Hipotesis Penelitian Kedua Pembahasan Hasil Penelitian

0,56 atau 56 . Data ini menunjukan bahwa pembelajaran dengan menggunakan Media Analisis Ruang mempengaruhi motivasi. Sedangkan jika berdasarkan tabel 4.15 dalam Output T – Tesst diperoleh sig = 0,02 2 kurang dari 0,05 5 dan rata-rata skor motivasi mean sebesar 102,60. Nilai rata-rata tersebut di atas nilai kriteria ketuntasan minimal motivasi 98. Maka berdasarkan hasil uji statistik, dapat kesimpulan bahwa data hasil dari uji hipotesis di atas, dapat menunjukan kearah diterimanya hipotesis yang pertama yaitu ” Penggunaan MAR pada pembelajaran vektor dapat meningkatkan motivasi dalam belajar”.

4.3.2 Hipotesis Penelitian Kedua

Pembelajaran melalui eksperimen selain dapat memudahkan siswa untuk memahami konsep juga dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam mengkontruksi pengetahuannya. Penerapan konsep fisika melalui eksperimen membuat siswa dapat meyakini dan memahami suatu hal yang sepintas tidak sesuai dengan logika mereka Sukestiyarno, 2007 : 2. Begitupula pada penerapan konsep vektor, pembelajaran berlangsung melalui eksperimen dengan metode inkuiri menggunakan Media Analisis Ruang MAR dimulai dari konsep yang sederhana berangsur ke tahap konsep yang komplek secara langsung. Penerapan konsep vektor mengunakan media dapat memberikan pengalaman kepada siswa dalam memahami konsep. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Jerome Bruner Sukarman, 2003 : 18, bahwa konsep akan mudah dipahami oleh siswa jika dimulai dari tahapan konkret ke semi konkret, kemudian ke abstrak. Begitupula pada penerapan konsep dimulai dari konsep sederhana kemudian berangsur naik ke konsep yang lebih kompleks. Penerapan konsep vektor melalui eksperimen dengan menggunakan Media Analisis Ruang selain untuk mengembangkan aspek kognitif juga bertujuan untuk meningkatkan keterampilan proses, sikap, kreativitas. Seperti yang dikemukakan oleh Amin Mulyana, 2005 : 5 bahwa pembelajaran IPA memiliki tiga dimensi sasaran pembelajaran, yaitu dimensi proses, produk, dan sikap. Dalam pengembangan kognitif siswa akan lebih sempurna jika diimbangi dengan latihan- latihan soal yang bervariasi. Sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh John Travers Sudjana 2002 : 119, bahwa salah satu tipe dalam belajar adalah belajar pemecahan masalah problem solving. Penerepan konsep vektor melalui eksperimen dengan menggunakan media membuat siswa mengkonstruksi pengetahuannya melalui pengalaman langsung, respon terarah, betindak mekanik atau belajar psikomotor, dan pemecahan masalah. Sehingga pengetahuan yang diperoleh dapat tersimpan lama dalam pikiran siswa. Untuk melihat pengaruh penggunaan media terhadap hasil belajar, maka dilakukan tes pengetahuan dengan instrumen yang telah divalidasi terlebih dahulu. Sedangkan data yang diperoleh dari tes tersebut dijadikan sebagai sumber informasi dalam penelitian dan untuk selanjutnya dilakukan Uji- t satu sampel. Pada tabel 4.16 hasil olah data menunjukan nilai rata-rata hasil belajar siswa di kelas eksperimen 64,31. Sedangkan dari Output T–Test diperoleh sig = 0,017 atau 1,7 , signifikansi ini kurang dari 5 . Berdasarkan nilai signifikansi dan rata-rata hasil belajar siswa di kelas eksperimen tidak sama dengan 60. Sedangkan berdasarkan tabel 4.17, setalah diberi perlakuan terdapat peningkatan hasil belajar sebesar 0,326 atau 32,6 . Berdasarkan hasil uji statistik, dapat disimpulkan bahwa nilai tersebut mendukung kearah diterimanya hipotesis yang kedua yaitu ” Penggunaan Media Analisis Ruang MAR dalam pembelajaran pokok bahasan vektor mencapai kriteria ketuntasan minimal KKM ”.

4.3.3 Hipotesis Penelitian Ketiga