Pengaruh Hidrasi pada Performa Mental dan Kognitif

63 Penelitian Cian et al. 2001 pada 7 orang sehat di Perancis dilakukan dengan memberi ekspose terhadap panas dan melakukan olahraga treadmil agar tubuh kehilangan berat badan sampai 2.8. Dijelaskan bahwa kondisi dehidrasi tersebut mengganggu kemampuan kognitif, yaitu memori jangka pendek dan panjang, diskriminasi persepsi perceptive discrimination dan perkiraan subyektif terhadap rasa lelah subjective estimates of fatigue. Koordinasi motorik dilaporkan sangat sensitif terhadap dehidrasi dan dapat menurun pada status dehidrasi yang paling ringan, yaitu penurunan berat badan kurang dari 1. Penelitian Sarma et al. 1986 dan Cian et al. 2000 menunjukkan bahwa saat tingkatan dehidrasi menjadi 2 maka fungsi kognitif seperti memori jangka pendek dan panjang, koordinasi motorik, waktu bereaksi reaction time dan perceptive discrimination menurun secara signifikan. Pada tingkatan dehidrasi yang lebih tinggi 3 penurunan lebih lanjut performans kognitif diamati juga terjadi. Kemampuan aritmatika dan kecepatan motorik menunjukkan penurunan yang sangat signifikan pada tingkatan dehidrasi 4 Gopinathan et al., 1988. Di samping itu pada tingkatan dehidrasi 2 subyek dilaporkan merasa lebih mudah capai Chian et al., 2000. Dehidrasi pada tingkat sedang dan parah dapat mengganggu fungsi kognitif yaitu melalui efek intrasel dan ekstrasel serta penurunan deplesi volume intravaskular Wilson Morley, 2003. Lebih lanjut dijelaskan bahwa pengaruh dehidrasi terhadap fungsi kognitif dapat dijelaskan menggunakan pendekatan teori hormonal dan selular dan mekanisme neurobiologis yang mempengaruhi kemampuan kognitif. Keseimbangan air water homeostasis secara normal dapat dikendalikan dengan baik oleh tubuh, dengan secara cepat mengembalikan fungsinya jika terdapat gangguan keseimbangan. Pada kasus yang parah atau ketika terjadi lebih dari satu gangguan secara bersama-sama, respon homeostasis yang eksesif dapat memicu kerusakan proses fisiologis. Misalnya respon seluler terhadap dehidrasi dapat terjadi pada tingkat molekuler melalui peningkatan akumulasi kalsium intrasel, yang kemudian dapat memicu kematian syaraf. Meskipun hasil-hasil studi belum konklusif namun terdapat kecenderungan bahwa status dehidrasi meningkatkan kadar serum kortisol hypercortisolemia, ini sejalan dengan hipotesis gangguan kognitif karena dehidrasi tingkat sedang dapat disebabkan karena pengaruhnya terhadap profil hormon tersebut. Studi pada hewan percobaan menunjukkan meskipun hypercortisolemia tampaknya tidak mempengaruhi passive 64 learning, namun ada kecenderungan memperparah active learning dan short term memory. Wilson Morley 2003 juga menjelaskan bahwa hasil-hasil studi jaringan sel menemukan kemungkinan peran arginin vasopressin AVP perifer pada terjadinya gangguan kognitif akibat dehidrasi. Studi pada hewan percobaan serta studi-studi seluler dan histokimia menunjukkan indikasi peran nitrit oksida NOS sebagai mediator dalam mengatur keseimbangan cairan dengan mekanisme homeostatik pusat central homeostatik. NOS saat ini dianggap sebagai molekul neurotransmitter yang penting karena terdapat pada hampir semua bagian otak dan memegang peran penting baik sebagai retrograde messenger atau paracrine factor dalam memfasilitasi memori jangka panjang. Studi pada hewan percobaan mendukung peran NOS sebagai central diffusible messenger dalam memfasilitasi proses belajar dan memori. Dijelaskan lebih lanjut bahwa hasil-hasil studi seluler menunjukkan hipertransmisi glutamat berhubungan dengan dehidrasi sel dan mengganggu energetika sel. Penelitian dengan sel yang diisolasi menunjukkan bahwa dehidrasi sel memicu peningkatan katabolisme protein, jadi terdapat pelepasan asam amino dari jaringan. Peningkatan pelepasan glutamin dari jaringan saat terjadi dehidrasi sel dan menurunnya konsentrasi glutamin intrasel pada saat luka. Pengaruh dehidrasi terhadap sitokin sebagai media kemampuan kognitif masih belum jelas. Tumor necrosis factor TNF dan interleukin-1 IL-1 sebagai mediator respon fase akut karena dehidrasi akibat panas belum secara konsisten menunjukkan perannya, hipotesis umumnya lebih diarahkan pada peran sitokin pada jaringan tertentu. Studi pada hewan percobaan telah mengidentifikasi reseptor TNF pada otak murin dan IL-1 jaringan syaraf pada hipotalamus tikus. Astrocytes tikus juga menunjukkan memproduksi TNF in vivo. Gangguan kognitif timbul akibat dehidrasi berdasarkan bagian otak yang paling rentan terhadap dampak dehidrasi. Bagian tersebut adalah sistem reticular activating yang mengatur perhatian dan kesadaran, struktur autonomik yang mengatur fungsi psikomotor, fungsi pengaturan, struktur kortikol dan mid-brain yang bertanggungjawab untuk menganalisisberpikir, mengingat, dan persepsi. Semakin bertambah tingkat dehidrasi semakin banyak bagian otak yang terganggu. Hal ini berdampak tidak saja pada fungsi kognitif, tapi juga sampai pada proses menyelesaikan tugas task processing, penurunan fungsi dan akhirnya pada kualitas hidup. 65 METODE

3.1. Desain dan Lokasi

Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study. Mempertimbangkan bahwa perbedaan suhu atau iklim wilayah ekologi akan berpengaruh terhadap asupan air, maka lokasi untuk penelitian ini dipilih dua lokasi yang berbeda ekologi suhu yaitu 1. Bandung Barat dataran tinggi, dengan ketinggian 700 – 1050 m dpl yang mencerminkan wilayah dengan suhu rendah rata-rata suhu hariannya 22 o C; dan 2 Jakarta Utara dataran rendah, dengan ketinggian 5 – 50 m dpl yang mencerminkan wilayah bersuhu tinggi rata-rata suhu haraiannya 28 o C. Penelitian lapang dilakukan tanggal 13 – 21 Oktober 2008.

3.2. Pemilihan Contoh

Seperti yang telah disebutkan dalam latar belakang, kelompok remaja dan orang dewasa 15-24 tahun merupakan kelompok yang rawan mengalami dehidrasi. Oleh karena itu, responden dalam penelitian ini adalah kelompok remaja laki-laki dan perempuan, berusia 15-18 tahun yang berada di dua lokasi penelitian. Kriteria inklusi dalam penelitain ini adalah 1. Remaja umur 15 – 18 tahun dan dewasa 25 – 50 tahun, 2. Menghabiskan sebagian besar waktunya di lokasi penelitian, dan 3. Berbadan sehat. Kriteria ekslusi yang digunakan adalah 1. Tidak mengalami gangguan ginjal, 2.Tidak mengalami diabetes, dan 3. Tidak mengalami penyakit hati. Kriteria ekslusi ditentukan berdasarkan pemeriksaan dokter dan urinalisis. Jumlah sample minimum dihitung berdasarkan rumus perhitungan jumlah sampel minimum penelitian cross sectional study dengan mempertimbangkan proporsi dehidrasi sebesar 30 Manz dan Wentz, 2005 seperti berikut: n ≥ z α 2 x p 1 – pd 2 n = jumlah sampel minimum z α 2 = 1,96 p = 0,3 atau 30 Manz dan Wentz, 2005 d = perkiraan akurasi 0,1 Berdasarkan rumus perhitungan tersebut, jumlah contohresponden minimum untuk tiap jenis kelamin di masing-masing lokasi penelitian adalah 41. Jumlah tersebut dibulatkan menjadi 50 untuk meningkatkan ketepatan penelitian, sehingga jumlah 3. 66 respondennya menjadi 50 orang untuk tiap kelompok umur dan jenis kelamin. Mempertimbangkan ada dua kelompok jenis kelamin, dua kelompok umur dan dua lokasi penelitian, maka jumlah total contohrespondennya adalah 50 x 2 jenis kelamin x 2 umur x 2 lokasi penelitian yaitu 400 orang. Mempertimbangkan bahwa seluruh kelompok usia 15-18 tahun merupakan pelajar SMU, maka cara yang paling mudah dan tepat secara teknis dan ekonomi adalah dengan memilih SMU dan institusilembaga pendidikan dengan jumlah siswa yang banyak di masing-masing lokasi penelitian Bandung Barat dan Jakarta Utara. Penelitian ini juga mencakup responden dari golongan usia dewasa. Untuk contoh dewasa, maka contoh tersebut adalah guru dan karyawan sekolah yang berusia 25 – 50 tahun yang berada di empat lokasi penelitian. Gambar 1. Bagan Pemilihan Contoh Daftar guru dan karyawan sekolah prlk terpilih Daftar SMUN di Jakarta UtaraBandung Barat dan jumlah guru Daftar SMUN memenuhi syarat SMUN terpilih 2 sekolahlokasi Daftar Kls 1 Memenuhi syarat Daftar Kls 2 Memenuhi syarat Daftar Kls 3 Memenuhi syarat Kls 1 terpilih Kls 2 terpilih Kls 3 terpilih Daftar siswa prlk kls 2 memenuhi syarat Daftar siswa prlk kls 3 memenuhi syarat Daftar siswa prlk kls 1 memenuhi syarat Daftar siswa prlaki kls 2 terpilih Daftar siswa prlaki kls 3 terpilih Daftar siswa prlaki kls 1 terpilih Daftar guru dan karyawan sekolah prlk Daftar guru dan karyawan sekolah prlk yang memenuhi syarat

Dokumen yang terkait

Mother’s Nutrition Knowledge and Food Habits of Households in Highland and Coastal Areas

0 7 6

Status Hidrasi Remaja dan Kaitannya dengan Daya Ingat Sesaat

0 3 45

Health, nutrition and hydration status of Indonesian workers: a preliminary study in two different environmental settings

0 2 5

PENDAHULUAN Perbedaan Kebiasaan Minum Dan Status Hidrasi Pada Remaja Overweight Dan Non Overweight Di SMK Batik 1 Surakarta.

0 2 6

DAFTAR PUSTAKA Perbedaan Kebiasaan Minum Dan Status Hidrasi Pada Remaja Overweight Dan Non Overweight Di SMK Batik 1 Surakarta.

0 1 4

PERBEDAAN KEBIASAAN MINUM DAN STATUS HIDRASI PADA REMAJA Perbedaan Kebiasaan Minum Dan Status Hidrasi Pada Remaja Overweight Dan Non Overweight Di SMK Batik 1 Surakarta.

0 2 13

KEBIASAAN SARAPAN, STATUS GIZI, DAN KUALITAS HIDUP REMAJA SMP BOSOWA BINA INSANI BOGOR (Breakfast Habits, Nutritional Status, and Health Related Quality of Life of Adolescents

0 0 6

Relationships among the perceived health status, family support and life satisfaction of older Korean adults

0 0 8

Perbedaan Tingkat Konsumsi Energi, Lemak, Cairan, dan Status Hidrasi Mahasiswa Obesitas dan Non Obesitas ( Difference of Consumption Level of Energy, Fat, Liquid and Hydration Status of Obese and Non

0 0 12

POLA PENGELOLAAN AIR MINUM MENURUT KARAKTERISTIK WILAYAH, STATUS EKONOMI DAN SARANA AIR MINUM DI INDONESIA (DATA RISKESDAS 2007) Pattern of Drinking Water Management based on Regional Characteristics, Economic Status and Drinking Water Facilities in Indon

0 0 7