1 1 2 1 2 2 2 1 2 2 2 − + − + − = n n n S n S S 100 X Y S KV = Dimana: 1 Y = nilai rata-rata contoh pendapatan rumahtangga yang aktif dalam kegiatan pariwisata 2 Y = nilai rata-rata contoh pendapatan rumahtangga yang tidak aktif dalam kegiatan pariwisata S 1 = varians pendapatan rumahtangga yang aktif dalam kegiatan pariwisata Sp 2 = varians pendapatan rumahtangga yang aktif dalam kegiatan pariwisata dan rumahtangga yan g tidak aktif dalam kegiatan pariwisata KV = Koefisien variasi a = 0,05 51

3.5.3. Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Pendapatan Masyarakat

Untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pendapatan masyarakat lokalmasyarakat setempat digunakan pendekatan bentuk fungsi regresi. Menurut Sumodiningrat 1994, fungsi regresi terdiri dari regresi linier berganda, regresi log-Linier double-log, dan regresi semilog. dari ketiga bentuk fungsi regresi tersebut akan dipilih fungsi yang cocok yang sesuai dengan beberapa kriteria yang ada dalam teori ekonomi, seperti goodness of fit dan kesederhanaan. Tidak ada aturan yang pasti untuk menentukan bahwa suatu bentuk fungsi adalah yang paling cocok pada masalah tertentu. Namun harus memperhatikan beberapa kriteria umum, yakni: 1. Kriteria pertama dan terpenting adalah dalam memilih bentuk fungsi harus memakai basis teori ekonomi. Pada hakekatnya, tujuan ekonometri adalah memberi isi empiris teori ekonomi. Kalau pemilihan bentuk fungsi hanya berdasarkan pada “keindahan” bentuknya saja, tanpa pembenaran secara teoritis maka yang diperoleh hanya sekedar “suatu pengukuran tanpa teori”. Pendekatan semacam ini akan menghasilkan model yang tidak ada artinya absurd bukan analisis ekonometri. 2. Bila terdapat dua bentuk fungsional yang cocok dan bisa menjelaska suatu masalah dengan sama baiknya, maka lebih baik memilih bentuk yang paling sederhana. Walaupun tidak selalu bisa ditentukan bentuk mana yang paling sederhana, namun masuk akal untuk mengatakan bahwa semakin sedikit jumlah parameternya maka berarti semakin sederhana bentuk suatu fungsi. 3. Bentuk fungsi harus mencakup fit data dengan sebaik-baiknya, model akan dihasilkan akan memiliki kekuatan prediksi yang baik. Kriteria ketiga ini disebut kriteria goodness of fit yang didasarkan pada nilai R 2 . semakin besar R 2 , maka semakin banyak proporsi variasi variabel terikat dependent variable yang bisa dijelaskan oleh variasi variabel-variabel bebas independent variable. Jika bentuk fungsi “log-log” yang dipilih, R 2 mengukur proporsi dari variasi logaritma Y tidak sama 52 dengan proporsi dari variasi Y, maka harus dihitung antilog dari nilai log Y kemudian baru dicari koefisien determinasi R 2 . Koefisien inilah yang menjadi perbandingan dengan R 2 dari bentuk fungsi Y tanpa logaritma. Ø Model regresi linier berganda rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: ε β β β β β β β α + + + + + + + + = 7 7 6 6 5 5 4 4 3 3 2 2 1 1 X X X X X X X Y Pada pendugaan model regresi dengan OLS tersebut, maka asumsi-asumsi yang dipakai sebagai berikut: 1. peubah X bersifat tetap fixed, maka E Xe = 0 2. tidak ada hubungan linier antara dua atau lebih peubah-peubah bebas non- collinearity 3. rataan galat error saling menghapuskan, E e = 0 4. bagian galat error bersifat tersebar bebas tidak berkorelasi dan ragam variance yang konstan homokedastis : E ee’ = s 2 Ø Model semilog terdiri dari dua bentuk model, yaitu: 1. ε α α α α α α α α + + + + + + + + = 7 7 6 6 5 5 4 4 3 3 2 2 1 1 X X X X X X X LnY 2. ε β β β β β β β β + + + + + + + + = 7 7 6 6 5 5 4 4 3 3 2 2 1 1 LnX LnX LnX LnX LnX LnX LnX Y Pada model pertama terlihat bahwa slope a 1 mengukur perubahan proporsional Y sebagai akibat perubahan absolut X, artinya bahwa perubahan jumlah X secara absolut mengakibatkan Y berubah secara proporsional atau secara persentase yang konstan, model ini desebut juga model pertumbuhan konstan constant growth model. Pada model kedua, koefisien ß 1 mengukur perubahan absolut nilai rerata Y sebagai perubahan X dengan proporsi tertentu. Model ini sesuai untuk menganalisis perubahan Y secara absolut. 53 Ø Model Double-Log atau Log Linier secara matematis dapat dilulis sebagai berikut: ε β β β β β β β α + + + + + + + + = 7 7 6 6 5 5 4 4 3 3 2 2 1 1 LnX LnX LnX LnX LnX LnX LnX Ln LnY Model log linier memiliki dua sifat khusus, yaitu: 1. Model ini mengasumsikan bahwa koefisien elasisitas antara Y dan X yaitu ß adalah konstan. Model ini disebut “model elastisitas konstan” constant elasticity model, 2. Walaupun α dan β merupakan penaksiran-penaksiran yang tidak bias terhadap a dan ß, namun “antilog” nya yaitu α merupakan penaksiran yang bias biased estimator. Meskipun demikian, α merupakan penaksiran yang konsisten bagi a . biasanya analisis ekonomi difokuskan pada slope, yakni ß 1 sehingga tidak perlu dirisaukan meskipun a merupakan penaksiran yang bias. Fungsi regresi tersebut digunakan untuk menganalisis pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Analisis ini akan diuji pada kelompok rumah tangga yang aktif dalam kegiatan pariwisata dan kelompok rumah tangga yang tidak aktif dalam kegiatan pariwisata. Pada analisis ke dua kelompok responden ini nilai pendapatan Y dipandang sebagai peubah tak bebas dependent variable, sedangkan umur, tingkat pendidikan, jumlah anggota keluarga, pengeluarankonsumsi, jarak dari lokasi usaha, dan curahan waktu kerja sebagai peubah bebas independent variable. Untuk mengetahui pengaruh dari kegiatan pariwisata terhadap masyarakat sekitar TWAL Pulau Weh juga dilakukan analisis serupa, pada analisis ini kedua kelompok responden digabung. Variabel-variabel yang diuji meliputi umur, tingkat pendidikan, jumlah anggota keluarga, pengeluarankonsumsi, jarak dari lokasi usaha, curahan waktu kerja , dan keikutsertaan responden dalam memanfaatkan potensi obyek wisata variabel dummy. 54 Dimana : Y = pendapatan rumah tangga Rpkapitabulan X 1 = umur kepala keluarga tahun X 2 = tingkat pendidikan kepala keluarga tahun X 3 = jumlah anggota keluarga orang X 4 = tingkat pengeluarankonsumsi rumahtangga Rp kapitabulan X 5 = jarak dari lokasi TWAL Pulau Weh km X 6 = curahan waktu kerja kepala keluarga jambulan D = dummy keikutsertaan responden dalam kegiatan pariwisata =1, jika aktif dalam kegiatan pariwisata = 0, jika tidak aktif dalam kegiatan pariwisata a = konstanta ß 1 - ß 7 = koefisien regresi e = error term Untuk tingkat kepercayaan level of significant a, maka kriteria yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah: jika F hitung = F tabel pada level a= 0.05 maka kegiatan pariwisata di TWAL Pulau Weh berpengaruh terhadap pendapatan masyarakat sekitar kawasan. Jika F hitung F tabel pada level a= 0.05 maka kegiatan pariwisata di TWAL Pulau Weh tidak berpengaruh terhadap pendapatan masyarakat sekitar kawasan.

3.5.4. Analisis Tingkat Kesejahteraan Masyarakat