Strategi dan Indikator Pemberdayaan Masyarakat Nelayan

26 dibedakan menjadi nelayan pemilik perahu dan peralatan perikanan juragan serta nelayan yang bekerja sebagai buruh nelayan Mulyadi, 2005:79. Dewasa ini, hubungan hutang-piutang berdampak pada ketergantungan secara ekonomi dengan mudah dapat dilihat pada hampir semua masyarakat nelayan. Pada awalnya hubungan tersebut masih bersifat mutualisme, dalam arti nelayan sebagi klien membutuhkan pertolongan ekonomi dari patron pada saat paceklik. Sebaliknya pengusaha perikanan tangkap atau nelayan pemilik harus menjual ikan hasil tangkapannya pada patronnya. Pada tahap-tahap awal harga yang ditetapkan oleh patron terhadap ikan hasil tangkapan kliennya masih cukup memadai, tetapi lama kelamaan dengan berbagai alasan harga tersebut seringkali terus merosot. Kalau dominasi patron ini sudah sangat mencengkram kliennya, hubungan yang terjalin kemudian lebih tepat dikatakan sebagai bentuk eksploitasi Mulyadi, 2005:81. Kondisi semacam itu tetap lebih baik bagi nelayan pemilik meskipun berada dalam ketergantungan, tetapi hidupnya tetap terjamin bila sedang menghadapi masa paceklik ikan atau kebutuhan ekonomi yang mendesak. Adapun alternatif pinjaman dari sumber lain seperti koperasi atau bank, sangat sulit karena koperasi atau bank cenderung tidak mempercayai nelayan pemilik kalaupun dipercaya, diperlukan prosedur yang rumit serta agunan yang jelas, disamping hambatan status sosial diantara petugas dan peminjam Mulyadi, 2005:82.

2.3.6. Strategi dan Indikator Pemberdayaan Masyarakat Nelayan

Strategi dalam pemberdayaan masyarakat nelayan yang dikembangkan untuk mencapai tujuan secara optimal. Masyarakat nelayan membuka diri terhadap partisipasi pihak-pihak lain, seperti swasta, LSM, atau perguruan tinggi Universitas Sumatera Utara 27 yang memiliki kepedulian terhadap masyarakat pesisir diantaranya yaitu: Kusnadi, 2007:24 1. Masyarakat nelayan yang diposisikan dan diperlakukan sebagai subjek pemberdayaan karena merekalah yang nantinya akan pelaku aktif atau aktor utama pembangunan di daerahnya, pemberdayaan masyarakat diletakkan sebagai mediator dan fasilitator pemberdayaan. 2. Kegitan pemberdayaan pada masyarakat nelayan bukan bersifat fisik, seperti membangun atau membantu fasilitas sarana dan prasarana ekonomi dan sosial, melainkan labih ditekankan pada kegiatan nonfisik karena substansi pemberdayaan diarahkan sepenuhnya untuk investasi pembangunan sumber daya manusia yang dalam jangka panjang. 3. Kegiatan pemberdayaan ini berbasis kelembagaan sosial ekonomi kerakyatan, serta bertujuan memperkuat eksistensi kelembagaanorganisasi sosial ekonomi. 4. Kegiatan pemberdayaan bersifat berkelanjutan, minimal 3 tiga tahun yang dilaksanakan secara terus –menerus disertai dengan pendampingan instensiif dan target pencapaian tujuan yang lebih jelas. 5. Tujuan kegiatan pemberdayaan akan tercapai dengan lancar apabila didukung oleh jaringan kemitraan yang luas. Artinya pembangunan sosial ekonomi masyarakat. Pencapain hasil yang optimal jika di dukung kebijakan pemerintah, partisipasi pihak swasta pengusaha, keterlibatan lembaga perbankan, dan kotribusi dari pihak lain yang peduli terhadap pengembangan pembagunan masyarakat dikawasan pesisir. Universitas Sumatera Utara 28 Sehingga pemberdayaan masyarakat nelayan merupakan sebuah proses sosial yang cukup panjang untuk memcapai tujuan. Disamping sebagai proses sosial, pemberdayaan adalah strategi, sarana, fasilitas, media atau instrumen lain. Adapun strategi pembangunan masyarakat nelayan yaitu membantu masyarakat untuk dapat membangun dan berkembang atas kemampuan dan kekuatan sendiri, dengan mendasarkan pada pengembangan potensi alam lingkungannya, adapun kebijakan yang diambil dalam pembangunan masyarakat nelayan meliputi: Mulyadi, 2005:127 1. Program masyarakat nelayan diarahkan untuk mencegah dan meniadakan kemiskinan dan kesengsaraan yang dapat terjadi di kalangan masyarakat. Untuk itu perlu selalu dilakukan usaha – usaha untuk memenuhi kebutuhan dasar, kebutuhan hidup minimum, sehingga dapat terpenuhinya kebutuhan ini akan dapat mendorong masyarakat desa untuk selanjutnya tumbuh dan berkembang dengan kekuatan sendirimadiri. 2. Mendorong dan meningkatkan aktivitas, kreatifitas, prestasi dan partisipasi, masyarakat dalam pembangunan. 3. Usaha menghapus kemiskinan di kalangan masyarakat perlu diusahakan peningkatan sumber daya alam, swadaya serta produktivitas masyarakat guna dapat menciptakan kehidupan ekonomi yang berdampak pada penciptaan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan dan taraf hidup masyarakat. 4. Meningkatkan dan memanfaatkan peranan lembaga – lembaga masyarakat yang berfungsi sebagai wadah partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Universitas Sumatera Utara 29 5. Pembangunan masyarakat nelayan diarahkan untuk lebih mengutamakan desa dengan masyarakat yang relatif miskin, masyarakat terpencil, masyarakat diwilayah kritis, wilayah pantai, kepulauan, perbatasan dan sebagainya.

2.3.7. Kemitraan Masyarakat Nelayan