Kesimpulan Karakteristik sumberdaya, peluang dan pola pemanfaatan ikan demersal laut-dalam

3.5 Kesimpulan

Sumber daya ikan demersal laut-dalam di perairan sebelah barat laut Simeulue dan barat Banda Aceh terdiri dari 145 jenis dari 62 famili. Keanekaragaman jenis ikan di kedua lokasi secara spasial berbeda, perairan sebelah barat laut Simeulue lebih tinggi keanekaragamannya bila dibandingkan dengan perairan barat Banda Aceh. Pola penyebaran ikan di kedua lokasi membentuk kelompok-kelompok. Kedalaman berpengaruh terhadap densitas, jenis dan komposisi serta distribusi ikan demersal laut-dalam. Pada perairan yang lebih dalam maksimum 900 m di lokasi sebelah barat laut Simeulue S4 menunjukkan indeks keanekaragaman yang lebih tinggi dan cenderung memiliki densitas ikan yang lebih rendah. Lokasi barat laut Simeulue S4 pada area yang tidak terlalu dalam secara kuantitas sumberdaya ikan demersal lebih potensial untuk dimanfaatkan, sedangkan pada lokasi perairan sebelah barat Banda Aceh S5 indeks keanekaragaman yang tinggi cenderung terdapat pada perairan yang tidak terlalu dalam dengan densitas yang rendah. Indeks keanekaragaman yang lebih rendah terdapat pada perairan yang lebih dalam dengan densitas ikan yang lebih tinggi sehingga disarankan pemanfaatan pada lokasi S5 dilakukan pada area yang dalam. Hal ini mengindikasikan bahwa struktur komunitas keanekaragaman dapat berpengaruh langsung terhadap besarnya densitas pada kedua lokasi dimana dengan nilai indeks keanekaragaman yang lebih tinggi maka densitas ikan akan berkurang. Terdapat perbedaan struktur komunitas di lokasi barat laut Simeulue S4 pada kisaran kedalaman 400-500 m dan 700-800 m, dan di lokasi barat Banda Aceh S5 pada kisaran kedalaman 400-500 m dan 500-600 m berbeda. Perkiraan densitas sumberdaya ikan demersal berdasarkan metode swept area di perairan barat laut Simeulue dengan rata-rata densitas tertinggi berada pada kisaran kedalaman 400-500 m yaitu sekitar 2,7 tonkm 2 , kelimpahan terendah berada pada kedalaman 900-1.000 m yaitu sekitar 0,13 tonkm 2 . Di perairan sebelah barat Banda Aceh rata-rata densitas tertinggi berada pada kisaran kedalaman 600-700 m sebesar 18,8 tonkm 2 , kelimpahan terendah berada pada kisaran kedalaman 300-500 m yaitu sebesar 0,3 tonkm 2 . Ukuran individu ikan pada jenis ikan dominan menunjukkan kecenderungan bahwa ukuran ikan akan semakin besar pada kedalaman yang lebih dalam. Jenis ikan dengan densitas yang besar dan memiliki peluang untuk dimanfaatkan di lokasi S4 adalah: Ostracoberyx dorygenys pada kisaran kedalaman 400-500 m, Diretmoides pauciradiatus dan Beryx splendens pada kisaran kedalaman 500-600 m, Hoplostethus crassispinus pada kisaran kedalaman 600-700 m, Caelorinchus divergens pada kisaran kedalaman 700-800 m, Hoplostethus rubellopterus pada kisaran kedalaman 800-900 m, Ophididae sp.1 pada kisaran kedalaman 900-1000 m; dan di lokasi S5 adalah : Nettastoma solitarium pada kisaran kedalaman 300-400 m, Ostracoberyx dorygenys pada kisaran kedalaman 400-500 m, Hoplostethus rubellopterus dan Ostracoberyx dorygenys pada kisaran kedalaman 500-600 m, Hoplostethus rubellopterus pada kisaran kedalaman 600-700 m, Hoplostethus rubellopterus pada kisaran kedalaman 700-800 m, Diretmoides pauciradiatus pada kisaran kedalaman 800-900 m. Diperkirakan nilai panjang total TL pada matang gonad pertama lm Diretmoides pauciradiatus adalah 20,2 cm; Beryx splendens 33 cm; Hoplostethus rubellopterus 33,6 cm Ostracoberyx dorygenys 12,3 cm. Berdasarkan dugaan nilai lm maka untuk operasi penangkapan ikan jenis D. pauciradiatus di lokasi barat laut Simuelue S4 sebaiknya dilakukan pada kedalaman lebih dari 700 m dan di lokasi barat Banda Aceh S5 sebaiknya dilakukan pada kisaran kedalaman yang lebih dari 800 m; operasi penangkapan ikan Beryx splendens dapat dilakukan pada kisaran kedalaman 400-700 m; Hoplostethus rubellopterus sebaiknya tidak dilakukan pada kedalaman kurang dari 600 m dan sebaiknya operasi penangkapan dilakukan pada kedalaman lebih dari 800 m; operasi penangkapan Ostracoberyx dorygenys dapat dilakukan mulai kedalaman 300 m. Namun operasi penangkapan pada kedalaman ini dapat mengancam keberadaan Beryx splendens maka sebaiknya operasi penangkapan dilakukan lebih dalam dari kedalaman 400 m. Beberapa lokasi di perairan sebelah barat laut Simeulue teridentifikasi memiliki habitat horny coral gorgonian dan black coral Antipatharians yang memiliki peran penting sebagai lokasi pemijahan, mencari makan dan berlindung dari predator. Disarankan untuk tidak menangkap ikan dengan menggunakan alat tangkap trawl di lokasi tersebut. Pada lokasi seperti ini dapat dipergunakan alat tangkap jenis lain yaitu pancing ulur atau rawai dasar. 4 POTENSI PEMANFAATAN SUMBERDAYA IKAN DEMERSAL LAUT-DALAM

4.1 Pendahuluan