Jenis dan Cara Pe ngumpulan Data Definisi Operasional

48 menetap di sekitar kawasan Taman Wisata Alam Laut TWAL Pulau Weh, baik yang memanfaatkan potensi wisata aktif dalam kegiatan pariwisata maupun yang tidak memanfaatkan potensi wisata tidak aktif dalam kegiatan pariwisata. Sampelnya terdiri dari kepala keluarga beserta keluarga yang tinggal dalam satu rumah. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random sampling yang merupakan cara pengambilan sampel dari anggota populasi dengan menggunakan acak tanpa memperhatikan tingkatan dalam anggota populasi tersebut. Teknik ini termasuk dalam probability sampling, yaitu teknik pengambilan sampel untuk memberikan peluang yang sama pada setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel Riduwan, 2004. Sampelresponden dalam penelitian ini terdiri dari dua kelompok, yaitu rumahtangga yang aktif dalam kegiatan pariwisata dan rumahtangga yang tidak aktif dalam kegiatan pariwisata. Jumlah sampelresponden yang diambil adalah 30 rumahtangga yang aktif dalam kegiatan pariwisata dan 30 rumahtangga yang tidak aktif dalam kegiatan pariwisata. Menurut Umar 2004, umumnya ukuran minimum sampel yang harus diambil dalam suatu penelitian didasarkan pada desain penelitian yang digunakan. Untuk metode penelitian deskriptif-kolerasional jumlah minimum sampel 30 subjek orang sudah mewakili populasi.

3.4. Jenis dan Cara Pe ngumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer meliputi: umur responden, tingkat pendidikan, jumlah anggota keluarga, pengeluaran rumahtangga, pendapatan rumahtangga, jarak dari lokasi usaha, curahan waktu, dan keikutsertaan responden dalam kegiatan pariwisata. Pengumpulan data primer diperoleh melalui wawancara langsung yang berpedoman pada daftar 49 pertanyaan, sedangkan data sekunder didapat dari sumber bahan dokumentasi, hasil penelitian dan sebagainya. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode survei yaitu metode yang bertujuan untuk mengumpulkan data dari sejumlah variabel dari sekelompok masyarakat melalui wawancara langsung dan berpedoman pada daftar pertanyaan kuesioner yang telah disiapkan sebelumnya Singarimbun, 1995. Sedangkan data sekunder diperoleh dikumpulkan dari pihak-pihak seperti Badan Pasat Statistik, Dinas Pariwisata, dan pihak terkait lainnya. Data yang dikumpulkan meliputi gambaran umum daerah penelitian, dan data kunjungan wisatawan ke kawasan wisata Kota Sabang, dan lain-lain. Pengumpulan data dilakukan dengan memanfaatkan data sekunder yang ada. 3.5. Metode Analisis 3.5.1. Analisa Deskriptif Analisis ini untuk mengetahui kondisi gambaran umum lokasi penelitian, data kondisi sosial ekonomi dan budaya masyarakat lokalmasyarakat setempat berkaitan dengan pemanfaatan sumber daya wilayah, dilakukan terhadap data primer pengamatan lapangan dan wawancara maupun data sekunder yang diperoleh dari instansi yang terkait dengan penelitian ini. Untuk kondisi dan potensi sumber daya yang ada dilakukan dengan analisis deskriptif dari hasil pengamatan lapangan dan data hasil penelitian sebelumnya yang masih relevan.

3.5.2. Analisis Uji beda Pendapatan

Analisis terhadap perbedaan pendapatan masyarakat pariwisata dan non pariwisata dilakukan analisis uji beda rata-rata. Analisis ini dimaksud untuk mengetahui 50 apakah ada perbedaan pendapatan secara signifikan antara rumahtangga yang aktif dalam kegiatan pariwisata dan rumahtangga yang tidak aktif dalam kegiatan pariwisata. Pengujian hipotesis : H : 1 Y = 2 Y , rata-rata pendapatan responden yang aktif dalam kegiatan pariwisata sama dengan tingkat pendapatan rumahtangga yang tidak aktif dalam kegiatan pariwisata. H 1 : 1 Y 2 Y , rata-rata pendapatan responden yang aktif dalam kegiatan pariwisata lebih besar dari pada tingkat pendapatan rumahtangga yang tidak aktif dalam kegiatan pariwisata. Kriteria pengujian : Jika t hitung = t tabel pada taraf kepercayaan 95 a = 0,05 maka terima H dan tolak H 1. sedangkan jika t hitung t tabel maka terima H 1 dan tolak H 0. Secara matematis dapat dirumuskan : 2 1 2 2 1 1 1 n n S Y Y t hitung + − = 2 1 1 2 1 2 2 2 1 2 2 2 − + − + − = n n n S n S S 100 X Y S KV = Dimana: 1 Y = nilai rata-rata contoh pendapatan rumahtangga yang aktif dalam kegiatan pariwisata 2 Y = nilai rata-rata contoh pendapatan rumahtangga yang tidak aktif dalam kegiatan pariwisata S 1 = varians pendapatan rumahtangga yang aktif dalam kegiatan pariwisata Sp 2 = varians pendapatan rumahtangga yang aktif dalam kegiatan pariwisata dan rumahtangga yan g tidak aktif dalam kegiatan pariwisata KV = Koefisien variasi a = 0,05 51

3.5.3. Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Pendapatan Masyarakat

Untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pendapatan masyarakat lokalmasyarakat setempat digunakan pendekatan bentuk fungsi regresi. Menurut Sumodiningrat 1994, fungsi regresi terdiri dari regresi linier berganda, regresi log-Linier double-log, dan regresi semilog. dari ketiga bentuk fungsi regresi tersebut akan dipilih fungsi yang cocok yang sesuai dengan beberapa kriteria yang ada dalam teori ekonomi, seperti goodness of fit dan kesederhanaan. Tidak ada aturan yang pasti untuk menentukan bahwa suatu bentuk fungsi adalah yang paling cocok pada masalah tertentu. Namun harus memperhatikan beberapa kriteria umum, yakni: 1. Kriteria pertama dan terpenting adalah dalam memilih bentuk fungsi harus memakai basis teori ekonomi. Pada hakekatnya, tujuan ekonometri adalah memberi isi empiris teori ekonomi. Kalau pemilihan bentuk fungsi hanya berdasarkan pada “keindahan” bentuknya saja, tanpa pembenaran secara teoritis maka yang diperoleh hanya sekedar “suatu pengukuran tanpa teori”. Pendekatan semacam ini akan menghasilkan model yang tidak ada artinya absurd bukan analisis ekonometri. 2. Bila terdapat dua bentuk fungsional yang cocok dan bisa menjelaska suatu masalah dengan sama baiknya, maka lebih baik memilih bentuk yang paling sederhana. Walaupun tidak selalu bisa ditentukan bentuk mana yang paling sederhana, namun masuk akal untuk mengatakan bahwa semakin sedikit jumlah parameternya maka berarti semakin sederhana bentuk suatu fungsi. 3. Bentuk fungsi harus mencakup fit data dengan sebaik-baiknya, model akan dihasilkan akan memiliki kekuatan prediksi yang baik. Kriteria ketiga ini disebut kriteria goodness of fit yang didasarkan pada nilai R 2 . semakin besar R 2 , maka semakin banyak proporsi variasi variabel terikat dependent variable yang bisa dijelaskan oleh variasi variabel-variabel bebas independent variable. Jika bentuk fungsi “log-log” yang dipilih, R 2 mengukur proporsi dari variasi logaritma Y tidak sama 52 dengan proporsi dari variasi Y, maka harus dihitung antilog dari nilai log Y kemudian baru dicari koefisien determinasi R 2 . Koefisien inilah yang menjadi perbandingan dengan R 2 dari bentuk fungsi Y tanpa logaritma. Ø Model regresi linier berganda rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: ε β β β β β β β α + + + + + + + + = 7 7 6 6 5 5 4 4 3 3 2 2 1 1 X X X X X X X Y Pada pendugaan model regresi dengan OLS tersebut, maka asumsi-asumsi yang dipakai sebagai berikut: 1. peubah X bersifat tetap fixed, maka E Xe = 0 2. tidak ada hubungan linier antara dua atau lebih peubah-peubah bebas non- collinearity 3. rataan galat error saling menghapuskan, E e = 0 4. bagian galat error bersifat tersebar bebas tidak berkorelasi dan ragam variance yang konstan homokedastis : E ee’ = s 2 Ø Model semilog terdiri dari dua bentuk model, yaitu: 1. ε α α α α α α α α + + + + + + + + = 7 7 6 6 5 5 4 4 3 3 2 2 1 1 X X X X X X X LnY 2. ε β β β β β β β β + + + + + + + + = 7 7 6 6 5 5 4 4 3 3 2 2 1 1 LnX LnX LnX LnX LnX LnX LnX Y Pada model pertama terlihat bahwa slope a 1 mengukur perubahan proporsional Y sebagai akibat perubahan absolut X, artinya bahwa perubahan jumlah X secara absolut mengakibatkan Y berubah secara proporsional atau secara persentase yang konstan, model ini desebut juga model pertumbuhan konstan constant growth model. Pada model kedua, koefisien ß 1 mengukur perubahan absolut nilai rerata Y sebagai perubahan X dengan proporsi tertentu. Model ini sesuai untuk menganalisis perubahan Y secara absolut. 53 Ø Model Double-Log atau Log Linier secara matematis dapat dilulis sebagai berikut: ε β β β β β β β α + + + + + + + + = 7 7 6 6 5 5 4 4 3 3 2 2 1 1 LnX LnX LnX LnX LnX LnX LnX Ln LnY Model log linier memiliki dua sifat khusus, yaitu: 1. Model ini mengasumsikan bahwa koefisien elasisitas antara Y dan X yaitu ß adalah konstan. Model ini disebut “model elastisitas konstan” constant elasticity model, 2. Walaupun α dan β merupakan penaksiran-penaksiran yang tidak bias terhadap a dan ß, namun “antilog” nya yaitu α merupakan penaksiran yang bias biased estimator. Meskipun demikian, α merupakan penaksiran yang konsisten bagi a . biasanya analisis ekonomi difokuskan pada slope, yakni ß 1 sehingga tidak perlu dirisaukan meskipun a merupakan penaksiran yang bias. Fungsi regresi tersebut digunakan untuk menganalisis pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Analisis ini akan diuji pada kelompok rumah tangga yang aktif dalam kegiatan pariwisata dan kelompok rumah tangga yang tidak aktif dalam kegiatan pariwisata. Pada analisis ke dua kelompok responden ini nilai pendapatan Y dipandang sebagai peubah tak bebas dependent variable, sedangkan umur, tingkat pendidikan, jumlah anggota keluarga, pengeluarankonsumsi, jarak dari lokasi usaha, dan curahan waktu kerja sebagai peubah bebas independent variable. Untuk mengetahui pengaruh dari kegiatan pariwisata terhadap masyarakat sekitar TWAL Pulau Weh juga dilakukan analisis serupa, pada analisis ini kedua kelompok responden digabung. Variabel-variabel yang diuji meliputi umur, tingkat pendidikan, jumlah anggota keluarga, pengeluarankonsumsi, jarak dari lokasi usaha, curahan waktu kerja , dan keikutsertaan responden dalam memanfaatkan potensi obyek wisata variabel dummy. 54 Dimana : Y = pendapatan rumah tangga Rpkapitabulan X 1 = umur kepala keluarga tahun X 2 = tingkat pendidikan kepala keluarga tahun X 3 = jumlah anggota keluarga orang X 4 = tingkat pengeluarankonsumsi rumahtangga Rp kapitabulan X 5 = jarak dari lokasi TWAL Pulau Weh km X 6 = curahan waktu kerja kepala keluarga jambulan D = dummy keikutsertaan responden dalam kegiatan pariwisata =1, jika aktif dalam kegiatan pariwisata = 0, jika tidak aktif dalam kegiatan pariwisata a = konstanta ß 1 - ß 7 = koefisien regresi e = error term Untuk tingkat kepercayaan level of significant a, maka kriteria yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah: jika F hitung = F tabel pada level a= 0.05 maka kegiatan pariwisata di TWAL Pulau Weh berpengaruh terhadap pendapatan masyarakat sekitar kawasan. Jika F hitung F tabel pada level a= 0.05 maka kegiatan pariwisata di TWAL Pulau Weh tidak berpengaruh terhadap pendapatan masyarakat sekitar kawasan.

3.5.4. Analisis Tingkat Kesejahteraan Masyarakat

Tingkat kesejahteraan pada penelitian ini dibedakan atas 3 tiga kelompok, yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Indikator ini diadopsi dari indikator kesejahteraan BPS yang diacu dalam Agusniatih 2002. Tingkat kesejahteraan masyarakat lokalmasyarakat setempat yang aktif dan tidak aktif pada kegiatan pariwisata dilihat berdasarkan indikator-indikator kesejahteraan, yang meliputi: tingkat pendapatanpenghasilan keluarga, tingkat konsumsipengeluaran keluarga, pendidikan keluarga, pendidikan keluarga, kondisi perumahan, dan fasilitas perumahan. Indikator-indikator tersebut dianalisis secara deskriptif dengan sistem skor yang kemudian di kelompokkan berdasarkan kategori-kategori tertentu. Indikator kesejahteraan dapat dilihat pada Tabel 2 berikut : 55 Tabel 2. Indikator Tingkat Kesejahteraan No Indikator Kesejahteraan Skor 1 Tingkat pendapatanpenghasilan keluarga: Diukur dari besarnya pendapatan RT per kapita dalam sebulan dibagi kedalam tiga kategori interval yang sama dalam satuan rupiah. - Rp.433.333 - Rp.216.666 - Rp.433.333 - Rp.216.666 - Tinggi - Sedang - Rendah 3 2 1 2 Tingkat konsumsipengeluaran keluarga: Diukur dari besarnya pengeluaran RT per kapita dalam sebulan berpedoman pada skoring metode Maret 1994 yang digunakan BPS dalam penentuan desa tertinggal di Indonesia. - Rp.140.000 - Rp.93.333-Rp.140.000 - Rp.93.333 - Tinggi - Sedang - Rendah 3 2 1 3 Pendidikan keluarga: - 60 jumlah anggota keluarga tamat SD - 30-60 jumlah anggota keluarga tamat SD - 30 jumlah anggota keluarga tamat SD - Tinggi - Sedang - Rendah 3 2 1 4 Kesehatan keluarga: - 25 jumlah anggota keluarga sering sakit - 25-50 jumlah anggota keluarga sering sakit - 50 jumlah anggota keluarga serimg sakit - Baik - Sedang - Buruk 3 2 1 5 Kondisi perumahan: - Atap: daun 1sirep 2seng 3asbes 4genteng 5 - Bilik: bambu 1bambu kayu 2kayu 3setengah tembok 4tembok 5 - Status: numpang 1sewa 2milik sendiri 3 - Lantai:tanah 1papan 2plester3ubin 4porselin5 - Luas perumahan: sempit 50m 2 1sedang 50-100m 2 2luas 100m 2 3 - Permanen skor 15-21 - Semi permanen skor 10-14 - Tidak permanen skor 5-9 3 2 1 6 Fasilitas perumahan: - Perkarangan: luas 50m 2 1sedang 50-100m 2 2sempit 100m 2 3 - Hiburan: radio 1tape recorder2TV3video4 - Pendingin: alam1kipas angin2lemari es3AC4 - Sumber penerangan: lampu tempel 1petromak 2 listrik 3 - Bahan bakar: kayu 1minyak tanah2 gas3 - Sumber air: sungai1air hujan2mata air3sumur gali4PAM5 - MCK: kebun1sungailaut2kamar mandi umum3 kamar mandi sendiri 4 - Lengkap skor 21-27 - Semi lengkap skor 14-20 - Tidak lengkap skor 7-13 3 2 1 Sumber: BPS Badan Pusat Statistik Untuk mengetahui masyarakat yang aktif dan tidak aktif pada kegiatan pariwisata termasuk ke dalam kategori tinggi, sedang, atau rendah adalah dengan menjumlahkan skor penilaian dari setiap kriteria atau ukuran tersebut dalam Tabel 3 yang kemudian dibandingkan dengan klasifikasi berikut: 56 1. Tingkat kesejahteraan tinggi jika skor 14 -18 2. Tingkat kesejahteraan sedang jika skor 10 -13 3. Tingkat kesejahteraan rendah jika skor 6 – 9 Penentuan ketiga klasifikasi tingkat kesejahteraan tersebut adalah dengan melihat jumlah skor tertinggi dikurangi skor terendah yang kemudian dibagi menjadi tiga kategori dengan interval yang sama secara statistik.

3.5.5. Uji Beda Nyata

Untuk mengetahui perbedaan yang signifikan antara tingkat kesejahteraan responden, yaitu rumah tangga yang aktif dalam kegiatan pariwisata dan rumah tangga yang tidak aktif dalam kegiatan pariwisata yang mengacu pada indikator-indikator kesejahteraan dilakukan pengujian chi-kuadrat ? 2 . Model chi-kuadrat ? 2 menggunakan data nominal diskrit, data tersebut diperoleh dari hasil menghitung. Sedangkan besarnya nilai chi-kuadrat ? 2 bukan merupakan ukuran derajat perbedaan. Cara menguji chi-kuadrat ? 2 harus dibuat hipotesis berbentuk kalimat dan harus ditetapkan tingkat signifikansi, kemudian harus dibuat kaidah keputusan. Rumus yang digunakan untuk menghitung chi-kuadrat ? 2 yaitu Riduwan, 2004 : ∑ − = fe fe fo 2 2 χ ∑ ∑ ∑ = T fb fk fe . Dimana: ? 2 = Nilai chi-kuadrat fo = Frekuensi yang diobservasi frekuensi empiris fe = Frekuensi yang diharapkan frekuensi teoritis ?fk = jumlah frekuensi pada kolom ?fb = jumlah frekuensi pada baris ? T = Jumlah keseluruhan baris atau kolom 57

3.6. Definisi Operasional

Beberapa definisi operasional yang digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat lokalmasyarakat setempat, baik yang aktif dalam kegiatan kepariwisataan maupun yang tidak adalah sebagai berikut: 1. Masyarakat lokalmasyarakat setempat adalah masyarakat yang menetap di sekitar kawasan TWAL Pulau Weh baik yang memanfaatkan potensi pariwisata maupun yang tidak memanfaatkan potensi pariwisata. 2. Masyarakat yang memanfaatkan potensi pariwisata atau yang aktif pada kegiatan pariwisata adalah kelompok rumah tangga yang keluarganya aktif dalam kegiatan pariwisata atau ikut terlibat langsung. Sedangkan masyarakat yang tidak memanfaatkan potensi pariwisata adalah masyarakat yang berada pada kawasan TWAL Pulau Weh yang keluarganya terlibat dalam kegiatan pariwisata. 3. Rumahtangga adalah sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan yang biasanya tinggal bersama dan makan bersama dari satu dapur atau seorang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan serta mengurus keperluannya sendiri. 4. Pendapatan rumahtangga adalah semua pendapatan yang diperoleh diterima dari seluruh anggota keluarga yang bekerja dari berbagai sumber baik dari mata pencaharian utamapokok maupun luar mata pencaharian utamapokok yang dinyatakan dalam rupiahkapita dalam sebulan. 5. Umur adalah usia responden yang dihitung sejak dia lahir sampai saat penelitian dilakukan, dan dinyatakan dalam tahun dimana pembulatan ke atas dilakukan apabila umur responden melebihi 6 bulan ke atas serta sebaliknya pembulatan ke bawah apabila kurang dari 6 bulan. 6. Pendidikan formal yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jenjang pendidikan resmi yang pernah diikuti responden sampai saat penelitian dilakukan. Jenjang 58 pendidikan resmi meliputi Sekolah Dasar SD, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama SLTP, Sekolah Lanjutan Tingkat Atas SLTP, Akademik dan Perguruan Tinggi PT. 7. Jumlah anggota keluarga adalah jumlah seluruh anggota keluarga yang meliputi bapak, ibu, dan anak termasuk orang lain yang menjadi anggota keluarga yang dinyatakan dalam orangjiwa. 8. Konsumsipengeluaran rumah tangga adalah konsumsipengeluaran rumahtangga baik berupa makananpangan maupun bukan makananpangan yang diukur dengan rupiahkapita dalam sebulan. 9. Jarak dari lokasi usaha yang dimaksud adalah jarak tempat tinggal masyarakat setempat responden dengan kawasan Taman Wisata Alam Laut TWAL Pulau Weh, yang diukur dengan meter. 10. Curahan waktu kerja adalah lamanya responden bekerja yang diukur dengan jambulan 11. Keikutsertaan masyarakat dalam kegiatan pariwisata merupakan variabel dummy, yaitu nilai 1 apabila responden aktif dalam kegiatan pariwisata seperti penyewaan penginapan, penyewaan perahu, berdagang di kawasan wisata, dan lain-lain. Nilai 0 untuk masyarakat yang tidak aktif dalam kegiatan pariwisata. 12. Tingkat kesejahteraan adalah kemampuan sebuah keluarga dalam memenuhi kebutuhan ekonomi dan non ekonomi. Tingkat kesejahteraan dalam penelitian ini diukur menggunakan indikator BPS, meliputi: tingkat pendapatan, tingkat konsumsipengeluaran rumah tangga, pendidikan, kesehatan, kondisi perumahan, dan fasilitas rumah. 13. Kesehatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kondisi anggota keluarga dalam 1 satu bulan berkenaan dengan kesehatannya didasari pada sering tidaknya sakit yang diobati di balai pengobatan atau ke dokterperawat. 59 14. Kondisi perumahan adalah kondisi atau keadaan tertentu dari perumahan tersebut, seperti kondisi bangunan yang bersifat permanen dengan skor 15-21, semi permanen dengan skor 10-14, dan tidak permanen dengan skor 5-9. skor diperoleh dengan menjumlahkan nilai-nilai dari kondisi perumahan tersebut, seperti Atap: daun 1sirep 2seng 3asbes 4genteng 5; Bilik: bambu 1bambu kayu 2kayu 3setengah tembok 4tembok 5; Status: numpang 1sewa 2milik sendiri 3; Lantai:tanah 1papan 2plester 3ubin 4porselin5; Luas perumahan: sempit 50m 2 1sedang 50-100m 2 2luas 100m 2 3 BPS. 15. Fasilitas perumahan keluarga adalah sarana yang tersedia lengkap dengan skor 21- 27, semi lengkap dengan skor 14-20, dan tidak lengkap dengan skor 7-13. skor diperoleh dengan menjumlahkan nilai dari fasilitas yang tersedia dalam perumahan tersebut seperti: Luas perkarangan: luas 50m 2 1sedang 50-100m 2 2sempit 100m 2 3; Hiburan: radio 1tape recorder 2TV 3video 4; Pendingin: alam 1kipas angin 2lemari es 3AC 4; Sumber penerangan: lampu tempel 1petromak 2 listrik 3; Bahan bakar: kayu 1minyak tanah 2 gas 3; Sumber air: sungai 1air hujan 2mata air 3sumur gali 4PAM 5; MCK: kebun1sungailaut2kamar mandi umum3 kamar mandi sendiri 4 BPS.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4.1. Aspek Geografis dan Administratif

Kota Sabang terletak di Pulau Weh yang sering juga disebut dengan Pulau Sabang, memiliki pelabuhan alam yang indah. Pelabuhan Sabang letaknya sangat strategis di pintu masuk selat malaka dan pada jalur pelayaran paling ramai, sehingga menjadi tempat persinggahan kapal-kapal besar dari dan ke Eropa. Namun sejak tahun 1985, Sabang tidak lagi menjadi pelabuhan bebas free trade zone, maka pelabuhan ini menjadi sepi dan aktivitas perekonomian menurun drastis. Namun demikian, Kota Sabang masih memiliki potensi keindahan alam yang sangat potensial. Khusus untuk sektor pariwisata, sebagai salah satu sektor yang paling diandalkan, telah dibangun jalan lingkar pulau yang mulus, sehingga memungkinkan wisatawan mengunjungi dan menikmati lokasi-lokasi wisata yang disajikan alam dengan segala keindahan dan keunikannya. Salah satu keindahan alam yang dimiliki adalah TWAL Pulau Weh, yang merupakan salah satu daya tarik utama tujuan kunjung wisatawan mancanegara dan wisatawan domestik. Gambar 4. a Teluk Sabang; b Kawasan Taman Wisata Alam Laut TWAL Pulau Weh a b