Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan memiliki pengaruh yang cukup besar bagi kemajuan suatu bangsa. Pendidikan yang berkualitas akan menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berguna bagi kemajuan bangsa. Pendidikan di Indonesia pada umumnya diselenggarakan melalui sebuah program pembelajaran. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pembelajaran dimaknai sebagai proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar Depdiknas, 2008: 23. Majid 2014: 15 mengartikan pembelajaran sebagai suatu proses interaksi antara anak dengan anak, anak dengan sumber belajar, dan anak dengan pendidik. Sementara itu, pembelajaran menurut Oemar Hamalik dalam Majid, 2014: 141 adalah suatu kombinasi yang tersusun dari unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, prosedur yang saling mempengaruhi dalam mencapai tujuan pembelajaran. Jadi, pembelajaran adalah serangkaian peristiwa atau proses belajar antar peserta didik dengan peserta didik, peserta didik dengan sumber belajar, atau peserta didik dengan pendidik yang di dalamnya terdapat kombinasi berbagai faktor yang saling berpengaruh dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Dalam mencapai tujuan pembelajaran tersebut, tentunya memerlukan perlengkapan berupa perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaran sangat diperlukan oleh sebuah kurikulum yang berlaku karena dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 32 tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan memaparkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Perangkat pembelajaran adalah salah satu wujud persiapan yang dilakukan oleh guru sebelum mereka melakukan proses pembelajaran Daryanto, 2014: v. Hal ini sesuai dengan pendapat Majid 2009: 21 bahwa guru harus mampu mempersiapkan perangkat pembelajaran yang harus dilaksanakan dalam merencanakan program dengan baik. Pemerintah mengadakan Kurikulum SD 2013 pada tahun 2014 semester gasal ini. Kurikulum ini adalah kurikulum yang diadopsi dari unsur-unsur kurikulum yang sudah ada, dan merupakan penyempurnaan dari kurikulum yang berlaku sebelumnya. Kurikulum 2013 ini memberlakukan pembelajaran tematik. Prinsip-prinsip utama yang mengalami pengembangan dalam Kurikulum 2013 adalah Standar Kompetensi Lulusan SKL yang merupakan keberlanjutan dari kebutuhan, Standar Isi SI yang merupakan keberlanjutan dari SKL melalui kompetensi inti yang bebas dari mata pelajaran. Pada Kurikulum 2013 ini, guru menyusun RPP yang berorientasi pada pendidikan karakter dan mengimplementasikannya pada praktik pembelajaran sehari-hari di kelas melalui Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian RPPTH yang telah dibuat. Tetapi pada pelaksanaannya masih banyak guru yang belum mampu menyusun RPPTH dengan baik. Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu TS selaku guru kelas I di SD N Tegalrejo pada hari Kamis, 17 April 2014 pukul 11:26 WIB, diperoleh informasi bahwa guru belum mampu memahami Kurikulum 2013 secara menyeluruh dikarenakan diklat pelatihan kurikulum ini berlangsung dengan tergesa-gesa, sehingga pemahaman guru yang mengikuti penataran kurang maksimal. Beliau menambahkan, pemahaman guru terkait dengan perumusan indikator dan tujuan pembelajaran yang mempertimbangkan keutuhan pribadi siswa juga belum maksimal. Namun, seiring berjalannya implementasi kurikulum baru ini, beliau sudah mulai untuk mempelajari dalam perumusan indikator dan tujuan pembelajaran yang mempertimbangkan keutuhan pribadi siswa. Mengenai pemahaman guru terkait dengan pendekatan tematik integratif dalam pembelajaran, beliau menegaskan bahwa jika dipelajari dengan sungguh-sungguh, pendekatan tematik integratif ternyata tidak terlalu sulit untuk dilaksanakan. Ibu TS mengatakan bahwa beliau juga belum memahami betul penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran, ditambah dengan perlunya pengadaan media yang terkait pembelajaran dimana tidak semua wilayah dapat menyediakan media tertentu, misalnya pengadaan media tanaman yang selama ini menjadi kendala di SD N Tegalrejo yang mana berada di wilayah kota. Di Samping itu, terkait penilaian otentik beliau juga belum memahami secara jelas. Ibu TS juga memaparkan jika beliau memerlukan contoh-contoh rubrik penilaian non tes. Selain itu, Ibu TS juga masih ingin mengikuti diklat terkait Kurikulum 2013 agar lebih bisa memahami jenis-jenis karakter yang akan dikembangkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional. Disebutkan juga bahwa guru masih memerlukan perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum 2013 yang sudah dikembangkan, karena di SD Negeri Tegalrejo 1 contoh perangkat pembelajaran yang sesuai tuntutan Kurikulum 2013 belum semuanya ada. Guru juga mengalami kesulitan mengembangkan pembelajaran dan pembuatan rubrik penilaian. Untuk itu, guru meminta agar fasilitas untuk penyaji pembelajaran dilengkapi agar pembelajaran menjadi lebih mudah. Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa guru memiliki beberapa permasalahan dalam penyusunan perangkat pembelajaran, sehingga guru membutuhkan perangkat pembelajaran untuk membantu dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. Dengan demikian, peneliti mencoba untuk membantu memberikan solusi berupa perangkat pembelajaran yang terintegrasi melalui pendekatan saintifik dan pendidikan karakter mengacu Kurikulum SD 2013 yang sudah dikembangkan sendiri oleh peneliti pada subtema “Aku Istimewa” untuk siswa kelas I SD. Perangkat pembelajaran ini diharapkan dapat membantu mengatasi permasalahan yang dialami guru.

1.2 Rumusan Masalah