4.2. Identifikasi Model
Sebelum melakukan pendugaan model dilakukan identifikasi model untuk menentukan metode pendugaan yang akan digunakan. Jika suatu persamaan
struktural atau model secara keseluruhan under identified, maka parameter- parameternya tidak dapat diduga dengan metode ekonometrika. Jika persamaan
atau model exactly identified, maka metode yang paling tepat digunakan adalah Indirect Least Squares
ILS, sedangkan jika over identified maka berbagai metode dapat digunakan seperti Two Stage Least Squares 2SLS atau Three
Stage Least Squares 3SLS.
Identifikasi model dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu pengujian terhadap model struktural order condition atau pengujian terhadap model
reduced form rank conditions Koutsoyiannis, 1978. Dalam studi ini digunakan
cara yang pertama karena lebih sederhana dan lebih mudah dari cara yang kedua. Persyaratan agar suatu persamaan dikatakan teridentifikasi identified adalah jika
jumlah seluruh variabel endogen dan predetermined yang tidak terdapat dalam persamaan yang bersangkutan, tetapi termasuk kedalam persamaan-persamaan
lainnya, sekurang-kurangnya harus sebanyak jumlah seluruh variabel endogen dalam model sistem persamaan dikurang satu. Dalam notasi dapat dituliskan
sebagai berikut Koutsoyiannis, 1978 : Jika : K - M G - 1, maka persamaan under identified
K - M = G - 1, maka persamaan exactly identified K - M G - 1, maka persamaan over identified
dimana : G = Jumlah total persamaan jumlah total variabel endogen K = Jumlah total variabel dalam model endogen dan predetermined
M = Jumlah variabel endogen dan eksogen dalam persamaan yang diidentifikasi.
Model yang dibangun terdiri dari 25 persamaan struktural, 3 persamaan teknis produksi dan 11 persamaan identitas. Menggunakan pengujian model
struktural order condition menghasilkan bahwa model Produk Industri
Pengolahan Kayu Primer Indonesia over identified.
4.3. Metode Pendugaan Model