Cox 2002, Soerianegara Indrawan 2005. Nilai indeks selanjutnya dipergunakan sebagai acuan peringkat penting jenis ikan di kedua lokasi dan pada
setiap kisaran kedalaman. Sepuluh jenis ikan yang dominan dijadikan sebagai acuan analisis lebih lanjut untuk aspek biologi dan pengelolaan. Sepuluh jenis
ikan ini diasumsikan paling berperan didalam komunitas. Selanjutnya untuk mengetahui adanya zonasi, ke sepuluh jenis ikan tersebut berdasarkan nilai INP
dipetakan sebarannya di setiap kisaran kedalaman.
8 Hubungan ukuran jenis ikan terpilih dengan kedalaman Jenis ikan terpilih akan dianalisis hubungan distribusi panjang ikan dan
nilai panjang pertama kali matang gonad lm terhadap kisaran kedalaman.
3.3 Hasil
3.3.1 Kondisi umum perairan barat Aceh
Keberadaan biota laut sering dikaitkan dengan faktor oseanografi seperti suhu, salinitas, kecerahan, nitrat dan konduktifitas. Dibutuhkan data oseanografi
yang memadai untuk mengetahui hubungan antara kondisi oseanografi dan keberadaan ikan demersal laut-dalam. Data oseanografi yang diperoleh di lokasi
survei pada bab ini dapat dipergunakan untuk mendeskripsikan kondisi umum perairan namun belum dapat dipergunakan untuk analisis hubungan antara faktor
oseanografi dan ikan demersal laut-dalam.
3.3.1.1 Suhu
Perairan sebelah barat Aceh secara umum memiliki rata-rata suhu permukaan 30,07
C, suhu tersebut turun dengan cepat pada kedalaman 100 m - 200 m sampai 15
C. Pada kedalaman 500 m suhu kolom perairan menjadi 9,75
C. Diperkirakan terjadi pencampuran masa air pada kedalaman antara 90 m sampai 100 m sedangkan termoklin terjadi pada lapisan perairan
antara 100 m dan 200 m. Profil suhu di lokasi survei digambarkan pada Gambar 15.
Gambar 15 Profil menegak suhu di lokasi survei sumber: BRKP dan OFCF 2006
Gambar 16 Profil menegak salinitas di lokasi survei sumber: BRKP dan OFCF 2006
-600 -500
-400 -300
-200 -100
-60 0 -50 0
-40 0 -30 0
-20 0 -10 0
-6 00 -5 00
-4 00 -3 00
-2 00 -1 00
-600 -500
-400 -300
-200 -100
92E 94E
96E 9 8 E
100E
Longitude Deg
-1S 1S
3S 5S
L a
ti tud
e D
e g
1 6 1 7
18 1 9
2 0 21
2 2 23
24 2 5
2 6 2 7
Salinity Profiles Leg-02
Western Sumatra Waters
Transect - 08 Transect - 07
Transect - 06 Transect - 05
Profil salinitas di lokasi survei
SALINITAS PSU
92E 94E
96E 98E
100E
Longitude Deg
-1S 1S
3S 5S
L a
ti tud
e D
eg
1 6 1 7
18 1 9
2 0 21
22 23
24 2 5
2 6 2 7
- 600 - 500
- 400 - 300
- 200 - 100
-60 0 -50 0
-40 0 -30 0
-20 0 -10 0
-6 00 -5 00
-4 00 -3 00
-2 00 -1 00
- 600 - 500
- 400 - 300
- 200 - 100
Temperature Profiles Leg-02
Western Sumatra Waters
Transect - 08 Transect - 07
Transect - 06 Transect - 05
Profil suhu di lokasi survei
SUHU C
3.3.1.2 Salinitas
Salinitas perairan di barat Aceh secara umum semakin meningkat pada lapisan perairan yang lebih dalam. Perubahan salinitas secara cepat terjadi pada
lapisan perairan dengan kedalaman antara 50 m 33,6 psu sampai 200 m 34,6 psu. Pada kedalaman di atas 300 m salinitas perairan relative stabil
35 psu. Profil salinitas secara umum di perairan barat Aceh disajikan pada Gambar 16 BRKP dan OFCF 2006.
3.3.1.3 Nutrien
Konsentrasi kandungan fosfat di perairan barat Aceh berkisar antara 0,002–2,030
µ g Pl dengan rataan 0,247
µ g Pl, sedangkan kandungan nitrat
berkisar antara 0,015-26,631 µ
g Nl dengan rataan 9,255 µ
g Nl, untuk silikat berkisar antara 11,967-71,421
µ g Sil dengan rataan 44,636 Sil. Secara umum
kandungan fosfat, nitrat dan silikat semakin besar pada lapisan perairan yang lebih dalam, hal ini diduga karena poses pergerakan nutrien ke dasar perairan akibat
gaya berat dan gravitasi BRKP dan OFCF 2006.
3.3.1.4 Chlorophyll-a