Walaupun secara umum komunitas S4 memiliki nilai dominansi C=0,22 yang rendah, namun pada kedalaman 400-500 m terjadi dominansi cukup tinggi
dengan nilai C=0,77 Gambar 26. Hal ini menunjukkan telah terjadi dominansi yang tinggi oleh suatu biota didalam komunitas pada kisaran kedalaman tersebut.
Hasil dominan tangkapan pada kedalaman 400-500 m adalah Ostracoberyx dorygenys
yaitu 77,9 dari jumlah total tangkapan pada kedalaman 400-500 m. Diduga Ostracoberyx dorygenys memiliki pertambahan
populasi yang lebih cepat dibandingkan jenis ikan yang lain. Morfologi jenis ikan ini memiliki duri yang keras di bagian dorsal dan ventral sehingga diduga ikan
dengan trophic level yang lebih tinggi predator tidak begitu menyukai untuk memangsanya, sehingga pertambahan jumlah populasinya menjadi lebih cepat
dibandingkan jenis ikan lain. Dominansi pada lokasi S5 berada pada level sedang C=0,6 dengan nilai
kemerataan rendah E=0,2 Gambar 27. Pada kisaran kedala man 600-700 m terdapat biota yang mendominasi komunitas dengan nilai dominansi C=0,8.
Hasil tangkapan dominan pada kedalaman tersebut adalah jenis ikan Hoplosthetus rubellopterus
. Jenis ikan ini juga terlihat dominan pada kedalaman 500-600 m dan 700-800 m dengan nilai dominansi sedang masing- masing 0,51
dan 0,6 hal ini menunjukkan bahwa H. rubellopterus adalah jenis ikan yang mendominasi dari kedalaman 500 m sampai 800 m diwilayah S5. Kondisi
substrat yang berlumpur diduga merupakan wilayah habitat yang disukai oleh H. rubellopterus.
Diduga jenis H. rubellopterus telah memiliki jumlah populasi yang sangat besar dan hidup bergerombol sehingga menyulitkan predator untuk
memangsanya, sehingga perkembangan populasinya menjadi lebih cepat dibandingkan jenis ikan yang lain.
3.3.4.3 Perkiraan densitas ikan demersal laut-dalam pada setiap kisaran
kedalaman di lokasi barat laut Simeulue S4 dan barat Banda Aceh S5
Perkiraan rata-rata densitas ikan demersal laut-dalam berdasarkan metode swept area
di perairan barat laut Simeulue S4 berkisar antara 0,13 tonkm
2
sampai 2,69 tonkm
2
, rata-rata densitas tertinggi berada pada kisaran kedalaman
400-500 m yaitu sekitar 2,7 tonkm
2
, dan densitas terendah berada pada kisaran kedalaman 900-1.000 m yaitu sekitar 0,13 tonkm
2
. Di perairan sebelah barat Banda Aceh S5 perkiraan rata-rata densitas berkisar antara 0,32 tonkm
2
sampai 18,8 ton dengan rata-rata densitas tertinggi berada pada kisaran kedalaman
600-700 m sebesar 18,8 tonkm
2
, dan rata-rata densitas terendah berada pada kisaran kedalaman 300-400 m yaitu sebesar 0,3 tonkm
2
Tabel 5; Gambar 29. Tabel 5 Densitas kgkm
2
ikan demersal laut-dalam di perairan barat laut Simeulue S4 dan barat Banda Aceh S5 berdasarkan kisaran
kedalaman
Gambar 28 Total CPUA kgkm
2
pada setiap kisaran kedalaman A di lokasi S4 dan B di lokasi S5
Di lokasi S4 pada kedalaman 400-500 m dan 500-600 m rata-rata CPUA yang diperoleh lebih tinggi dibandingkan dengan kisaran kedalaman yang lain,
sedangkan di lokasi S5 kisaran kedalaman 600-700 m memberikan rata-rata
2000 4000
6000 8000
10000 12000
14000 16000
18000
400-500 500-600
600-700 700-800
800-900 900-1000 Kisaran Kedalaman S4 m
Total CPUA kgkm
2
n=5 n=9
n=11
n=10 n=5
n=1 10000
20000 30000
40000 50000
60000 70000
80000 90000
100000
300-400 400-500
500-600 600-700
700-800 800-900
Kisaran Kedalaman S5 m Total CPUA kgkm
2
n=2 n=3
n=4 n=5
n=5
n=3
A B
Total Jumlah Stasiun Rata-rata
SD SE
Total Jumlah Stasiun Rata-rata
SD SE
300-400 -
- -
- -
648,90 2
324,45 400-500
13.492,03 5
2.698,41 2168,84
969,93 954,84
3 318,28
383,64 221,49
500-600 17.219,56
9 1.913,28
2499,01 833,00
31.313,68 4
7.828,42 6.085,72
3.042,86 600-700
8.966,22 11
815,11 366,64
110,55 94.057,42
5 18.811,48
25.405,70 11.361,78
700-800 2.867,85
10 286,78
148,28 46,89
34.746,24 5
6.949,25 8.216,79
3.674,66 800-900
4.367,56 5
873,51 394,73
176,53 11.084,09
3 3.694,70
3.112,32 1.796,90
900-1000 132,74
1 132,74
- -
- -
- -
- Total
47.045,96 41
172.805,16 22
CPUAkgkm
2
Kedalaman m
S4 barat laut Simeulue S5 barat Banda Aceh
CPUA yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan kisaran kedalaman yang lainnya Gambar 29
Gambar 29 Rata-rata CPUA kgkm
2
pada setiap kisaran kedalaman A di lokasi S4 dan B di lokasi S5
Variasi densitas terlihat dari distribusi CPUA di lokasi barat laut Simeulue dan barat Banda Aceh. Hal ini menunjukkan bahwa ikan demersal laut-dalam
memiliki preferensi pada lokasi tertentu Gambar 30.
Gambar 30 Distribusi CPUA kgkm
2
pada A lokasi barat laut Simeulue S4 dan B lokasi barat Banda Aceh S5
Ikan demersal laut-dalam di lokasi barat laut Simeulue memiliki densitas yang cukup besar pada wilayah dekat pulau Simeulue dengan kedalaman yang
5 10
15 20
25 30
35 40
400-500 500-600
600-700 700-800
800-900 900-1000
x 100
Kisaran Kedalaman S4 m Rata-rata CPUA kgkm2+- SE
n=5 n=9
n=11 n=10
n=1 n=5
A
5 10
15 20
25 30
300-400 400-500
500-600 600-700
700-800 800-900
x 1000
Kisaran Kedalaman S5 m Rata-rata CPUA kgkm
2
+- SE
n=2 n=3
n=4 n=5
n=5 n=3
B
Li nt
an g
U ta
ra
2 ° 3 °
4 ° 5 °
6 °
94°BT 95°BT
96°BT
Bujur Timur
CPUA Kgkm2 stasiun 38.4 to 205.0
205.0 to 755.6 755.6 to 2,281.3
2,281.3 to 13,160.9 13,160.9 to 59,840.0
B a n d a A c e h
Banda Aceh
Simeulue
Li nt
an g
U ta
ra
2 ° 3 °
4 ° 5 °
6 °
93°BT 94°BT
95°BT 96°BT
Bujur Timur
CPUA kgkm2stasiun 52.07 to 312.4
312.4 to 582.9 582.9 to 849.9
849.9 to 1,492 1,492 to 8,326
A B
tidak terlampau dalam yaitu dengan kisaran 400 – 600 m. Pada lokasi ini banyak ditangkap ikan jenis Beryx splendens Gambar 31 A.
Gambar 31 Distribusi CPUA kgkm
2
pada A lokasi barat laut Simeulue S4 dan B lokasi barat Banda Aceh S5
Pada lokasi barat Banda Aceh densitas yang besar ditemukan pada kedalaman yang lebih dalam dengan kisaran 600-800 m. Pada lokasi ini banyak
dijumpai jenis Hoplostethus rubellopterus Gambar 31 B. Pada kedua lokasi perkiraan CPUA yang tinggi cenderung berada pada wilayah yang dekat dengan
wilayah slope Gambar 30.
3.3.4.4 Hubungan kedalaman, densitas, dan keanekaragaman ikan demersal