Tingkat Pendapatan Per kapita Rumah tangga

94 pendidikan keluarga, tingkat kesehatan keluarga, kondisi perumahan keluarga, dan fasilitas rumah keluarga.

5.3.1. Tingkat Pendapatan Per kapita Rumah tangga

Dengan berkembangnya kegiatan pariwisata diharapkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat di sekitar kawasan dengan kegiatan-kegiatan yeng berhubungan dengan pemanfaatan potensi objek wisata, seperti penyewaan penginapan, penyewaan perahu, penjualan souvenir, dan lain sebagainya. Begitu juga yang terjadi pada masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan Taman Wisata Alam Laut TWAL Pulau Weh, diharapkan dengan adanya potensi dan kegiatan kepariwisataan di kawasan tersebut maka akan meningkatkan pendapatan masyarakat melalui penyediaan lapangan kerja baru. Besarnya tingkat pendapatan per kapita dapat dipakai sebagai salah satu indikator untuk melihat tingkat kesejahteraan rumah tangga. Berdasarkan hasil penelitian bahwa pendapatan rumah tangga yang aktif dalam kegiatan pariwisata lebih besar dari pada rumah tangga yang tidak aktif dalam kegiatan pariwisata. Tingkat pendapatan pada penelitian ini dilihat dari dua sumber, yakni sumber pendapatan utama dan sumber pendapatan tambahan. Untuk kelompok masyarakat yang aktif dalam kegiatan pariwisata, sumber pendapatan selain berasal dari aktifitasnya di kepariwisataan penyewaan penginapan, penjualan souvenir, penyewaan perahu dan lain-lain juga dari kegiatan nelayan dan atau perkebunan kelapa, cengkeh, kakao, dan lain-lain. Sedangkan untuk masyarakat yang tidak aktif dalam kegiatan pariwisata, pendapatannya berasal dari kegiatan nelayan dan atau perkebunan. 95 Rata-rata pendapatan rumah tangga yang aktif dalam kegiatan pariwisata adalah Rp.276.194 per kapita per bulan dengan rata-rata pendapatan per bulannya Rp. 1.082.500. Sedangkan rata-rata pendapatan rumah tangga yang tidak aktif dalam kegiatan pariwisata adalah Rp.149.360 per kapita per bulan dengan pendapatan rata-rata per bulannya adalah Rp. 534.166,6 . Masyarakat yang aktif dalam kegiatan pariwisata mempunyai pendapatan yang lebih tinggi dari pada pendapatan rumah tangga yang tidak aktif dalam kegiatan pariwisata. Hal ini disebabkan adanya lapangan usaha baru bagi masyarakat yang aktif dalam kegiatan pariwisata disamping pekerjaannya di usaha tani dan perikanan. Berdasarkan Table 17 terlihat bahwa responden yang aktif dalam kegiatan pariwisata memiliki pendapatan per kapita per bulan lebih baik dari pada responden yang tidak aktif dalam kegiatan pariwisata. Pada tingkat pendapatan per kapita antara Rp. 216.666 sampai Rp. 433.333, kelompok masyarakat yang aktif dalam kegiatan pariwisata sebanyak 77 dibanding kelompok masyarakat yang tidak aktif dalam kegiatan pariwisata, yaitu hanya 7. Kelompok masyarakat yang tidak aktif dalam pariwisata dominan berpenghasilan di bawah Rp. 216.666, yaitu sebanyak 93 dan tidak ada yang berpenghasilan di atas Rp. 433.333. Hal ini berbeda dengan kelompok masyarakat yang aktif dalam kegiatan pariwisata, hanya 20 yang berpenghasilan di bawah Rp. 216.666 dan 3 yang berpenghasilan di atas Rp. 433.333. Distribusi pendapatan per kapita per bulan kedua kelompok masyarakat di Taman Wisata Alam TWAL Pulau Weh dapat dilihat pada Table 16. 96 Tabel 16. Distribusi Tingkat Pendapatan Rumah Tangga Pariwisata Aktif dalam Kegiatan pariwisata dan Rumah Tangga Nonpariwisata Tidak Aktif dalam Kegiatan Pariwisata Aktifitas Responden Tingkat Pendapatan Jumlah Sampel Tinggi 433.333 Sedang 216.666 – 433.333 Rendah 216.666 Jumlah Jumlah Jumlah Pariwisata Nonpariwisata 1 3,33 0,00 23 2 76,67 6,67 6 28 20,00 93,33 30 30 Jumlah 1 25 34 60 Sumber: Pengolahan Data Primer, 2006 Dengan menggunakan uji Khi-Kuadrat 2 χ , dengan kaidah keputusan yaitu jika 2 χ hitung = 2 χ table artinya signifikan, begitu juga sebaliknya. Berdasarkan hasil analisis diperoleh 2 χ hitung = 32,87 sedangkan 2 χ table = 5,99 pada tingkat kepercayaan a=0,05. Artinya bahwa 2 χ hitung = 2 χ table , maka ada perbedaan yang signifikan antara pendapatan rumah tangga yang aktif dan pendapatan rumah tangga yang tidak aktif dalam kegiatan pariwisata. Hal ini menunjukkan bahwa rumah tangga yang memanfaatkan potensi pariwisata seperti penyewaan penginapan, restoran, pedagang cinderamata, dan penyewaan perahu baik yang dilakukan baik oleh kepala keluarga maupun anggota keluarga yang lain mempunyai pendapatan yang tinggi dari pada rumah tangga yang tidak memanfaatkan potensi pariwisata. Artinya bahwa dengan adanya lapangan usaha baru berupa pemanfaatan potensi pariwisata memberikan dampak positif bagi nelayan dan petani di sekitar Taman Wisata Alam Laut TWAL Pulau Weh karena dapat menyediakan lapangan pekerjaan dan berdampak pada peningkatan pendapatan masyarakat setempat. 97

5.3.2. Tingkat PengeluaranKonsumsi