Hipotesis Penelitian Ketiga Pembahasan Hasil Penelitian

berdasarkan tabel 4.17, setalah diberi perlakuan terdapat peningkatan hasil belajar sebesar 0,326 atau 32,6 . Berdasarkan hasil uji statistik, dapat disimpulkan bahwa nilai tersebut mendukung kearah diterimanya hipotesis yang kedua yaitu ” Penggunaan Media Analisis Ruang MAR dalam pembelajaran pokok bahasan vektor mencapai kriteria ketuntasan minimal KKM ”.

4.3.3 Hipotesis Penelitian Ketiga

Untuk membuktikan adanya perbedaan hasil belajar, dalam pelaksanaan pembelajaran eksperimen menggunakan kelas kontrol dan kelas eksperimen. Pembelajaran di kelas kontrol menggunakan metode inkuiri tanpa media tetapi pembelajaran di kelas eksperimen menggunakan metode inkuiri melalui eksperimen dengan menggunakan media. Proses penerapan konsep vektor di kelas kontrol menggunakan metode inkuiri tanpa media, maka semua konsep yang berhubungan dengan operasional vektor sebagai alat bantu menggunakan gambar. Tujuan penggunaan gambar tiada lain agar siswa mampu memahami konsep yang diberikan saat itu. Dengan demikian, siswa tidak lagi menerima informasi tentang konsep vektor hanya melalui proses mendengar dan mencatat dari apa yang disampaikan oleh guru tetapi melalui proses berpikir. Anggapan tersebut sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Dermott Schober, 2006 : 1 bahwa pembelajaran dengan melalui ceramah atau bercerita tidak efektif untuk kebanyakan siswa. Sehingga, untuk lebih memahami konsep diperkuat lagi dengan pemecahan soal-soal yang bervariasi yang ada hubungannya dengan operasional vektor. Konsep vektor di kelas eksperimen penerapannya menggunakan Media dengan metode inkuiri. Berdasarkan pengamatan, penerapan konsep vektor melalui eksperimen membuat siswa lebih aktif dalam belajar. Hal ini disebabkan semua konsep yang diberikan dapat diperagakan secara langsung oleh siswa, sehingga siswa turut aktif dalam mengembangkan potensi intelektualnya. Kenyataan tersebut, sesuai dengan apa dikemukakan oleh Elisabeth Simpson Wardani, 2002 : 26, bahwa pembelajaran melalui eksperimen akan membuat siswa membangun pengetahuannya melalui kesiapan set, respons terarah bertindak mekanik, dan respons yang komplek. Pembelajaran dengan menggunakan media dapat lebih memotivasi siswa dalam belajar sehingga aktivitasnya dapat meningkat. Selain terjadi peningkatan aktivitas, pengetahuan siswa akan terbentuk melalui berbagai aspek yang dimiliki siswa itu sendiri. Edgar Dale Sukarman, 2003 : 18, bahwa pembelajaran melalui pengalaman langsung, pengalaman yang diatur, dan demonstrasi dapat lebih memperkuat daya nalar siswa pada suatu konsep. Penerapan konsep melalui eksperimen akan merubah pola pikir siswa sehingga siswa sedikit demi sedikit akan mampu memahami konsep abstrak dan rumit melalui jalur yang terarah dan terkoordinasi. Keadaan seperti itu sesuai dengan teori belajar dari John Travers Sudjana, 2002: 119 , bahwa melalui belajar gerakan motor learning dan belajar pemecahan masalah problem solving akan memperkuat daya nalar siswa. Proses pembelajaran aktif atau pembelajaran interaktif memiliki karakteristik tertentu, diantaranya: keterlibatan mental pikiran dan perasaan siswa tinggi, suasana kelas yang fleksibel, demokratis, menantang dan tetap terkendali oleh tujuan Komara, 2003 : 4. Setelah diberi perlakuan, siswa di kedua kelas tersebut diberi tes hasil belajar dengan instrumen yang sama. Selanjutnya data hasil tes tersebut diuji regresi, dengan tujuan untuk melihat perbedaan hasil belajar dari kedua kelas setelah diberi perlakuan. Berdasarkan hasil uji - t pada tabel 4.18, pada kolom Levene’s Test for quality of Variance diperoleh nilai F = 1,356 dan sig = 0,247 lebih dari 5 . Dari data tersebut dapat diasumsikan bahwa hasil belajar siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki varian yang sama. Dengan memilih asumsi memiliki varian yang sama Equal varian asummed diperoleh nilai sig = 0,00 kurang dari 5 , maka Ho ditolak. Artinya terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa di kelas eksperimen dengan siswa di kelas kontrol. Karena menggunakan uji satu sisi one tailed test, maka nilai signifikansinya dibagi dua sehingga diperoleh signifikansi = 0,00 : 2 = 0,00. Jadi rerata hasil belajar siswa di kelas eksperimen lebih besar dari pada rerata hasil belajar kelas kontrol rerata kelas eksperimen = 64,31 dan rerata kelas kontrol = 50,92. Hal ini mendukung terbuktinya hipotesis penelitian yang ketiga yaitu ”Hasil belajar di kelas eksperimen dengan menggunakan MAR lebih baik dibanding dengan hasil belajar di kelas kontrol tanpa MAR”

4.3.4 Hipotesis Penelitian Keempat