Tabel 24. Hasil Pendugaan Harga Kayu Lapis Domestik PLINAR
Elastisitas
Variable
Parameter Estimate
Standard Error
t
hitung
Prob |T|
E
SR
E
LR
SLINA Penawaran Kayu Lapis Do mestik
-0.081924 0.094029 -0.871
0.395 -0.188
-0.379 DDLINA Selisih Permintaan
Kayu Lap is Do mestik pada t dengan lagnya
0.052373 0.061588 0.850
0.406 0.004
0.008 PLWORR Harga Riil Kayu
Lapis Dunia 0.619316 0.346375
1.788 0.091
0.660 1.328
LPLINAR Lag PLINAR 0.503334 0.203448
2.474 0.024
R
2
= 0.9121, F
hitung
= 46.722, D
w
= 2.295 5.5.
Pulp 5.5.1.
Produksi Pulp Indonesia
Persamaan model produksi pulp dalam studi ini merupakan persamaan identitas yaitu merupakan perkalian konstanta dengan permintaan kayu bulat oleh
kayu lapis. Konstanta sebesar 0.22 pulp .
5.5.2. Ekspor Pulp ke Cina
Tabel 25 menunjukkan bahwa ekspor pulp Indonesia ke Cina XPCIN dipengaruhi oleh selisih harga pulp dunia tahun berjalan dengan harga pulp dunia
tahun lalu DPPWORR dengan tanda positif, selisih harga pulp domestik tahun berjalan dengan harga pulp domestik tahun lalu DPPINAR dengan tanda negatif
produksi pulp Indonesia QPINA dengan tanda positif, selisih nilai tukar rupiah tahun berjalan dengan nilai tukar rupiah tahun sebelumnya DNTINA dengan
tanda positif, trend waktu TW dengan tanda positif dan variabel ekspor pulp ke Cina tahun sebelumnya LXPCIN. Dari enam variabel penjelas tersebut, empat
variabel yaitu selisih antara harga pulp domestik tahun berjalan dengan harga pulp domestik tahun lalu, produksi pulp Indonesia, selisih antara nilai tukar rupiah
tahun berjalan dengan nilai tukar rupiah tahun sebelumnya DNTINA dan ekspor pulp ke Cina tahun sebelumnya LXPCIN berpengaruh secara nyata.
Secara statistik respon ekspor pulp ke Cina terhadap perubahan keempat variabel tersebut bersifat inelastis dalam jangka pendek. Respon ekspor pulp ke
Cina untuk jangka panjang bersifat elastis terhadap 2 variabel yaitu perubahan selisih harga pulp domestik -0.13 dan perubahan produksi pulp Indonesia 1.42.
Selisih atau perbedaan harga pulp dunia tahun berjalan dengan tahun lalu bersifat positif. Makin besar perbedaan harga ekspor pulp dunia, tentunya volume
ekspor juga akan naik, tetapi ternyata variabel ini tidak berpengaruh nyata terhadap perubahan ekspor Indonesia. Dapat dikatakan bahwa ekspor pulp
Indonesia tidak dipengaruhi oleh kenaikan harga dunia tetapi justru oleh kenaikan perbedaan harga pulp domestik, ceteris paribus. Bila perbedaan harga domestik
makin besar antara tahun ini dan tahun sebelumnya mengindikasikan adanya kenaikan harga pulp domestik, maka volume ekspor turun. Hal ini menunjukkan
bahwa produsen akan memilih pasar dalam negeri dibandingkan ekspor, karena harga dalam negeri lebih menarik dan kebutuhan dalam negeri akan pulp
meningkat terus. Selain harga pulp domestik, produksi pulp dalam negeri juga berpengaruh
nyata terhadap volume ekspor pulp, ceteris paribus. Hal ini menunjukan bahwa produksi pulp Indonesia masih mempunyai pasar yang prospektif. Bila produksi
domestik naik maka ekspor ke Cina ikut naik dan berlaku juga sebaliknya bila produksi menurun ekspor menurun. Hal ini menunjukkan bahwa produksi pulp
Indonesia lebih berorientasi ekspor dan pasar pulp Indonesia ke Cina cukup mendominasi karena harga pulp Indonesia bisa bersaing ditingkat dunia. Sejak
tahun 1997, Cina tercatat menduduki peringkat tertinggi dalam impor pulp dari Indonesia. Pertumbuhan Ekonomi Cina yang terus meningkat ditunjukkan oleh
GDP Cina yang terus meningkat mendorong permintaan pulp Cina terus meningkat. Selain impor untuk memenuhi pasokan dalam negeri, Cina juga
gencar memperluas kapasitas industri pulp dalam negerinya. Sampai saat ini walau impor pulp, kapasitas industri Cina sudah sangat besar dan di tahun-tahun
mendatang Cina akan menjadi ancaman banyak negara produsen pulp. Cina sudah dan sedang mempersiapkan hutan tanaman kayu serat sebagai bahan baku seluas 6
juta hektar Widyantoro, 2005. Apabila dilihat dari variabel tren waktu terlihat adanya tren penurunan ekspor pulp Indonesia ke Cina. Perilaku ekspor pulp ke
Cina juga dipengaruhi secara nyata oleh ekspor pulp ke Cina tahun lalu. Hal ini menunjukkan bahwa penyesuaian perilaku ekspor pulp ke Cina untuk merespon
perubahan kondisi perekonomian memerlukan waktu. Tabel 25. Hasil Pendugaan Ekspor Pulp ke Cina XPCIN
Elastisitas Variable
Parameter Estimate
Standard Error
t
hitung
Prob |T|
E
SR
E
LR
INTERCEP Intercept -16.914321 49.931496
-0.339 0.740
DPPW ORR Selisih Harga Pulp Dunia pada t dengan
Harga Pu lp Dunia pada t-1 0.001719
0.117811 0.015
0.989 0.005
0.015 DPPINAR Selisih Harga
Pulp Do mestik pada t dengan Harga Pulp
Do mestik pada t-1 -0.218506
0.156691 -1.395
0.184 -0.422
-1.321 QPINA Produksi Pulp
Indonesia 0.077745
0.020688 3.758
0.002 0.455
1.422 DNTINA Selisih Nilai
Tukar pada t dengan Nilai Tukar pada t-1
0.021044 0.018319
1.149 0.269
0.035 0.110
TW Kecenderungan Waktu
0.007973 5.553372
0.001 0.999
LXPCIN Lag XPCIN 0.680217
0.120637 5.639
0.000
R
2
= 0.9649, F
hitung
= 68.730, D
w
= 1.824
5.5.3. Ekspor Pulp ke Jepang XPJPN