pelajaran fisika. Hasil - hasil evaluasi belajarpun menunjukkan bahwa nilai rata - rata kelas di rapor untuk pelajaran fisika seringkali merupakan nilai yang terendah
dibanding dengan pelajaran pelajaran lainnya. Hal ini dapat dilihat dari hasil ulangan baik itu ulangan harian maupun ulangan umum, menunjukan nilai yang
rendah. Padahal belajar fisika akan menyenangkan jika memahami keindahannya serta tahu manfaatnya. Jika siswa sudah mulai tertarik baik oleh keindahan,
manfaat ataupun dari lapangan kerjanya, mereka akan bisa lebih mudah dalam menguasai fisika. Maka, motivasi belajar sudah menjadi modal pertama untuk
menghadapi halangan atau kesulitan apapun yang akan menghadang ketika sedang belajar fisika.
2.4 Aktivitas Belajar
Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan suatu pembelajaran, terutama pembelajaran yang menggunakan metode eksperimen.
Pada saat proses
belajar mengajar berlangsung, seorang guru tidaklah mudah menciptakan kondisi yang kondusif bagi semua siswa. Karena pada kenyataannya ada siswa yang
proaktif, ada siswa yang tidak banyak bicara tetapi memiliki kemampuan akademik di atas temannya, dan terdapat pula siswa yang banyak bicara tetapi
memiliki kemampuan rendah. Bahkan, ada siswa dengan kemampuan akademik menengah ke bawah merasa tertekan sebab materi pelajaran fisika sarat dengan
teori, konsep, rumus-rumus, dan praktikum yang rumit bahkan sulit dipahami. Ausubel Holil, 2008 : 2 mengemukakan bahwa seseorang dalam belajar
dapat diklasifikasikan ke dalam dua dimensi. Dimensi pertama berhubungan
dengan cara informasi atau materi disajikan pada siswa, melalui penemuan atau penerimaan. Dimensi kedua berkaitan dengan bagaimana cara siswa dapat
mengaitkan informasi atau materi pelajaran pada struktur kognitif yang telah dimilikinya, ini berarti belajar bermakna. Belajar penerimaan menyajikan materi
dalam bentuk final, dan belajar penemuan mengharuskan siswa untuk menemukan sendiri sebagian atau seluruh materi yang diajarkan. Akan tetapi jika siswa hanya
mencoba-coba menghapal informasi baru tanpa menghubungkan dengan konsep- konsep yang telah ada dalam struktur kognitifnya, maka dalam hal ini terjadi
belajar hafalan. Dengan demikian guru harus mampu menciptakan suasana
pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa sehingga memungkinkan siswa turun aktif dalam mengembangkan kemampuannya sehingga terjadi suatu proses
interaksi antar siswa dan guru. Aktif dalam mengembangkan kemampuan bertanya, memperagakan alat, mengajukan pendapat, dan menyelasaikan masalah.
Menurut Dahar Sudrajat, 2008 : 2 dalam proses belajar mengajar, pada umumnya pertanyaan mempunyai peranan yang sangat penting. Kemudian
menurut Rustaman Sudrajat, 2008, 2, pertanyaan dalam pembelajaran fisika akan meningkatkan kualitas dalam belajar.
Aktivitas berdasarkan definisinya yaitu segala kegiatan yang dilaksanakan oleh seseorang Alwi, 2001 : 23. Berdasarkan jenisnya aktivitas dibagi menjadi
dua jenis yaitu keaktifan jasmani dan keaktifan rohani. Keaktifan jasmani adalah berbagai kegiatan yang dilakukan secara fisik misalnya melakukan peragaan alat.
Sedangkan keaktifan rohani adalah segala kegiatan yang ada hubungannya dengan unsur-unsur kejiwaan misalnya proses mengingat dan berpikir Majid, 2008 : 4.
Melalui pembelajaran eksperimen diharapkan siswa lebih termotivasi dalam belajar sehingga aktivitas dalam belajar semakin tinggi. Menurut Gage Sutrisno,
2007 : 3, motivasi merupakan sebuah konsep yang luas diffuse, dan seringkali
dikaitkan dengan faktor-faktor lain yang mempengaruhi energi dan arah aktivitas manusia, misalnya minat
interest, kebutuhan need, nilai value, sikap attitude, aspirasi, dan insentif. Dengan pengertian istilah motivasi seperti
tersebut di atas, kita dapat mendefinisikan motivasi belajar siswa, yaitu apa yang memberikan
energi untuk belajar dan memberikan arah bagi aktivitas belajar. Dewey Majid, 2008 : 5 mengatakan, aktivitas seseorang penting untuk
memperoleh pengalaman, tanpa aktivitas pengajaran tidak akan memberikan hasil yang baik. Sedangkan menurut Piaget Majid, 2008 : 5, seseorang anak berpikir
sepanjang ia berbuat. Maka dengan demikian tanpa perbuatan siswa tidak berpikir, dan siswa berpikir harus diberi kesempatan untuk berbuat agar dapat
berpikir sendiri.
2.5 Strategi Pembelajaran