73
6. Jika pembelajaran terpadu durancang bersama dapat meningkatkan kerjasama
antar guru bidang kajian terkait, guru dengan siswa, siswa dengan siswa, siswaguru dengan narasumber sehingga belajar lebih menyenangkan, belajar
dalam situasi nyata dan dalam konteks yang lebih bermakna.
2.1.8.4.5. Tema dalam Pembelajaran Tematik Terpadu
Pelaksanaan Kurikulum 2013 pada Sekolah DasarMadrasah Ibtidaiyah dilakukan melalui pembelajaran dengan pendekatan tematik-terpadu dari Kelas I
sampai Kelas VI. Pembelajaran tematik terpadu merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai
matapelajaran ke dalam berbagai tema. Adapun tema-tema untuk siswa kelas IV SD sesuai yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 67 Tahun 2013 tentang
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum meliputi: 1 Indahnya Kebersamaan; 2 Selalu Berhemat Energi; 3 Peduli terhadap Makhluk Hidup; 4 Berbagai
pekerjaan; 5 Menghargai Jasa Pahlawan; 6 Indahnya Negeriku; 7 Cita-citaku; 8 Daerah Tempat Tinggalku; 9 Makananku Sehat dan Bergizi. Sehubungan
dengan hal tersebut, tema yang menjadi fokus penelitian adalah tema Peduli terhadap Makhluk Hidup dengan subtema Hewan dan Tumbuhan di Lingkungan
Rumahku. Adapun mata pelajaran yang terintegrasi ke dalam tema Peduli terhadap Makhluk Hidup subtema Hewan dan Tumbuhan di Lingkungan
Rumahku meliputi: PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial. SBdP, dan PJOK. Akan tetapi fokus penelitian
kali ini adalah pada mata pelajaran IPA dalam tema Peduli terhadap Makhluk Hidup subtema Hewan dan Tumbuhan di Lingkungan Rumahku.
74
Pendekatan yang digunakan untuk mengintegrasikan kompetensi dasar dari berbagai mata pelajaran yaitu intra-disipliner, inter-disipliner, multi-
disipliner, dan trans-disipliner. Integrasi intra-disipliner dilakukan dengan cara mengintegrasikan dimensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan menjadi satu
kesatuan yang utuh di setiap matapelajaran. Integrasi inter-disipliner dilakukan dengan menggabungkan kompetensi-kompetensi dasar beberapa matapelajaran
agar terkait satu dengan yang lainnya, sehingga dapat saling memperkuat, menghindari terjadinya tumpang tindih, dan menjaga keselarasan pembelajaran.
Integrasi multi-disipliner dilakukan tanpa menggabungkan kompetensi dasar tiap matapelajaran sehingga tiap matapelajaran masih memiliki kompetensi dasarnya
sendiri. Integrasi trans-disipliner dilakukan dengan mengaitkan berbagai matapelajaran yang ada dengan permasalahan-permasalahan yang dijumpai di
sekitarnya sehingga pembelajaran menjadi kontekstual. Tema merajut makna berbagai konsep dasar sehingga peserta didik tidak
belajar konsep dasar secara parsial. Dengan demikian, pembelajarannya memberikan makna yang utuh kepada peserta didik seperti tercermin pada
berbagai tema yang tersedia. Tematik terpadu disusun berdasarkan gabungan proses integrasi kompetensi dasar dari berbagai mata pelajaran yaitu intra-
disipliner, inter-disipliner, multi-disipliner, dan trans-disipliner sehingga berbeda dengan pengertian tematik seperti yang diperkenalkan pada kurikulum
sebelumnya.
75
2.1.9. Model Kooperatif Tipe Student teams achievement Divisions STAD
2.1.9.1. Pengertian model kooperatif
Wina Sanjaya berpendapat bahwa model pembelajaran kooperatif adalah rangkaian kegiatan belajar siswa dalam kelompok tertentu untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang dirumuskan Hamdani 2011: 30. Menurut Abdul Majid 2014: 174 pembelajaran kooperatif adalah model pemb elajaran yang
mengutamakan kerja sama untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran kooperatif cooperative learning merupakan bentuk pembelajaran dengan cara
siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif, yang anggotanya terdiri dari 4 sampai dengan 6 orang, dengan struktur kelompok
yang bersifat heterogen. Menurut H. Karli dan Yuliariantiningsih, M.S. dalam Hamdani 2011: 165 menyatakan bahwa metode pembelajaran kooperatif adalah
suatu strategi belajar mengajar yang menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur kerja
sama yang terartur dalam kelompok, yang terdiri atas dua orang atau lebih. Keberhasilan kerja sangat dipengaruhi keterlibatan setiap anggota kelompok itu
sendiri. Nurulhayati dalam Rusman 2013: 204 mengemukakan lima unsur dasar
model pembelajaran kooperatif, yaitu: 1 ketergantungan yang positif, 2 pertanggungjawaban individual, 3 kemampuan sosialisasi, 4 tatap muka, dan 5
evaluasi proses kelompok. Menurut Slavin 2010: 143 STAD merupakan salah satu metode
pembelajaran yang paling sederhana, dan merupakan model paling baik untuk