Pemberlakuan Pajak Ekspor Teori Perdagangan Internasional

3.1.2. Pemberlakuan Pajak Ekspor

Volume dan pola perdagangan internasional selain dibentuk oleh kekuatan pasar juga tidak terlepas dari intervensi atau campur tangan pemerintah yang berupa hambatan-hambatan perdagangan ataupun insentif- insentif untuk mendorong kinerja ekspor suatu komoditi, banyak perangkat yang digunakan oleh pemerintah, salah satu yang penting adalah melalui pajak ekspor. Pajak ekspor adalah pajak tidak langsung yang dikenakan atas barang- barang yang diekspor. Besarnya pajak ekspor berbeda-beda tergantung kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah. Menurut Grennes 1984, pengenaan pajak ekspor akan mengakibatkan harga yang diterima oleh produsen akan menjadi lebih rendah dari harga dunia, yaitu sebesar pajak yang dikenakan. Dengan adanya pengenaan pajak ekspor, maka biaya ekspor akan meningkat sehingga akan mengurangi volume ekspor suatu komoditi. Dampak ekonomi dari pengenaan pajak ekspor tersebut secara grafis disajikan pada Gambar 4. Pengenaan pajak ekspor sebesar t akan menggeser kurva penawaran ekspor S E ke atas dengan jarak sebesar pajak t menjadi S E . Pada kasus negara besar, dimana slope kurva permintaan impor yang dihadapi adalah negatif, maka penurunan jumlah penawaran ekspor pada harga tertentu akan meningkatkan harga dunia. Harga dunia yang tinggi jelas akan berpengaruh pada pengurangan daya beli konsumen dalam hal ini negara- negara pengimpor. Negara A Pasar Dunia Negara B Pengekspor Pengimpor Gambar 4. Dampak Pemberlakuan Pajak Ekspor 47 Q 1 Q’ 1 Q’ 2 Q 2 Q e Q 3 Q’ 3 Q’ 4 Q 4 P P a P b c S B D B 4 3 2 1 a b c d e f S A S E’ S E D E D A P w’ P w P w’-t Pa Q Q Q t Q e P w’ P w P w’ P w Ilustrasi secara grafis pada Gambar 4, diperoleh gambaran bahwa harga yang diterima oleh produsen di negara A setelah dikenakannya pajak ekspor adalah sebesar Pw-t. Pada harga ini konsumsi domestik naik menjadi Q 1 dan produksi akan turun menjadi Q 2 , sehingga terjadi kelebihan penawaran sebesar Q 2 - Q 1 . Pada negara pengimpor, pada tingkat harga dunia sebesar Pw produksi akan meningkat menjadi Q 3 dan konsumsi domestik akan turun menjadi Q 4 . Dengan demikian terjadi kelebihan permintaan sebesar Q 4 - Q 3 yang dapat dipenuhi melalui impor dari negara A sebesar Q 2 - Q 1 . Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pemberlakuan pajak ekspor, dengan asumsi negara pengekspor adalah negara besar, akan menyebabkan penurunan harga yang diterima produsen, penurunan produksi domestik, penurunan volume ekspor, peningkatan konsumsi domestik dan dapat memberikan penerimaan bagi pemerintah di negara pengekspor. Sedangkan di negara pengimpor, terjadi kenaikan harga sehingga merangsang kenaikan produksi dan penurunan konsumsi yang selanjutnya akan mengakibatkan penurunan volume impor. Dampak kesejahteraan dari pemberlakuan pajak ekspor dibandingkan dengan perdagangan tanpa distorsi liberalisasi perdagangan, dapat dianalisis melalui perubahan-perubahan pada surplus konsumen dan surplus produsen serta penerimaan yang diperoleh pemerintah, sebagaimana disajikan pada Tabel 5. Tabel 5. Analisis Dampak Pemberlakuan Pajak Ekspor terhadap Kesejahteraan Masyarakat di Negara Pengekspor dan Pengimpor Perubahan Pengekspor Pengimpor Surplus Produsen - a + b + c + d + e 1 Surplus Konsumen a + b - 1 + 2 + 3 + 4 Penerimaan Pemerintah d + f - Kesejahteraan Nasional Net - c - e + f - 2 + 3 + 4 Kesejahteraan Dunia Net = - c - e + f - 2 + 3 + 4 = - c - e - 2 - 4 Keterangan : daerah f pada Gambar 4 a sama dengan daerah 3 pada Gambar 4 c Dampak pemberlakuan pajak ekspor secara umum akan menurunkan kesejahteraan. Penurunan kesejahteraan di negara pengimpor adalah sebesar daerah 2+3+4, sedangkan di negara pengekspor dampaknya terhadap kesejahteraan nasional sangat ditentukan oleh elastisitas permintaan dan penawaran domestik. Pajak yang optimal bagi negara pengekspor akan berada pada kondisi f-c-e maksimum. Oleh karena itu, untuk tingkat pajak ekspor tertentu, kesejahteraan nasional bersih bagi negara pengekspor akan negatif bilamana c + e lebih besar dari f. Turunnya pajak ekspor dari kondisi yang diuraikan di atas berarti memperkecil penurunan kesejahteraan masyarakat dunia. Produsen di negara pengekspor akan menerima penurunan harga yang lebih kecil sehingga dapat merangsang terjadinya peningkatan volume ekspor, sementara konsumen di negara pengimpor akan membayar dengan harga yang lebih rendah.

3.2. Suku Bunga