Kebijakan tenaga kerja khususnya bidang pengupahan diarahkan pada sistem pembayaran upah secara keseluruhan, tetapi tidak termasuk uang lembur.
Sistem ini didasarkan atas prestasi seorang pekerja dan tidak dipengaruhi oleh tunjangan-tunjangan yang tidak berhubungan dengan bentuk uang, namun tidak
mengurangi kemungkinan pemberian sebagian upah dalam bentuk barang yang jumlahnya dibatasi.
Upah tidak dibayar bila pekerja tidak melakukan pekerjaan. Ketentuan ini merupakan suatu azas yang berlaku umum dan berlaku untuk setiap golongan
pekerja, kecuali pekerja tidak bisa bekerja karena bukan kesalahan yang bersangkutan.
Berdasarkan teori penetapan upah minimum selalu berada diatas upah keseimbangan, karena tujuan dari upah minimum adalah untuk melindungi
pekerja agar tidak terjadi pembayaran yang rendah. Tetapi penetapan upah minimum diatas upah keseimbangan akan mengakibatkan peningkatan jumlah
pengangguran. Berdasarkan pengamatan, untuk menghindari peningkatan jumlah pengangguran, maka penetapan upah minimum di Indonesia diupayakan selain
sebagai jaring pengaman safety net, upah minimum juga diupayakan sebagai penyerap tenaga kerja.
3.5. Kerangka Model Ekonomi
Untuk mengetahui dampak kebijakan perdagangan terhadap kinerja ekspor produk industri pengolahan kayu primer, maka perlu diketahui ruang lingkup
perdagangan yang berkaitan dengan produk industri pengolahan kayu. Perdagangan produk industri pengolahan kayu sangat terkait dengan sistem pasar
produk industri pengolahan kayu primer yaitu dimulai dari Kayu Bulat, Kayu
Gergajian, Kayu Lapis dan Pulp. Kayu bulat sangat terkait dengan pasar produk industri pengolahan kayu primer karena kayu bulat selain sebagai bahan baku
utama industri penolahan kayu primer juga merupakan komponen terbesar biaya produksi industri pengolahan kayu primer, yaitu lebih dari 75 persen dari total
biaya produksi suatu produk industri kayu primer. Menurut Pujo Widodo 2004 untuk kayu lapis dan kayu gergajian, 77 persen biaya produksinya merupakan
biaya untuk penyediaan bahan baku kayu bulat sedangkan pulp menyerap 75 persen.
Pasar kayu dan produk kayu olahan merupakan mata rantai yang sangat kompleks dari hubungan permintaan dan penawaran yang menentukan aliran kayu
bulat sebagai bahan baku utama industri pengolahan kayu primer, mulai dari hutan ke industri perkayuan. Industri pengolahan kayu dapat dilihat sebagai
tahapan produksi dan pasar. Pada Gambar 6, memperlihatkan gambaran sistem pasar dan keterkaitannya dengan produksi dan sistem ekonomi produk industri
pengolahan kayu primer. Dalam tahapan produksi, output dari sub industri kayu bulat menjadi input
bagi sub industri pengolahan kayu primer. Jadi produksi kayu bulat merupakan bagian integral dari industri pengolahan kayu primer. Masing- masing sub industri
juga mempunyai sistem pasar tersendiri. Keterkaitan antara pasar dan proses produksi tersebut yang mendasari penyusunan model pasar komoditi oleh Labys
1973. Persamaan permintaan biasanya dipengaruhi oleh harga barang itu sendiri dan harga barang substitusinya, kegiatan ekonomi lainnya dan faktor teknologi.
Demikian pula dengan penawaran biasanya dipengaruhi oleh harga komoditi,
faktor- faktor alam, dan faktor- faktor lain yang berkaitan dengan kebijakan perdagangan.
Persamaan harga dipengaruhi oleh penawaran dan permintaan dan juga harga sebelumnya. Persamaan-persamaan tersebut secara simultan saling
mempengaruhi, dimana perubahan variabel pada persamaan pertama akan berpengaruh pada hasil persamaan yang lain.
Harga dunia
KG
Harga dunia
KL
Harga dunia
Pulp
Per mint aan Do mest ic
KB Produ ksi
KB Ekspo r
KB Penawaran
Do mest ik KB
Harga Do mest ik
KB
Per mint aan Do mest ik
KL Produ ksi
KL Ekspo r
KL Penawaran
Do mest ik KL
Harga Do mest ik
KL Per mint aan
Do mest ik KG
Produ ksi KG
Ekspo r KG
Penawaran Do mest ik
KG Harga
Do mest ik KG
Per mint aan Do mest ik
Pulp Produ ksi
Pulp Ekspo r
Pulp Penawaran
Do mest ik Pulp
Harga Do mest ik
Pulp Upah
Bun ga Riil
Rest riksi Ekspo r
I mpor KL
I mpor KG
I mpor Pulp
GDP
I HH DR
= Variabel Eksogen = Variabel Endogen
Ekspo r KB
Dun ia
Ekspo r KL
Dun ia Ekspo r
KG Dun ia
Ekspo r Pulp
Dun ia I mpor
KL Dun ia
I mpor KG
Dun ia
I mpor Pulp
Dun ia
Harga dunia
KB
K1
K2
K3
I mpor KB
Im por KB
Du nia
= Konversi
Gambar 6. Diagram Model Ekonomi Industri Produk Pengolahan Kayu Primer Indonesia
55a
Variabel-variabel pada persamaan dasar yang dikembangkan oleh Labys 1973 dapat lebih kompleks bila ada kebijakan ekonomi atau intervensi
pemerintah terhadap pelaku ekonomi, baik dari sisi produksi maupun sisi pasar . Dalam studi ini karena fokus dalam analisis adalah pada kinerja ekspor,
maka model ekonometrika yang akan disusun mengacu pada model ekonomi pasar komoditi oleh Labys 1973. Kebijakan perdagangan yaitu intervensi
pemerintah yang terkait pada input produksi dan restriksi perdagangan internasional. Intervensi pemerintah yang terkait dengan masalah input produksi
adalah Provisi Sumber Daya Hutan dan Dana Reboisasi, nilai upah minimum, dan kebijakan suku bunga bank. Sedangkan kebijakan perdagangan yang berkaitan
dengan perdagangan adalah kebijakan larangan ekspor kayu bulat. Sesuai dengan kerangka pemikiran dengan pendekatan proses pasar oleh
Labys tersebut maka untuk setiap komoditi Kayu Bulat, Kayu Gergajian, Kayu Lapis dan Pulp dapat persamaan model operasionalnya. Karena fokus analisis
adalah untuk ekspor maka untuk kayu bulat persamaan operasionalnya adalah yang terkait dengan produksi dan ekspor secara total tidak diperinci per negara.
3.6. Produksi