19
2.3.1 Nelayan
Secara terminolgi nelayan buruh amat jarang penggunaan dalam soal kehidupan nelayan di Indonesia. Sehingga dalam UU Perikanan No 45 Tahun
2009 hasil revisi UU No 31 Tahun 2004 tak ada terminologi yang mendekati posisi Nelayan Buruh, UU ini hanya mendefinisikan yakni
1. Nelayan adalah orang yang mata pencahariannya melakukan penangkapan
ikan. 2.
Nelayan kecil adalah orang yang mata pencahariannya melakukan penangkapan ikan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari yang
menggunakan kapal perikanan berukuran paling besar 5 lima gross ton GT. 3.
Pembudidaya Ikan adalah orang yang mata pencaharianya melakukan pembudidayaan ikan
4. Pembudi Daya Ikan Kecil adalah orang yang mata pencahariannya
melakukan pembudidayaan ikan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari- hari.
Imron 2003 dalam Mulyadi Nelayan adalah suatu kelompok masyarakat yang kehidupannya tergatung langsung pada hasil laut, baik dengan cara
penangkapan ataupun budi daya. Mereka pada umumnya tinggal dipinggir pantai, sebuah lingkungan pemukiman yang dekat dengan lokasi kegiatan Mulyadi,
2005:7. Pengusaha perikanan tangkap merupakan pelaku kegiatan ekonomi yang
menjalankan usahanya di sektor perikanan tangkap. Menjalankan tugas sebagai penyedia sarana penangkapan ikan, baik berupa armada boatkapal alat tangkap
dan modal. Para pengusaha perikanan tangkap ada yang hanya sebatas penyedia
Universitas Sumatera Utara
20 sarana penangkapan ikan dan ada juga yang ikut langsung dalam proses
penangkapan ikan di laut atau disebut nelayan pemilik. Penelitian Kusumawati at al 2010 usaha penangkapan ikan merupakan suatu kegiatan ekonomi sehingga
dalam menjalankan aktifitasnya selalu didasarkan atas dasar pertimbangan- pertimbangan ekonomi agar usaha yang dijalankan dapat menghasilkan
keuntungan. Salah satu prinsip-prinsip ekonomi adalah efisiensi. Selain itu juga nelayan merupakan bagian dari unit penangkapan ikan yang
sangat memegang peranan penting dalam mengoperasikan suatu alat tangkap ikan karena keberhasilan suatu operasi penangkapan ikan sangat ditentukan oleh
keahlian nelayan. Unit penangkapan ikan terdiri dari 3 tiga komponen yaitu kapal perikanan, alat tangkap, dan nelayan Danial, 2007.
Secara terminologi Nelayan di Indonesia juga di klasifikasikan sebagai Nelayan Buruh, kehidupan nelayan buruh di Indonesia semakin terjepit akibat
tidak mendapat perlindungan yang baik secara sosial, ekonomi maupun hukum. Nelayan buruh dianggab bukan bagian dari komunitas yang amat berperan dalam
penggeloan sumberdaya perikanan di Indonesia. Penyebutan sebagai Anak Buah Kapal ABK hanya angin surga padahal mereka tetaplah buruh, mereka butuh
jaminan perlindungan sosial, kesehatan dan hukum dari negara kerana itu amanat dari UUD 1945 Apridar et al, 2011:90.
Penelitian Sabian Ustman 2007 dalam Apridar et al menggolonggkan karakteristik masyarakat nelayan di tinjau dari sudut pandang kepemilikan aset
berupa faktor produksi dan teknologi menjadi:
Universitas Sumatera Utara
21 1.
Nelayan yang tidak memiliki alat produksi berupa kelotok atau pukat beserta segala perangkatnya, digolonggkan sebagai nelayan buruh anak
buah sehingga pekerjaan diatur oleh juragan. 2.
Pengusaha perikanan tangkap atau nelayan yang memiliki alat produksi kelotot atau pukat beserta segala perangkatnya yang disebut juragan,
sementara yang menanamkan investasi pemodal disebut penampung. Mereka ini tidak termasuk nelayan yang bekerjamengantungkan dirinya
pada pekerjaan nelayan. Kusnadi dalam Apridar et al menyatakan bahwa nelayan buruh adalah
masyarakat miskin yang dominan di desa-desa nelayan. Faktor kemiskinan inilah yang mendorong mereka terlibat dalam jaringan utang piutang yang kompleks di
komunitasnya Apridar et al, 2011:92. Sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan atau benang merah soal
karakteristik nelayan buruh yakni: a
Tidak memiliki faktor produksi kalap dan alat tangkap dan mengoperasikan alat tangkap yang bukan miliknya
b Bermodalkan tenaganya dalam proses penangkapan ikan
c Bekerja pada pemiliki faktor produksi juraganbos
d Berpendidikan rendah
e Minim dan tidak miliki informasi akses pasar
f Terjebak dalam lingkaran kemiskinan dan bermukim di desa
– desa miskin
g Memiliki ketergantungan ekonomi secara permanen terhadap pemiliki
modal
Universitas Sumatera Utara
22 Pada dasarnya penggolongan masyarakat nelayan dapat ditinjau dari tiga
sudut pandang. 1.
Dari segi pengusaan alat-alat produksi atau peralatan tangkap perahu, jaring, dan perlengkapan lainnya. struktur masyarakata nelayan terbagi
dalam kategori nelayan pemilik alat-alat produksi dan nelayan buruh. Nelayan buruh tidak memiliki alat-alat produksi. Dalam kegiatan produksi
sebuah unit perahu, nelayan buruh hanya menyumbangkan tenaganya dengan memperoleh hak-hak yang sangat terbatas
2. Ditinjau dari tingkat skala investasi modal usahanya struktur masyarakat
nelayan terbagi kedalam kategori nelayan besar dan nelayan kecil. Disebut nelayan besar karena jumlah modal yang diinvestasikan dalam
usaha perikanan relatif banyak, sedangkan pada nelayan kecil malah sebaliknya.
3. Dipandang dari segi tingkat teknologi yang digunakan, masyarakat
nelayan terbagi kedalam nelayan modern dan nelayan tradisional. Nelayan modern menggunakan teknologi penangkapan ikan yang lebih canggih
dibandingkan dengan nelayan tradisional. Berdasarkan uraian diatas nelayan buruh dapat bekerja pada unit-unit
penangkapan ikan yang dimiliki nelayan besar atau nelayan modern dan nelayan kecil dan atau nelayan tradisional. Sekalipun demikian nelayan buruh yang
bekerja pada unit-unit penangkapan ikan yang lebih modern atau canggih, seperti perahu sleret one boat purse seine, yang digunakan untuk menanggkap jenis-
jenis ikan pelagis, tidak mesti lebih baik tingkat kesejahteraan hidupnya dibandingkan dengan nelayan buruh yang bekerja pada unit-unit penangkapan
Universitas Sumatera Utara
23 tradisional, seperti sampan pancing, yang digunakan untuk menangkap ikan
tongkol, cakalang, dan layang pelagic fish atau perahu jaring senar, yang dipakai untuk menangkap jenis-jenis ikan dasar demersal fish.
Ketimpangan sistem bagi hasil antara nelayan pemilik dangan nelayan buruh lebih besar terjadi pada unit-unit penangkapan yang lebih canggihmodern,
sehingga kecendrungan ini sangat merugikan nelayan buruh. Data dan sebagian hasil studi yang ada selama ini telah menunjukkan bahwa dibandingkan dengan
nelayan pemilik, tingkat kehidupan sosial ekonomi nelayan buruh sangat rendah dan bahkan dapat dikatakan sebagai lapis sosial yang paling miskin di desa-desa
pesisir Kusnadi, 2006:4.
2.3.2. Stuktur Ekonomi Masyarakat Nelayan