Ekspor Pulp ke Jepang XPJPN

5.5.3. Ekspor Pulp ke Jepang XPJPN

Tabel 26 menunjukkan bahwa ekspor pulp Indonesia ke Jepang XPJPN dipengaruhi oleh variabel selisih harga pulp dunia tahun berjalan dengan harga pulp dunia tahun lalu DPPWORR dengan tanda positif, variabel selisih harga pulp domestik tahun berjalan dengan harga pulp tahun lalu DPPINAR dengan tanda negatif, variabel produksi pulp Indonesia QPINA dengan tanda positif, variabel selisih nilai tukar rupiah tahun berjalan dengan nilai tukar tahun lalu DNTINA dengan tanda positif, trend waktu TW dengan tanda positif, dan variabel ekspor ke Jepang tahun sebelumnya LXJPN. Dari enam variabel penjelas tersebut, empat variabel yaitu variabel selisih harga pulp domestik tahun berjalan dengan harga pulp tahun lalu DPPINAR, variabel produksi pulp Indonesia QPINA, variabel selisih nilai tukar rupiah tahun berjalan dengan nilai tukar tahun lalu DNTINA, dan ekspor pulp ke Jepang tahun sebelumnya LXPJPN secara statistik berpengaruh nyata. Perilaku ekspor pulp ke Jepang juga dipengaruhi secara nyata oleh ekspor pulp ke Jepang tahun lalu. Hal ini menunjukkan bahwa untuk merespon perubahan kondisi perekonomian, penyesuaian perilaku ekspor pulp Indonesia ke Jepang memerlukan waktu. Respon ekspor pulp ke Jepang terhadap ketiga variabel bersifat inelastis dalam jangka pendek, meskipun ketiga variabel penjelas tersebut berpengaruh secara nyata terhadap perilaku ekspor pulp ke jepang tetapi dalam jangka panjang bersifat elastis -1.32 untuk variabel selisih harga pulp domestik dan variabel produksi pulp Indonesia 1.42. Tabel 26. Hasil Pendugaan Ekspor Pulp ke Jepang XPJPN Elastisitas Variable Parameter Estimate Standard Error t hitung Prob |T| E SR E LR INTERCEP Intercept -2.433816 7.181889 -0.339 0.739 DPPW ORR Selisih Harga Pulp Dunia pada t dengan Harga Pu lp Dunia pada t-1 0.000246 0.016946 0.015 0.989 0.005 0.015 DPPINAR Selisih Harga Pulp Do mestik pada t dengan Harga Pulp Do mestik pada t-1 -0.03143 0.022538 -1.395 0.184 -0.422 -1.321 QPINA Produksi Pulp Indonesia 0.011182 0.002976 3.758 0.002 0.455 1.422 DNTINA Selisih Nilai Tukar pada t dengan Nilai Tukar pada t-1 0.003028 0.002635 1.149 0.269 0.035 0.110 TW Kecenderungan Waktu 0.001202 0.798761 0.002 0.999 LXPJPN Lag XPJPN 0.680197 0.120633 5.639 0.000 R 2 = 0.9649, F hitung = 68.728, D w = 1.824 5.5.4. Ekspor Pulp ke Korea Selatan Tabel 27 menunjukkan bahwa ekspor pulp Indonesia ke Korea Selatan XPKRA dipengaruhi dipengaruhi oleh variabel selisih harga pulp dunia tahun berjalan dengan harga pulp dunia tahun lalu DPPWORR dengan tanda positif, variabel selisih harga pulp domestik tahun berjalan dengan harga pulp tahun lalu DPPINAR dengan tanda negatif, variabel produksi pulp Indonesia QPINA dengan tanda positif, variabel selisih nilai tukar rupiah tahun berjalan dengan nilai tukar tahun lalu DNTINA dengan tanda positif, trend waktu TW dengan tanda positif, dan variabel ekspor ke Korea Selatan tahun sebelumnya LXPKRA. Dari enam variabel penjelas tersebut, empat variabel yaitu variabel selisih harga pulp domestik tahun berjalan dengan harga pulp tahun lalu DPPINAR, variabel produksi pulp Indonesia QPINA, variabel selisih nilai tukar rupiah tahun berjalan dengan nilai tukar tahun lalu DNTINA, dan ekspor pulp ke Korea tahun sebelumnya LXPKRA secara statistik berpengaruh nyata. Perilaku ekspor pulp ke Korea juga dipengaruhi secara nyata oleh ekspor pulp ke Korea tahun lalu. Hal ini menunjukkan bahwa untuk merespon perubahan kondisi perekonomian, penyesuaian perilaku ekspor pulp Indonesia ke Korea memerlukan waktu. Ekspor ke Korea Selatan hal ini menunjukkan bahwa untuk merespon perubahan kondisi perekonomian seperti perubahan variabel penjelas, penyesuaian perilaku ekspor pulp Indonesia ke Korea Selatan memerlukan waktu. Tabel 27. Hasil Pendugaan Ekspor Pulp ke Korea Selatan XPKRA Elastisitas Variable Parameter Estimate Standard Error t hitung Prob |T| E SR E LR INTERCEP Intercept -9.78126 28.870229 -0.339 0.740 DPPW ORR Selisih Harga Pulp Dunia pada t dengan Harga Pu lp Dunia pada t-1 0.00099 0.068118 0.015 0.989 0.005 0.015 DPPINAR Selisih t dengan t-1 -0.12634 0.090598 -1.395 0.184 -0.422 -1.321 QPINA Produksi Pulp Indonesia 0.04495 0.011962 3.758 0.002 0.455 1.422 DNTINA Selisih Nilai Tukar Rupiah pada t dengan Nilai Tukar Rupiah pada t-1 0.01217 0.010592 1.149 0.269 0.035 0.110 TW Kecenderungan Waktu 0.00483 3.210938 0.002 0.999 LXPKRA Lag XPKRA 0.68022 0.120638 5.639 0.000 R 2 = 0.9649, F hitung = 68.729, D w = 1.824 5.5.5. Permintaan Pulp Domestik Tabel 28 menunjukkan bahwa permintaan pulp domestik dipengaruhi oleh variabel harga pulp domestik tahun lalu LPPINAR dengan tanda negatif, variabel GDP Indonesia GDINA dengan tanda positif, dan permintaan pulp domestik tahun sebelumnya LDPINA dengan tanda positif. Dari hasil pendugaan parameter pada persamaan permintaan pulp domestik DPINA, dua dari tiga variabel penjelas yaitu harga pulp domestik tahun sebelumnya dan GDP Indonesia berpengaruh nyata. Jika harga pulp domestik naik, ceteris paribus, maka permintaan pulp domestik akan turun. Bila GDP Indonesia naik tentunya pendapatan masyarakat naik karena variabel GDP Indonesia dapat mewakili kemampuan daya beli masyarakat. Peningkatan pendapatan masyarakat ini akan diikuti dengan naiknya daya beli masyarakat terhadap kebuhan barang-barang sekunder, dimana kertas adalah barang sekunder tetapi sangat dibutuhkan oleh setiap masyarakat yang ingin maju karena terkait dengan pendidikan dan keperluan dokumen lainnya. Respon permintaan kayu pulp domestik tahun sebelumnya bersifat inelastik -0.84 dalam jangka pendek tetapi bersifat elastis -4.01 dalam jangka panjang terhadap harga pulp tahun lalu. Artinya bahwa akan terjadi penurunan permintaan sebesar 0.83 persen bila terjadi kenaikan harga pulp domestik sebesar satu persen dan juga akan terjadi penurunan sebesar 4.01 persen dalam jangka panjang bila terjadi kenaikan harga pulp domestik sebesar 1 persen, ceteris paribus . Hal ini menunjukkan bahwa walaupun harga pulp domestik tahun sebelumnya secara statistik berpengaruh nyata, tetapi dalam jangka pendek perubahan permintaan akan pulp domestik tidak responsif. Kebutuhan pulp dalam negeri adalah untuk sedang berkembang, sejalan dengan berkemabangan penduduk sehingga kebutuhan akan kertas juga terus meningkat, sehingga dalamuntuk kebutuhan bahan bakunya biasanya sudah mempunyai mempunyai kontrak jangka panjang, sehingga perubahan harga akan sangat responsif untuk kurun waktu jangka panjang. Permintaan pulp domestik tahun sebelumnya berpengaruh nyata terhadap perubahan perilaku permintaan domestik. Hal ini menunjukkan bahwa untuk merespon perubahan kondisi perekonomian seperti perubahan variabel penjelas, penyesuaian perilaku permintaan pulp domestik pulp memerlukan waktu. Tabel 28. Hasil Pendugaan Permintaan Pulp Domestik Elastisitas Variable Parameter Estimate Standard Error t hitung Prob |T| E SR E LR INTERCEP Intercept 1052.486 1283.142 0.820 0.423 LPPINA R Lag PPINA R -1.687145 1.086281 -1.553 0.138 -0.843 -4.011 GDINA GDP Indonesia 0.000839 0.00602 0.139 0.891 0.131 0.625 LDPINA Lag DPINA 0.789856 0.20344 3.883 0.001 R 2 = 0.7885, F hitung = 22.374, D w = 1.359 5.5.6. Harga Pulp Domestik Berdasarkan Tabel 29. persamaan harga pulp domestik PPINAR semua variabel penjelas mempunyai tanda yang sesuai harapan, yaitu penawaran pulp domestik tahun sebelumnya LSPINA dengan tanda negatif dan permintaan pulp domestik DPINA yang bertanda positif, harga pulp dunia PPWORR dengan tanda positif dan harga pulp domestik tahun sebelumnya LPPINAR. Dari empat variabel penjelas tersebut ada tiga variabel penjelas yang secara statistik berpengaruh nyata yaitu penawaran pulp domestik, permintan pulp domestik dan harga pulp domestik tahun sebelumnya. Meskipun berpengaruh nyata, respon harga pulp domestik terhadap perubahan penawaran pulp domestik dan permintaan pulp domestik dalam jangka pendek bersifat inelastis yaitu dengan elastisitas masing- masing -0.15 dan 0.13. Demikian pula untuk jangka panjang bersifat inelastis yaitu dengan elastisitas masing- masing -0.55 dan 0.47. Hal ini berarti bahwa harga pulp domestik baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang bersifat stabil, gejolak harga yang terjadi karena perubahan penawaran dan perubahan permintaan memang terjadi tetapi persentasenya kecil. Hal ini kemungkinan besar karena industri pulp domestik perkembangannya sebanding dengan perkembangan industri kertas dalam negeri yang merupakan pembeli utama pulp dalam negeri. Tabel 29. Hasil Pendugaan Harga Pulp Domestik PPINAR Elastisitas Variable Parameter Estimate Standard Error t hitung Prob |T| E SR E LR INTERCEP Intercept 12.986238 142.5735 0.091 0.929 LSPINA Lag SPINA -0.096110 0.042003 -2.288 0.035 -0.149 -0.554 DPINA Permintaan Pulp Do mestik 0.058576 0.036092 1.623 0.123 0.127 0.470 PPWORR Harga Pulp Dunia 0.141650 0.200936 0.705 0.490 0.204 0.757 LPPINA R Lag PPINA R 0.730079 0.136983 5.330 0.000 R 2 = 0.7949, F hitung = 16.476, D w = 1.387 Berdasarkan Tabel 30 menunjukkan bahwa kebutuhan pulp dan produksi dalam negeri terus meningkat sejalan dengan dengan kenaikan kapasitas terpasang industri pulp dan industri kertas. Secara nyata produksi pulp dalam negeri belum bisa memenuhi kebutuhan kapasitas terpasang industrinya sehingga impor pulp masih dilakukan untuk beberapa jenis pulp Simangunsong 2004, dalam Kompas, 2007. Tabel 30. Kapasitas dan Produksi Industri Pulp dan Kertas Kapasitas Terpasang Juta ton Produksi Juta ton Tahun Pulp Kertas Pulp Kertas 1989 0.7 1.5 0.5 1.2 1990 1.0 1.7 0.7 1.4 1997 4.3 7.2 3.1 4.8 1998 4.3 7.5 3.4 5.5 1999 4.5 9.1 3.7 6.7 2000 5.2 9.1 4.1 6.8 2001 5.6 9.9 4.7 7.0 2002 6.1 10.1 5.0 7.2 2003 6.1 10.1 5.2 7.2 2004 6.1 10.1 5.2 7.2 MAAF HALAMAN PADA LEMBAR ASLINYA MEMANG TIDAK ADA

VII. PERAMALAN DAMPAK KEBIJAKAN PERDAGANGAN