untuk menganalisis struktur komunitas pada setiap kisaran kedalaman dan diperkirakan akan dapat memperkecil jarak pengelompokan.
Selain itu analisis yang dilakukan oleh Badrudin et al. 2006 belum memisahkan antara ikan demersal dan ikan mesopelagis sehingga hasil yang
diperoleh masih menunjukkan dominasi ikan mesopelagis dalam struktur komunitasnya seperti kelompok Myctophidae Diaphus sp.. Analsisis yang
dilakukan pada penelitian ini me misahkan jenis ikan yang hidup dekat dengan dasar perairan demersal serta relatif menetap sedentary dengan ikan yang
hidup di kolom perairan mesopelagis serta relatif berpindah pindah sehingga hasil analisis untuk melihat struktur komunitas ikan demersal laut-dalam yang
diperoleh tidak bias.
3.3.4 Pengaruh kedalaman pada distribusi dan densitas serta struktur
komunitas ikan demersal laut-dalam
3.3.4.1 Pola umum penyebaran ikan Analisis pola penyebaran ikan di lokasi S4 berdasarkan kisaran kedalaman
menunjukkan pola penyebaran mengelompok clumped karena nilai variansnya s
2
selalu lebih besar dari rata rata µ
µ =1,6982 x 10
3
s
2
=3,224 x 10
6
, demikian pula pola penyebaran ikan di lokasi S5 adalah mengelompok
µ =7,3828
x 10
3
s
2
= 9,774 x 10
7
. Hal ini menunjukkan bahwa ikan demersal di lokasi S5 dan S4 menyebar secara tidak merata. Echogram pada fish finder juga
menunjukkan bahwa keberadaan ikan di daerah survei bergerombol secara sporadis dan tidak merata. Menurut King 1995 distribusi mengelompok
merupakan tipe yang umum terjadi pada organisme laut, hal ini menguntungkan dalam akses pemijahan recruitment process, meningkatkan kemampuan dalam
mencari makan dan menambah perlindungan dari pemangsaan predator.
3.3.4.2 Kekayaan jenis, keanekaragaman, dominansi dan kemerataan
Kekayaan jenis yang ditunjukan oleh indeks Margalef R
MG
di lokasi S4 R
MG
=13,1, lebih tinggi dibandingkan dengan lokasi S5 R
MG
=10,9. Secara umum pada kisaran kedalaman 600-700 m di kedua lokasi merupakan kisaran
kedalaman yang memiliki kekayaan jenis lebih tinggi dibandingkan dengan
300-400 400-500
500-600 600-700
700-800 800-900
900-1000 Total
Barat laut Simeulue S4 --
4.11 7.21
8.18 8.06
7.18 4.24
13.11 Barat Banda Aceh S5
5.73 4.61
4.71 6.19
5.59 5.29
-- 10.09
Kisaran kedalaman m Lokasi
200 400
600 800
1000 10
12 14
16 18
20 22
24
Jumlah Jenis ikan
Kedalaman m
kisaran kedalaman yang lain. Hal ini ditunjukkan dengan nilai indeks Margalef yang tinggi pada kisaran kedalaman 600-700 m Tabel 3.
Tabel 3 Kekayaan jenis species richness dengan menggunakan indeks Margalef di lokasi S4 dan S5 pada setiap kisaran kedalaman
Kecenderungan sebaran jumlah jenis ikan dari hasil tangkapan berdasarkan kedalaman juga memperlihatkan bertambahnya jumlah jenis ikan dari
kedalaman 200 m sampai kedalaman 600 m dan mencapai nilai tertinggi pada kisaran kedalaman 620 m. Pada kedalaman 700 m terjadi penurunan jumlah jenis
ikan Gambar 23. Jumlah jenis ikan pada kedalaman 800 m di lokasi S5 kembali bertambah lebih banyak dari jumlah jenis ikan pada kedalaman 600 m, sedangkan
di lokasi S4 pada kedalaman 800 m jumlah jenis ikan masih jauh dibawah jumlah jenis ikan yang ada di kedalaman 600 m Gambar 24. Pada kedua lokasi di
kedalaman 900 m jumlah jenis ikan kembali menurun. Menurut Stuart et al. 2003 diversitas macrofauna benthos setelah mencapai puncak
diversitas pada kedalaman 2.500-3.000 m akan semakin berkurang keragamannya pada kedalaman yang jauh lebih dalam.
Gambar 23 Kekayaan jenis ikan berdasarkan kedalaman di perairan barat Aceh
Gabungan data jenis ikan lokasi S4 dan S5
Gambar 24 Kekayaan jenis ikan berdasarkan kedalaman di perairan barat laut Simeulue A dan barat Banda Aceh B
Secara umum struktur komunitas pada lokasi S4 memiliki keanekaragaman yang sedang H’=2,33, dominansi rendah C=0,22 dan nilai
kemerataan yang rendah E=0,48 yang mengindikasikan suatu kondisi komunitas yang tertekan. Pada lokasi S5 tingkat keanekaragamannya rendah H’=0,98,
tingkat dominasi berada pada level sedang C=0,6 dengan nilai kemerataan rendah E=0,2, mengindikasikan kondisi komunitas yang tertekan Tabel 4.
Tabel 4 Nilai Indeks keanekaragaman H’, dominansi C dan kemerataan E di perairan barat Aceh
200 400
600 800
1000 5
10 15
20 25
30 Jumlah jenis ikan di lokasi S5
Kedalaman m 200
400 600
800 1000
5 10
15 20
25 Jumlah jenis ikan di lokasi S4
Kedalaman m
A B
H C
E H
C E
300-400 -
- -
2,253 0,218
0,656 400-500
0,673 0,773
0,188 1,196
0,512 0,339
500-600 1,550
0,370 0,383
1,208 0,388
0,321 600-700
2,681 0,117
0,660 0,400
0,870 0,097
700-800 2,985
0,084 0,752
0,867 0,619
0,223 800-900
2,088 0,283
0,531 1,519
0,462 0,431
900-1000 2,568
0,094 0,888
- -
- Total
2,337 0,224
0,486 0,978
0,612 0,209
Kedalaman m
S4 barat laut Simeulue S5 barat Banda Aceh
Keanekaragaman H Ikan Demersal Laut Dalam di Perairan Barat Aceh
0.5 1
1.5 2
2.5 3
3.5
300-400 400-500
500-600 600-700
700-800 800-900
900-1000 Kedalaman m
Indeks keanekaragaman H S4 Barat Laut Simeulue
S5 Barat Banda Aceh
Gambar 25 Keanekaragaman H’ ikan demersal laut-dalam di barat laut Simeulue S4 dan barat Banda Aceh S5
Dominansi C Ikan Demersal Laut Dalam di Perairan Barat Aceh
0.2 0.4
0.6 0.8
1
300-400 400-500
500-600 600-700
700-800 800-900
900-1000 Kedalaman m
Indeks Dominansi C S4 Barat Laut Simeulue
S5 Barat Banda Aceh
Gambar 26 Dominansi C ikan demersal laut-dalam di barat laut Simeulue S4 dan barat Banda Aceh S5
Kemerataan E Ikan Demersal Laut Dalam di Perairan Barat Aceh
0.2 0.4
0.6 0.8
1
300-400 400-500
500-600 600-700
700-800 800-900
900-1000 Kisaran Kedalaman m
Indeks Kemerataan E S4 Barat Laut Simeulue
S5 Barat Banda Aceh
Gambar 27 Kemerataan E ikan demersal laut-dalam di barat laut Simeulue S4 dan barat Banda Aceh S5
Walaupun secara umum komunitas S4 memiliki nilai dominansi C=0,22 yang rendah, namun pada kedalaman 400-500 m terjadi dominansi cukup tinggi
dengan nilai C=0,77 Gambar 26. Hal ini menunjukkan telah terjadi dominansi yang tinggi oleh suatu biota didalam komunitas pada kisaran kedalaman tersebut.
Hasil dominan tangkapan pada kedalaman 400-500 m adalah Ostracoberyx dorygenys
yaitu 77,9 dari jumlah total tangkapan pada kedalaman 400-500 m. Diduga Ostracoberyx dorygenys memiliki pertambahan
populasi yang lebih cepat dibandingkan jenis ikan yang lain. Morfologi jenis ikan ini memiliki duri yang keras di bagian dorsal dan ventral sehingga diduga ikan
dengan trophic level yang lebih tinggi predator tidak begitu menyukai untuk memangsanya, sehingga pertambahan jumlah populasinya menjadi lebih cepat
dibandingkan jenis ikan lain. Dominansi pada lokasi S5 berada pada level sedang C=0,6 dengan nilai
kemerataan rendah E=0,2 Gambar 27. Pada kisaran kedala man 600-700 m terdapat biota yang mendominasi komunitas dengan nilai dominansi C=0,8.
Hasil tangkapan dominan pada kedalaman tersebut adalah jenis ikan Hoplosthetus rubellopterus
. Jenis ikan ini juga terlihat dominan pada kedalaman 500-600 m dan 700-800 m dengan nilai dominansi sedang masing- masing 0,51
dan 0,6 hal ini menunjukkan bahwa H. rubellopterus adalah jenis ikan yang mendominasi dari kedalaman 500 m sampai 800 m diwilayah S5. Kondisi
substrat yang berlumpur diduga merupakan wilayah habitat yang disukai oleh H. rubellopterus.
Diduga jenis H. rubellopterus telah memiliki jumlah populasi yang sangat besar dan hidup bergerombol sehingga menyulitkan predator untuk
memangsanya, sehingga perkembangan populasinya menjadi lebih cepat dibandingkan jenis ikan yang lain.
3.3.4.3 Perkiraan densitas ikan demersal laut-dalam pada setiap kisaran