Tujuan Pembelajaran IPA Ilmu Pengetahuan Alam

51 bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan dan fungsinya dan KD 4.1 menuliskan hasil pengamatan tentang bentuk luar morfologi tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya yang masuk dalam subtema Hewan dan Tumbuhan di Lingkungan Rumahku.

2.1.7.4. Tujuan Pembelajaran IPA

Berdasarkan KTSP, IPA bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan yaitu: 1 memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan alam ciptaannya; 2 mengembangkan pengetahuan, pemahaman konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari; 3 mengembangkan rasa ingin tahu dan sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat; 4 mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan mengambil keputusan. Oleh karena itu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang tercantum dalam KTSP perlu dilaksanakan pembelajaran yang disesuaikan dengan perkembangan kognitif anak SD. Ada empat tahapan perkembangan mental anak secara berurutan. Tahap pertama disebut sebagai sensory-motor, untuk anak yang baru lahir sampai kira- kira anak berusia 18 bulan sampai dua tahun. Tahap kedua adalah tahap pre- operasional, untuk anak yang berusia dari dua tahun hingga tujuh tahun. Selanjutnya adalah tahap operasional yang terbagi menjadi tahap konkret operasional 7-11 tahun dan formal operasional pada anak berusia mulai dari 11 tahun Sapriati: 1.5 52 1. Tahap sensorimotorik 0-2 tahun Menurut Piaget bayi hanya memberikan tanggapan terhadap rangsangan yang berbeda termasuk jari tangan. Misalnya bayi memasukkan jari-jarinya ke mulut, Piaget menamakan bayi tersebut masih mempunyai suatu kategori fungsional yang sederhana. Artinya bahwa bayi tersebut mempunyai gambaran yang kasar tentang suatu benda yang dia berikan reaksi yang sama. Ada tiga kemampuan penting yang dicapai anakpada masa sensorimotor, yaitu: 1 kemampuan mengontrol secara internal; 2 perkembangan konsepkenyataan; 3 perkembangan pengertian beberapa sebab dan akibat. 2. Tahap Pre-operasional 2-7 tahun Dilihat dari segi perkembangan bahasa, tahapan ini merupakan tahapan yang amat menakjubkan. Pada tahap ini intuisi yang dipengaruhi oleh persepsi dan egoisentrisme berperan sangat pnting dalam cara berpikir anak. Selain itu pada usia ini anak masih berpikir animisme menganggap benda mati sebagai benda hidup. 3. Tahap Konkret Operasional 7-11 tahun Tahap ini anak mampu mengoperasionalkan berbagai logika namun masih dalam bentuk benda konkrit. Misalnya anak telah menyadari bahwa jumlah atau volume suatu benda tidak akan berubah apabila tidak terjadi perubahan maupun pengurangan, selain perubahan bentuk atau perubahan ketentuan aturan. Selain itu anak mampu menyadari hal yang dapat dibalik 53 reversible, sebagai contoh operasi penjumlahan dapat diputarbalikkan menjadi operasi penguangan, contoh; 3 + 4 = 7 atau 7 – 3 = 4. 4. Tahap Formal Operasional 7-15 tahun Anak usia ini telahdapat secara penuh melakukan operasi secara logis tetapimasihmempunyai pengalaman yang terbatas. Mereka dapat berhungandengan masalah-masalah yang bersifat hipotesis dan cara berpikir mereka mungkin telah termasuk suatu set yang formal dari ketentuan-ketentuan yang logis. Anak usia ini dapat melakukan uji coba berdasarkan kemampuan intelektualnya. Sesuai dengan tahap perkembangan kognitifnya, anak SD berada pada tahap operasional konkrit. Menurut Piaget pada tahap ini anak mampu meng- operasionalkan berbagai logika, namun masih dalam bentuk benda konkrit. Implikasi teori Piaget di dalam kelas adalah sebagai berikut Slavin, 1994: 45:

2.1.1. Memusatkan perhatian kepada berpikir atau proses mental anak, tidak

Dokumen yang terkait

The Effectiveness Of Using Student Teams-Achievement Divisions (STAD) Techniques in Teaching Reading

1 16 116

The Effectiveness Of Using The Student Teams Achievement Divisions (STAD) Technique Towards Students’ Understanding Of The Simple Past Tense (A Quasi-Experimental Study at the Eighth Grade Students of SMP Trimulia, Jakarta Selatan)

1 8 117

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dalam meningkatkan hasil belajar akidah akhlak: penelitian tindakan kelas di MA Nihayatul Amal Karawang

0 10 156

PENERAPAN MODEL SNOWBALL THROWING BERBANTUAN MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS IVA SDN TAWANGMAS 01 KOTA SEMARANG

0 8 379

PENERAPAN MODEL MIND MAPPING BERBANTUAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS IVA SDN WONOSARI 02 KOTA SEMARANG

0 9 243

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) BERBANTUAN MEDIA VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA KELAS VC SDN NGALIYAN 01 KOTA SEMARAN

2 10 241

PENERAPAN MODEL SIKLUS BELAJAR BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS IVA SDN KALIBANTENG KIDUL 01 KOTA SEMARANG

0 5 407

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) BERBANTUAN KOMPUTER PADA SISWA KELAS IVA SDN BENDAN NGISOR

2 4 316

IMPLEMENTASI PENDEKATAN PAKEM DENGAN MEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS I A SDN TAWANG MAS 01 SEMARANG

0 20 340

PENERAPAN MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION BERBASIS MEDIA VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SDN GUNUNGPATI 01 KOTA SEMARANG

0 16 244