Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian

karena itu, penelitian ini akan menganalisis dampak kabijakan perdagangan terhadap kinerja perdagangan produk industri pengolahan kayu primer. Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik beberapa rumusan pertanyaan penelitian sebagai berikut yaitu : 1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja ekspor produk industri pengolahan kayu primer ? 2. Bagaimanakah dampak kebijakan larangan ekspor kayu bulat terhadap kinerja ekspor produk industri pengolahan kayu primer tahun 1980-2002 ? 3. Bagaimanakah dampak kebijakan larangan ekspor kayu bulat terhadap kinerja ekspor produk industri pengolahan kayu primer pada periode mendatang tahun 2007-2010 ? 4. Alternatif kebijakan apa yang perlu ditempuh untuk meningkatkan kinerja ekspor produk industri pengolahan kayu primer ?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang diuraikan sebelumnya, maka secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak kebijakan perdagangan terhadap kinerja ekspor produk industri pengolahan kayu primer Indonesia. Secara spesifik, tujuan tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja ekspor produk industri pengolahan kayu primer. 2. Mengevaluasi dampak kebijakan perdagangan kayu bulat terhadap kinerja ekspor produk industri pengolahan kayu primer periode tahun 1980-2002. 13 3. Meramalkan dampak kebijakan perdagangan kayu bulat terhadap kinerja ekspor produk industri pengolahan kayu primer periode tahun 2007-2010. 4. Mengidentifikasi alternatif kebijakan yang perlu ditempuh untuk meningkatkan kinerja ekspor produk industri pengolahan kayu primer.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah untuk memberikan masukan baik dalam segi ilmu pengetahuan maupun bagi kepentingan pengambil kebijakan, khususnya dalam hal : 1. Memperkaya kajian-kajian di subsektor kehutanan terutama yang berkaitan dengan produk-produk kayu olahan primer dan perdagangannya. 2. Memberikan masukan kepada pemerintah dalam rangka merumuskan alternatif kebijakan perdagangan yang perlu dilakukan untuk mendorong kinerja ekspor produk industri kayu olahan primer.

1.5. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian

Model analisis dalam penelitian ini adalah model ekonometrika yang mencoba menggambarkan realitas perdagangan yang terjadi antara Indonesia dengan beberapa negara mitra dagang yang dominan terbesar, dimana realitas perdagangan tersebut sangat erat kaitannya dengan kebijakan perdagangan pemerintah yang langsung maupun tidak langsung akan berdampak pada kinerja ekspor terutama untuk produk-produk yang menjadi andalan ekspor Indonesia. Kebijakan perdagangan yang dimaksudkan adalah yang telah atau yang akan ditetapkan oleh pemerintah terkait dengan perdagangan produk kayu olahan, mulai dari sisi produksi sampai pasar komoditi. 14 Dalam penelitian ini kebijakan perdagangan yang akan dikaji adalah kebijakan perdagangan yang terkait dengan kinerja ekspor kayu olahan primer meliputi : 1 kebijakan terhadap bahan baku input, yaitu pungutan terhadap kayu bulat yaitu Provisi Sumber Daya Hutan dan Dana Reboisasi, tingkat suku bungakredit, kebijakan upah tenaga kerja, dan 2 larangan ekspor kayu bulat. Penelitian ini mengkaji aspek produksi untuk menggambarkan fenomena perdagangan sebenarnya bahwa kinerja perdagangan produk kayu olahan tidak bisa dipisahkan dengan kinerja industri kayu olahan itu sendiri dan intervensi kebijakan pemerintah yang diterapkan. Pemilihan komoditi produk industri kayu olahan primer yaitu kayu gergajian, kayu lapis dan pulp dengan mempertimbangkan peran produk-produk tersebut yang cukup dominan pada perekonomian Indonesia, khususnya yang berkaitan dengan nilai ekonomi kehutanan, sedangkan produk-produk lain dari kayu tidak menjadi obyek penelitian. Hal ini bukannya produk-produk tersebut tidak penting tetapi supaya penelitian ini lebih fokus. Jenis produk industri yang dipilih sebagian besar merupakan industri yang padat modal dan juga padat karya serta banyak menggunakan input lokal. Bahan baku kayu bulat dalam penelitian ini tidak dibedakan apakah bersumber dari hutan alam atau dari hutan tanaman. Pembedaan ini sangat perlu dilakukan karena sangat berbeda baik kualitas maupun harganya. Tetapi karena data yang tersedia tidak dibedakan dengan jelas sehingga dalam penelitian ini belum dapat dibedakan asal sumber bahan bakunya. Kinerja ekspor dapat ditunjukkan melalui pendekatan pengukuran indikator peningkatan volume dan nilai ekspor produk industri pengolahan kayu primer yang merupakan perolehan nilai devisa dari ekspor. Kinerja ekspor produk kayu diharapkan dapat kembali meningkat dengan adanya intervensi kebijakan yang tepat. Dimana kebijakan yang diterapkan harus merupakan kebijakan yang komprehensif dimulai dari kelestarian pasokan bahan baku kayunya. Bahan baku kayu komponen terbesar biaya produksi lebih dari 70 persen biaya produksi pengolahan kayu primer.

II. TINJAUAN PUSTAKA