75
2.1.9. Model Kooperatif Tipe Student teams achievement Divisions STAD
2.1.9.1. Pengertian model kooperatif
Wina Sanjaya berpendapat bahwa model pembelajaran kooperatif adalah rangkaian kegiatan belajar siswa dalam kelompok tertentu untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang dirumuskan Hamdani 2011: 30. Menurut Abdul Majid 2014: 174 pembelajaran kooperatif adalah model pemb elajaran yang
mengutamakan kerja sama untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran kooperatif cooperative learning merupakan bentuk pembelajaran dengan cara
siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif, yang anggotanya terdiri dari 4 sampai dengan 6 orang, dengan struktur kelompok
yang bersifat heterogen. Menurut H. Karli dan Yuliariantiningsih, M.S. dalam Hamdani 2011: 165 menyatakan bahwa metode pembelajaran kooperatif adalah
suatu strategi belajar mengajar yang menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur kerja
sama yang terartur dalam kelompok, yang terdiri atas dua orang atau lebih. Keberhasilan kerja sangat dipengaruhi keterlibatan setiap anggota kelompok itu
sendiri. Nurulhayati dalam Rusman 2013: 204 mengemukakan lima unsur dasar
model pembelajaran kooperatif, yaitu: 1 ketergantungan yang positif, 2 pertanggungjawaban individual, 3 kemampuan sosialisasi, 4 tatap muka, dan 5
evaluasi proses kelompok. Menurut Slavin 2010: 143 STAD merupakan salah satu metode
pembelajaran yang paling sederhana, dan merupakan model paling baik untuk
76
tahap permulaan bagi guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif. STAD terdiri dari lima komponen utama, yaitu:
1 Presentasi kelas. Materi pertama kali yang diperkenalkan dalam STAD adalah presentasi
di dalam kelas. Hal ini merupakan pengajaran langsung seperti yang sering dilakukan atau didiskusikan yang dipimpin oleh guru, tetapi bisa juga
memasukkan presentasi audiovisual. 2 Belajar dalam tim.
Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, tiap kelompok terdiri dari 4-5 orang, dimana mereka mengerjakan tugas yang diberikan. Jika ada kesulitan,
murid yang merasa mampu harus membantu murid yang kesulitan. Fungsi utama dari tim ini adalah memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar
belajar, dan lebih khusus lagi untuk mempersiapkan anggotanya agar bisa mengerjakan kuis dengan baik.
3 Tes individu. Setelah pembelajaran selesai, dilanjutkan dengan tes individu kuis. Di
antara siswa tidak dibolehkan untuk saling membantu dalam mengerjakan kuis. Sehingga tiap siswa bertanggungjawab secara individu untuk memahami
materinya. 4 Skor pengembangan individu.
Skor yang didapatkan dari hasil tes dicatat oleh guru untuk dibandingkan dengan hasil presentasi sebelumnya. Skor tim diperoleh dengan menambahkan
77
skor peningkatan semua anggota dalam satu tim. Nilai rata-rata diperoleh dengan membagi jumlah skor penambahan dibagi jumlah anggota tim.
5 Penghargaan tim. Penghargaan didasarkan nilai rata-rata tim, sehingga dapat memotivasi
mereka.
2.1.9.2. Keterampilan Kooperatif