VIII. KESIMPULAN, IMPLIKASI KEBIJAKAN
DAN SARAN
8.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan tentang dampak kebijakan perdagangan terhadap kinerja ekspor produk industri pengolahan kayu primer
Indonesia dapat diperoleh beberapa hal sebagai kesimpulan: 1. Produksi kayu bulat domestik lebih dipengaruhi oleh faktor eksternal yaitu
perubahan suku bunga bank dan perubahan upah tenaga kerja. 2. Permintaan kayu bulat oleh industri pengolahan kayu primer domestik hanya
dipengaruhi oleh permintaan kayu bulat oleh industri pada tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa industri pengolahan kayu primer
beroperasi hanya berdasarkan pengalaman sebelumnya dan faktor non ekonomi
3. Hasil peramalan tahun 2007-2010 menunjukkan bahwa jumlah permintaan kayu bulat domestik lebih besar dua kali jumlah penawaran kayu bulat
domestik.. Jika keadaan yang tidak seimbang antara penawaran dan permintaan terus berlangsung, hal ini akan mendorong terjadinya illegal
logging. 4. Permintaan produk Industri Pengolahan Kayu Primer dipengaruhi harga
domestik produk industri pengolahan kayu primer, GDP Indonesia, dan permintaan produk industri pengolahan kayu primer tahun sebelumnya.
5. Penghapusan larangan ekspor kayu bulat berdampak pada penurunan perolehan devisa dari ekspor produk industri pengolahan kayu primer dan
penurunan terbesar berasal dari penurunan ekspor kayu gergajian diikuti oleh ekspor kayu lapis dan ekspor pulp.
6. Kenaikan Provisi Sumber Daya Hutan dan Dana Reboisasi berdampak pada penurunan perolehan devisa dari ekspor kayu bulat dan ekspor produk industri
pengolahan kayu primer. Penurunan devisa tersebut dapat dikompensasi dari kenaikan penerimaan Provisi Sumber Daya Hutan dan Dana Reboisasi.
7. Kombinasi kebijakan: 1 penghapusan larangan ekspor kayu bulat, 2 kenaikan provisi sumber daya hutan, 3 kenaikan dana reboisasi, 4
penurunan suku bunga, 5 kenaikan upah tenaga kerja dan 6 kenaikan penawaran kayu bulat domestik merupakan kebijakan yang paling sesuai dan
terbaik untuk dilaksanakan. Selain menghasilkan kenaikan devisa yang paling tinggi dari ekspor produk industri pengolahan kayu primer, kebijakan larangan
ekspor kayu bulat yang diganti dengan pengaturan kuota penawaran kayu bulat domestik akan lebih dapat diterima di perdagangan internasional karena
terhindar dari isu lingkungan yang sering jadi penghambat perdagangan internasional
8.2. Implikasi Kebijakan