Analisis Manfaat Program CSR (Corporate Social Responsibility) Chevron Geothermal Salak, Ltd Bidang Ekonomi Terhadap Pengembangan Usahatani Padi di Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogo

(1)

ANALISIS MANFAAT PROGRAM CSR (

CORPORATE SOCIAL

RESPONSIBILITY) CHEVRON GEOTHERMAL SALAK, LTD

BIDANG EKONOMI TERHADAP PENGEMBANGAN

USAHATANI PADI DI KECAMATAN PAMIJAHAN

KABUPATEN BOGOR

YOPPY ROSMINI MZ YUNUS

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR


(2)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Manfaat Program CSR (Corporate Social Responsibility) Chevron Geothermal Salak, Ltd

Bidang Ekonomi Terhadap Pengembangan Usahatani Padi di Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikuti dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka dibagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Agustus 2014

Yoppy Rosmini MZ Yunus


(3)

ABSTRAK

YOPPY ROSMINI MZ YUNUS. Analisis Manfaat Program CSR (Corporate Social Responsibility) Chevron Geothermal Salak, Ltd Bidang Ekonomi Terhadap Pengembangan Usahatani Padi di Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor Dibimbing oleh Ir. UJANG SEHABUDIN, M.si

Proses industri oleh suatu perusahaan tentunya memiliki efek samping dari produksi mereka, maka kemudian muncul konsep CSR (Corporate Social Responsibility). CSR adalah suatu tindakan atau konsep yang dilakukan oleh perusahaan sebagai bentuk tanggung jawab mereka terhadap sosial atau lingkungan sekitar. Chevron Geothermal Salak, Ltd (CGS) merupakan salah satu perusahaan yang menerapkan adanya program CSR. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi bentuk pelaksanaan dan manfaat program CSR CGS bidang ekonomi terhadap pertanian padi serta mengidentifikasi struktur biaya dan pendapatan sebelum dan setelah menerima program CSR CGS, serta mengidentifikasi struktur biaya dan pendapatan petani pemilik maupun petani penggarap. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Analisis kuantitatif digunakan dengan bantuan Microsoft excel 2007. Analisis kualitatif digambarkan secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa bentuk pelaksanaan program CSR CGS bidang ekonomi di Kecamatan Pamijahan terdiri dari beberapa pendampingan yaitu, pendampingan pertanian dan ternak domba, pendampingan koperasi Siraa (koperasi jasa keuangan mitra usaha), pendampingan otomotif (bengkel), serta pendampingan anyaman bambu dan bibit pohon. Program yang berkaitan dengan pengembangan usahatani padi, yaitu pendampingan pertanian dan ternak domba yang terdiri dari beberapa kegiatan, diantaranya pelatihan dan penyuluhan pertanian padi, pemberian benih dan pupuk kandang, serta pemberian hewan ternak domba. Manfaat program CSR CGS terhadap penerima program CSR CGS diantaranya memberikan pengetahuan dan ilmu tentang pertanian padi, hasil produksi yang dihasilkan, menekan biaya produksi, dan kemandirian dalam pembuatan pupuk alami. Biaya total per hektar per musim tanam dan biaya total per kg output usahatani padi petani sebelum menerima program CSR CGS lebih besar dibandingkan dengan biaya total petani setelah menerima program CSR CGS. Pendapatan atas biaya tunai dan total per hektar per musim tanam dan per kg output usahatani padi petani sebelum menerima program CSR CGS lebih kecil dibandingkan dengan pendapatan petani setelah mendapatkan program CSR CGS. Analisis rasio juga menunjukkan bahwa benefit/cost usahatani padi sebelum menerima program CSR CGS lebih kecil dibandingkan dengan usahatani padi setelah menerima program CSR CGS.

Kata kunci: csr, chevron geothermal salak ltd, usahatani padi, struktur biaya, struktur pendapatan.


(4)

ABSTRACT

YOPPY ROSMINI MZ YUNUS. Analysis of Economic CSR (Corporate Social Responsibility) Program Benefit Chevron Geothermal Salak, Ltd for Agriculture Development of Farming at Pamijahan Subdistrict Bogor. Supervised by Ir. Ujang Sehabudin, M.si.

Industrial process by a company certainly has the side effect of their production then CSR (Corporate Social Responsibility) concept appears. CSR is an action or concept undertaken by the company as a form of their social responsibility or the environtment around them. Chevron Geothermal Salak Ltd (CGS) is one of the companies that administer CSR program. The purpose of the research is to identify the form of the implementation and benefits of economics CSR CGS program of farming and to identify the cost structure and revenue before and after receiving the CSR CGS program and to identify cost structure and the revenue of farmers owner and sharecroppers. The research method is quantitative and qualitative analysis. Quantitative analysis is used with Microsoft Excell 2007. Qualitative analysis illustrated by descriptive. The result shows that the implementation of CSR CGS economics program of farming at Pamijahan consists of several support, those are farming and raising sheep support, Siraa (financial services business partner) cooperation institution support, automotive (machine shop), and woven bamboo and seedlings support. The program that related to rice farming development are farming and sheep support consisting of several activity, such as training and extension in rice farming, seeding and fertilization of organic fertilizer, also sheep assistance. The benefit of CSR CGS program for recepients are providing knowledge and science about rice farming, production result, reduce the cost of production, and independence in the manufacture of fertilizer. Total cost farmers per hectare per cropping season and total cost per kg output of farm before receiving the CSR CGS program is bigger than after receiving the program. The revenue on cash cost and total per hectare per cropping season and per kg output of farm before receiving the CSR CGS is smaller than after receiving the program. Analytical of ratio is also showing that benefit/cost of rice farming before receiving the CSR CGS program is smaller than after receiving program

.

Key word: csr, chevron geothermal salak, ltd, rice farming, cost structure, revenue structure.


(5)

(6)

ANALISIS MANFAAT PROGRAM CSR (

CORPORATE SOCIAL

RESPONSIBILITY) CHEVRON GEOTHERMAL SALAK, LTD

BIDANG EKONOMI TERHADAP PENGEMBANGAN

USAHATANI PADI DI KECAMATAN PAMIJAHAN

KABUPATEN BOGOR

Judul Skripsi

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

2014


(7)

(8)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Juni 2012 sampai Juni 2014 ini adalah Manfaat Program CSR Chevron Geothermal Salak, Ltd dengan judul Analisis Manfaat Program CSR (Corporate Social Responsibility) Chevron Geothermal Salak, Ltd Bidang Ekonomi Terhadap Pengembangan Usahatani Padi di Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Ir. Ujang Sehabudin, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan waktu dan tenaga untuk memberikan bimbingan, arahan, motivasi, inspirasi dengan penuh kesabaran serta kebaikan yang sangat membantu sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Disamping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Dr. Ir. Ahyar Ismail, M.Agr selaku dosen pembimbing akademik yang telah membimbing dan memberikan masukan serta arahan selama penulis menjalani kuliah, serta Kepala Desa dan jajarannya khususnya Desa Cibunian, Purwabakti, Ciasmara, dan Ciasihan dan para petani padi yang telah bersedia diwawancara dan memberikan data-data tentang proses pertanian padi, dan penulis sampaikan terima kasih kepada Bapak Dali selaku kepala program CSR Chevron Geothermal Salak, Ltd

yang telah memberikan data dan informasi, dan Bapak Makmun, Wahyu, dan Cecep, yang telah memberikan pelayanan yang sangat baik dalam membantu penelitian di lapang.

Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada Ayah dan Ibuku tercinta (Muhammad Yunus dan Mimin Rosmini) yang selalu mendoakan anaknya dan tak henti-hentinya memberikan semangat dan nasihat agar saya terus berjuang dan senantiasa berusaha untuk menggapai cita-cita saya, terima kasih juga penulis sampaikan kepada Kakakku yang tersayang (Yenny), serta Adik-adikku yang terkasih (Yuandras, Yonnera, Yusril), keluarga besar Vision (Raidinal, Pravitha, Fariz, Septa, Annisaa, dan guru-guru lain serta murid-murid yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu) dan seluruh teman dan sahabat (Mufqi, Ari, Febri, Anisa Saras, Gieah, Eka, Budi, Wiwid, Ica, Cia, Asih, Asad, Mahmud, dan Irfan) yang telah memberikan motivasi, dukungan moril maupun materil, serta doa yang tak pernah putus kepada penulis.

Terakhir penulis ucapkan terima kasih kepada seluruh dosen, tenaga pendidik dan staf Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan yang telah membantu selama penulis menyelesaikan studi, dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu dalam membantu proses persiapan hingga penyusunan skripsi ini. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat.

Bogor, Agustus 2014


(9)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ...ix

DAFTAR GAMBAR ...x

DAFTAR LAMPIRAN...xi

I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Ruang Lingkup Penelitian ... 6

II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1 Corporate Social Responsibility (CSR) ... 7

2.2 Konsep dan Sistem Pertanian Padi... 11

2.3 Konsep Biaya ... 13

2.4 Penerimaan ... 14

2.5 Hasil Penelitian terdahulu ... 14

III KERANGKA PEMIKIRAN ... 17

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ... 17

3.1.1 Konsep Program CSR CGS……….. 17

3.1.2 Konsep Usahatani Padi………. 17

3.1.3 Konsep Pendapatan Usahatani……….. 19

3.1.4 Biaya Usahatani……… 20

3.1.5 Rasio Penerimaan dan Biaya (R-C Rasio)……… 20

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional ... 21

IV METODE PENELITIAN ... 23

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 23

4.2 Jenis dan Sumber Data ... 23

4.3 Metode Pengambilan Sampel... 23

4.4 Metode Pengolahan data dan Analisis Data ... 24

4.4.1 Konsep Struktur Biaya……….. 25

4.4.2 Analisis Pendapatan Usahatani Pertanian Padi………. 25

4.4.3 Analisis Return Cost Ratio……… 26


(10)

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 27

5.1.1 Profil Desa Cibunian………. 29

5.1.2 Profil Desa Purwabakti………. 29

5.1.3 Profil Desa Ciasmara……….30

5.1.4 Profil Desa Ciasihan………. 31

5.2 Gambaran Umum Program CSR CGS Bidang Ekonomi ... 31

5.3 Karakteristik Responden ... 32

5.3.1 Usia………33

5.3.2 Tingkat Pendidikan……….. 34

5.3.3 Jumlah Tanggungan Keluarga………...34

5.3.4 Tingkat Pendapatan………... 34

VI HASIL DAN PEMBAHASAN ... 36

6.1 Identifikasi Bentuk Program CSR CGS Bidang Ekonomi ... 36

6.1.1 Bentuk Kegiatan Pelatihan dan Penyuluhan Pertanian Padi………. 37

6.1.2 Bentuk Kegiatan Pemberian Benih Padi dan Pupuk Kandang…….. 40

6.1.3 Bentuk Kegiatan Pemberian Hewan Ternak Domba……… 41

6.1.4 Permasalahan Atau Kendala Kegiatan Usahatani Padi………. 42

6.2 Identifikasi Manfaat Program CSR CGS Bidang Ekonomi ... 42

6.2.1 Manfaat Bagi Petani padi Terhadap Adanya Pelatihan dan Penyuluhan Pertanian Padi………... 46

6.2.2 Manfaat adanya Kegiatan Pemberian Benih dan Pupuk Kandang… 47 6.2.3 Kegiatan Pemberian Ternak Domba………. 48

6.3 Identifikasi Struktur Biaya Usahatani Padi Sebelum dan Setelah Menerima Program CSR CGS ... 49

6.4 Analisis Perbandingan Pendapatan Usahatani Padi Sebelum dan Setelah Menerima Program CSR Chevron Geothermal Salak, Ltd ... 59

6.5 Analisis Perbandingan R-C Rasio Usahatani Padi Sebelum dan Setelah Menerima Program CSR Chevron Geothermal Salak, Ltd ... 62

VII SIMPULAN DAN SARAN ... 65

7.1 Simpulan ... 65

7.2 Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA ... 67

LAMPIRAN ... 69


(11)

DAFTAR TABEL

1 Matriks Metode Penelitian……… 24 2 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kecamatan Pamijahan Tahun 2012.... 28 3 Karakteristik Responden Petani Padi Penerima Program CSR CGS……… 33 4 Bentuk Program CSR CGS Bidang Ekonomi………... 37 5 Bentuk Kegiatan CSR CGS Pelatihan dan Penyuluhan Pertanian Padi…… 38 6 Bentuk Manfaat-Manfaat Program CSR CGS……….. 43 7 Persepsi Masyarakat Terhadap Manfaat Program CSR CGS Terhadap

Pertanian Padi………... 45

8 Perbandingan Hasil Produksi Padi Petani Sebelum dan Sesudah Mendapatkan

Program CSR CGS………... 46

9 Petani Penerima Program CSR CGS yang Tetap Memelihara Hewan Ternak Dombanya Pada Tahun 2009-2012………... 48 10 Struktur Biaya Rata-Rata Usahatani Padi Sebelum dan Setelah Menerima

Program CSR CGS………... 50

11 Status Lahan Petani Penerima Program CSR CGS……….. 52 12 Perbandingan Struktur Biaya Usahatani Padi Petani Pemilik dan Penggarap

Program CSR CGS Tahun 2012………... 53 13 Penggunaan Rata-Rata Pupuk Petani Per Hektar Per Musim Tanam Sebelum dan Setelah Menerima Program CSR CGS………. 54 14 Rata-Rata Biaya Penggunaan Pupuk dan Benih Petani Padi Sebelum dan

Setelah Menerima Program CSR CGS Per Hektar Per Musim Tanam…… 55 15 Struktur Biaya Rata-Rata Usahatani Padi Sebelum dan Setelah Menerima

Program CSR CGS Per Kg Output Per Musim Tanam……… 57 16 Perbandingan Pendapatan Usahatani Padi Sebelum dan Setelah Menerima

Program CSRCGS………..……….. 59

17 Selisih Pendapatan Rata-Rata Usahatani Padi Sebelum dan Setelah menerima Program CSR CGS per Hektar Per Musim Tanam……….. 60 18 Perbandingan Pendapatan Usahatani Padi Sebelum dan Setelah Menerima

Program CSR CGS Per Hektar Per Musim Tanam……….. 60 19 Perbandingan Pendapatan Usahatani Padi Petani Pemilik dan Penggarap

Setelah menerima Program CSR CGS 2012……… 61 20 Perbandingan Pendapatan Usahatani Padi Per Kg Output Per Musim Tanam

Sebelum dan Setelah Menerima Program CSR CGS………... 62 21 Perbandingan Rasio R-C Usahatani Padi Sebelum dan Setelah Menerima

Program CSR CGS Per Hektar Per Musim Tanam………... 62 22 Perbandingan rasio R-C Usahatani Sebelum dan Setelah Menerima Program


(12)

DAFTAR GAMBAR

1 Kerangka Pemikiran Operasional………. 20

2 Kondisi Wilayah Pertanian Padi di Kecamatan Pamijahan……….. 27

3 Wilayah Pesawahan Kecamatan pamijahan……….. 84

4 Wilayah Jalan Berbukit Kecamatan Pamijahan..……….. 84

5 Kondisi Penjemuran Padi Pasca Panen...……….. 85

6 Padi Siap panen………...……….. 85

7 Wilayah desa Cibunian...……….. 86

8 Susunan Organisasi Pemerintah Desa Ciasihan……… 86

9 Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Purwabakti……… 87

10 Peta desa Ciasmara………... 87

11 Petani Penerima Program CSR CGs yang Tetap Memelihara Dombanya... 88

12 Kandang Domba………... 88

DAFTAR LAMPIRAN 1 Kuesioner Penelitian………. 70

2 Perhitungan Biaya Total Usahatani Padi Sebelum Menerima Program CSR CGS Per Ha Per Musim Tanam ………... 76

3 Perhitungan Biaya Total Usahatani Padi Setelah Menerima Program CSR CGS Per Ha Per Musim Tanam…….………... 77

4 Perhitungan Biaya Total Usahatani Padi Sebelum Menerima Program CSR CGS Per Kg Output Per musim Tanam………..……….. 78

5 Perhitungan Biaya Total Usahatani Padi Setelah Menerima Program CSR CGS Per Kg Output Per Musim Tanam…..……….. 79

6 Perhitungan Biaya Total Usahatani Padi Setelah Menerima Program CSR CGS Petani Penggarap dan Petani Pemilik Per Ha Per Musim Tanam…… 80

7 Perhitungan Biaya Total Usahatani Padi Setelah Menerima Program CSR CGS Petani Penggarap dan Petani Pemilik Per Kg Output Per Musim Tanam………... 81

8 Perhitungan Pendapatan Usahatani Padi Sebelum Menerima Program CSR CGS Per Ha Per Musim Tanam……….………... 82

9 Perhitungan Pendapatan Usahatani Padi Setelah Menerima Program CSR CGS Per ha Per musim Tanam…..………... 83


(13)

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Industrialisasi merupakan suatu proses interaksi antara pengembangan teknologi, inovasi, spesialisasi produksi, dan perdagangan antar negara, yang pada akhirnya sejalan dengan meningkatnya pendapatan masyarakat mendorong perubahan struktur ekonomi di berbagai negara, dari yang berbasis pertanian menjadi berbasis industri. Industrialisasi tersebut telah mengubah pola ekonomi masyarakat Indonesia menuju industri, hal ini ditunjukan dengan berkembangnya pabrik-pabrik industri baik dalam bidang pertambangan, manufaktur, otomotif, dan lain-lain. Industri di Indonesia yang bergerak dalam bidang pertambangan salah satunya adalah Chevron. Chevron (dahulu bernama Unocal) merupakan salah satu perusahaan minyak dan gas Indonesia dan merupakan perusahaan internasional yang bergerak khusus dalam bidang energi. Chevron memiliki banyak cabang di berbagai negara, termasuk Indonesia. Chevron di Indonesia bergerak di bidang pemanfaatan energi panas bumi (geothermal energy) yang salah satunya berada di Gunung Salak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, yang dikenal dengan Chevron Geothermal Salak, Ltd (CGS).

Chevron Geothermal Salak, Ltd (CGS) merupakan bagian dari Perusahaan

Geothermal Indonesia, yang beroperasi di Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Bogor. Perusahaan ini mulai melakukan operasi panas bumi di kawasan area Gunung Salak, Kabupaten Bogor dan Kabupaten Sukabumi sejak tahun 1982. Kontrak Operasi Bersama (KOB) atau Join Operation Contract (JOC) Perusahaan

Geothermal-PERTAMINA mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Gunung Salak, dimana PLTP Gunung Salak dinyatakan resmi beroperasi oleh pemerintah pada tanggal 15 Desember 1994. PLTP Gunung salak masuk ke dalam proyek strategis negara untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat (Company Profile, 2009). Perusahaan Geothermal mengelola energi panas bumi menjadi energi listrik. Energy Geothermal (energi panas bumi) adalah energi yang dihasilkan oleh tekanan panas bumi. Energi yang berasal dari kerak bumi ini dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik. Energi panas bumi ini telah terbukti sebagai salah satu bentuk dari energi terbarukan, bersih dan ramah lingkungan. Hingga kini tercatat perusahaan dapat menghasilkan daya listrik dari


(14)

panas bumi sebesar 377 MW, yang dinilai setara memenuhi kebutuhan listrik untuk lebih dari delapan juta masyarakat.

Proses industri oleh suatu perusahaan tentunya memiliki efek samping dari produksi mereka, seperti adanya limbah industri, pemanfaatan sumber daya alam komunitas lokal, polusi, dan lain-lain. Setiap kegiatan produksi yang menghasilkan limbah produksi tentunya menjadi perhatian yang lebih bagi perusahaan untuk mampu menjadi perusahaan yang profesional dan memahami tentang tanggung jawabnya terhadap sosial maupun lingkungan. Menghadapi masalah tersebut, sebagai sebuah tanggung jawab dari manfaat ekonomi yang telah diambil oleh industri dengan mengorbankan beberapa sumberdaya komunitas lokal, maka kemudian muncul konsep CSR (Corporate Social Responsibility). CSR adalah suatu tindakan atau konsep yang dilakukan oleh perusahaan (sesuai kemampuan perusahaan tersebut) sebagai bentuk tanggung jawab mereka terhadap sosial atau lingkungan sekitar dimana perusahaan itu berada. Contoh bentuk tanggung jawab itu bermacam-macam, mulai dari melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan perbaikan lingkungan, pemberian beasiswa untuk anak tidak mampu, pemberian dana untuk pemeliharaan fasilitas umum, sumbangan untuk desa atau fasilitas masyarakat yang bersifat sosial dan berguna untuk masyarakat banyak. CSR merupakan fenomena strategi perusahaan yang mengakomodasi kebutuhan dan kepentingan stakeholder-nya. CSR timbul sejak era dimana kesadaran akan

sustainability perusahaan jangka panjang adalah lebih penting daripada sekedar

profitability. CSR merupakan bagian dari komitmen perusahaan untuk melakukan usaha secara berkelanjutan dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan yang lebih baik bersama-sama dengan karyawan dan keluarganya, serta dengan masyarakat dan lingkungannya.

Belum banyak program CSR perusahaan yang diarahkan pada pemberdayaan petani. Namun, peluang ke arah itu sangat terbuka dan perlu dibangun aliansi strategis antara masyarakat petani dengan pengusaha dan pemerintah. Untuk itu instansi pemerintah terkait di daerah harus proaktif. Sejauh ini inisiatif program CSR masih datang dari perusahaan. Untuk CSR di bidang pertanian, misalnya, strategi programnya itu selama ini lebih banyak ditemukan


(15)

sendiri oleh unit kerja yang bertugas mengelola kegiatan Community Development

di dalam perusahaan tersebut (Budimanta, 2007). Keberlangsungan suatu kehidupan sangat erat dengan pemenuhan kebutuhan pangan terutama sektor pertanian. Pertanian yang merupakan bagian penting dalam kehidupan terutama masyarakat Indonesia diantaranya adalah pertanian padi. Pertanian padi merupakan salah satu sektor yang berperan penting dalam pembangunan bangsa, terpenuhinya kebutuhan pangan terutama padi yang cukup merupakan suatu kebanggaan bangsa akan kesejahteraan masyarakatnya. Indonesia merupakan negara yang kaya akan hasil sumberdaya alam yang terbentang dari Sabang sampai Merauke, dengan daratan yang cukup luas yang tersusun oleh ribuan pulau yang ada seolah menetapkan bahwa negara kita adalah negara agraris. Negara yang sebagian besar masyarakatnya bekerja dalam sektor pertanian. Pertanian padi merupakan salah satu sektor yang berperan penting dalam meningkatkan devisa negara dan memenuhi kebutuhan pangan masyarakat.

1.2 Perumusan Masalah

Chevron Geothermal Salak, Ltd (CGS) merupakan salah satu perusahaan yang menerapkan adanya program CSR, belum banyak program CSR perusahaan yang diarahkan pada pemberdayaan petani, namun Chevron berusaha melakukan kegiatan CSR agar menjadikan petani memiliki kemampuan atau skill dalam melakukan usahataninya khusunya pertanian padi. Program-program CSR CGS yang diberikan diantaranya terbagi dalam beberapa bidang, yaitu: bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, lingkungan, infrastuktur, dan komunikasi, dalam penelitian ini hanya terfokus pada bidang ekonomi. Program CSR CGS bidang ekonomi diarahkan pada peningkatan ekonomi masyarakat sekitar dan tingkat kesejahteraan petani. Program CSR antara lain diimplementasikan ke dalam kegiatan pengembangan masyarakat (Community Development), kegiatan ini dapat dibagi ke dalam tiga kategori. Pertama, community services, yaitu pelayanan terhadap kebutuhan publik, seperti pemberian beasiswa, bantuan pembangunan rumah ibadah, bantuan sekolah yang rusak, kesehatan, dan pembangunan sarana umum lainnya yang bersifat melengkapi pelayanan pemerintah. Kedua,


(16)

kegiatan public relation (PR), misalnya memberikan kesempatan kepada sekolah-sekolah untuk magang, dan sebagainya. Ketiga, community empowering, yaitu pemberdayaan ekonomi masyarakat. Perusahaan memberikan akses yang lebih luas kepada masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidupnya dimana masyarakat terlibat dalam mengambil keputusan (Budimanta, 2007). Salah satu bidang ekonomi yang menjadi program CSR CGS adalah adanya kegiatan pertanian padi yang diaplikasikan dalam bentuk penyuluhan dan pelatihan tentang usahatani padi, pemberian bantuan benih dan pupuk kandang, dan pemberian bantuan berupa hewan ternak yaitu domba untuk masing-masing anggota penerima program CSR CGS. Program ini dilakukan di salah satu kecamatan yang menjadi binaan dari chevron tersebut, yaitu Kecamatan Pamijahan. Program yang dilakukan oleh CGS diberikan kepada empat desa yang merupakan Ring I wilayah

Chevron, yaitu wilayah yang berada pada lokasi terdekat dengan Chevron, desa-desa tersebut diantaranya Desa Ciasihan, Ciasmara, Purwabakti, dan Desa Cibunian. Keberlanjutan dari adanya program CSR CGS ini sangat diharapkan oleh masyarakat petani yang terdapat di Kecamatan Pamijahan, khususnya bagi petani yang menerima program CSR CGS. Masyarakat petani yang menerima program CSR CGS yaitu masyarakat petani padi, karena sebagian besar masyarakat di Kecamatan Pamijahan bekerja di sektor pertanian, khususnya pertanian padi. Masyarakat petani padi yang mendapatkan program CSR CGS dipilih berdasarkan lokasi yang terisolir, dan petani padi yang belum mandiri, dan memiliki keterbatasan ekonomi, dengan adanya program ini diharapkan agar masyarakat petani mampu menjadi petani mandiri yang terpenuhi kebutuhan hidupnya secara baik. Permasalahan penelitian yang dihadapi dalam pemberian program CSR CGS ini apakah tepat sasaran kepada petani padi yang membutuhkan, dan manfaat apakah yang diterima petani padi dengan adanya program CSR CGS ini, serta mengidentifikasi struktur biaya usahatani padi dan tingkat pendapatan yang diterima masyarakat petani.

Berdasarkan uraian tersebut maka permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana bentuk pelaksanaan program CSR CGS Bidang ekonomi di Kecamatan Pamijahan?


(17)

2. Bagaimana manfaat program CSR CGS bidang ekonomi di Kecamatan Pamijahan?

3. Bagaimana struktur biaya usahatani padi yang dikeluarkan oleh masyarakat petani padi sebelum menerima program CSR CGS dan setelah menerima program CSR CGS?

4. Bagaimana pendapatan usahatani padi yang diterima oleh masyarakat petani padi sebelum menerima program CSR CGS dan setelah menerima program CSR CGS?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi bentuk pelaksanaan program CSR CGS bidang ekonomi di Kecamatan Pamijahan.

2. Mengidentifikasi manfaat program CSR CGS bidang ekonomi di Kecamatan Pamijahan.

3. Mengidentifikasi struktur biaya usahatani padi yang dikeluarkan oleh masyarakat petani padi sebelum menerima program CSR CGS dan setelah menerima program CSR CGS.

4. Mengidentifikasi pendapatan usahatani padi yang diterima oleh masyarakat petani padi sebelum menerima program CSR CGS dan setelah menerima program CSR CGS.

Berdasarkan tujuan penelitian, maka manfaat penelitian yang dapat diberikan sebagai berikut:

1. Manfaat bagi masyarakat petani, penelitian ini dapat menjadi sarana penyampaian aspirasi agar program pertanian padi yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan mereka

2. Manfaat bagi Chevron Geothermal Salak, Ltd. Penelitian ini dapat dijadikan dasar untuk melaksanakan program CSR di bidang pertanian padi yang lebih optimal.


(18)

3. Manfaat bagi pemerintah, penelitian ini dapat menjadi bahan informasi guna mendukung sinergitas rencana program pembangunan daerahnya dengan program yang dilakukan perusahaan.

4. Manfaat bagi peneliti, penelitian ini dapat digunakan sebagai upaya pengembangan ilmu pengetahuan.

1.4 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini memiliki ruang lingkup atau batasan penelitian, agar penelitian ini tepat apa yang diteliti diantaranya:

1. Objek dari penelitian ini adalah masyarakat, khususnya masyarakat petani yang mendapatkan program pertanian padi oleh CGS.

2. Penelitian ini berlokasi di daerah sekitar Ciampea, Cemplang, Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor.

3. Penelitian ini dilakukan pada empat desa yang berbeda, yaitu Desa Cibunian, Desa Purwabakti, Desa Ciasmara, dan Desa Ciasihan, Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor.

4. Penelitian ini mengkaji tentang struktur biaya dan pendapatan usahatani padi dari program CSR CGS bidang ekonomi.

5. Manfaat ekonomi yang diperoleh masyarakat petani di Kecamatan Pamijahan merupakan manfaat yang diperoleh dari kegiatan-kegiatan yang merupakan program dari CSR CGS bidang ekonomi.

6. Petani padi penerima program CSS CGS diidentifikasi berdasarkan petani penggarap atau pemilik.


(19)

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Corporate Social Responsibility (CSR)

Definisi CSR menurut World Business Council on Sustainable Development adalah komitmen dari bisnis atau perusahaan untuk berperilaku etis dan berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, sekaligus meningkatkan kualitas hidup karyawan dan keluarganya, komunitas lokal dan masyarakat luas (Wibisono, 2007). Tanggung jawab sosial atau Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan dapat didefinisikan sebagai mekanisme bagi suatu organisasi untuk secara sukarela mengintegrasikan perhatian terhadap lingkungan dan sosial kedalam operasinya dan interaksinya dengan stakeholders,

yang melebihi tanggung jawab organisasi di bidang hukum (Anggraini, 2006). CSR adalah suatu konsep yang memerlukan praktik dimana entitas perusahaan secara sukarela mengintegrasikan kedua bidang, yaitu sosial dan lingkungan dalam filosofi operasi bisnis perusahaan (Babatunde, 2013).

Tanggung jawab sosial secara lebih sederhana dapat dikatakan sebagai timbal balik perusahaan kepada masyarakat dan lingkungan sekitarnya karena perusahaan telah mengambil keuntungan atas masyarakat dan lingkungan sekitarnya, dalam proses pengambilan keuntungan tersebut seringkali perusahaan menimbulkan kerusakan lingkungan ataupun dampak sosial lainnya. Tanggung jawab sosial mulai muncul pada tahun 1060-an saat negara-negara telah pulih dari Perang Dunia II. Pada waktu itu, persoalan keterbelakangan dan kemiskinan mulai mendapat perhatian dari berbagai kalangan. Hal ini mendorong berkembangnya tanggung jawab sosial sebagai cara untuk mengentaskan kemiskinan dan keterbelakangan tersebut.

Pada tahun 1070-an, muncul sebuah pemikiran bahwa bumi tempat kita tinggal memiliki daya dukung yang terbatas dimana manusia terus berkembang dan bertambah padat. Oleh karena itu, ekploitasi perlu dilakukan secara hati-hati (Wibisono, 2007). Pada dasawarsa tersebut disadari timbulnya tanggung jawab sosial dengan pemikiran bahwa untuk meningkatkan sektor produksi perlu didukung oleh peningkatan permintaan masyarakat. Peningkatan tersebut salah satunya dapat diperoleh dengan berubahnya masyarakat yang miskin menjadi


(20)

mampu. Perubahan ini mungkin dapat dilakukan dengan adanya bantuan dari luar misalnya atas perbaikan sarana pendidikan dan kesehatan.

Pelaksanaan CSR sudah merupakan kewajiban dari perusahaan untuk melakukannya, hal ini didukung dengan adanya aturan pemerintah yaitu Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang perseroan terbatas (UU PT) dan UU No. 25 tahun 2007 tentang penanaman modal (UU PM). Pasal 74 UU PT yang menyebutkan bahwa setiap perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan atau berkaitan dengan sumberdaya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Jika tidak dilakukan, maka perseroan tersebut akan dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

Aturan lebih tegas sebenarnya juga sudah ada di UU PM Dalam pasal 15 huruf b disebutkan, setiap penanam modal berkewajiban melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan. Jika tidak, maka dapat dikenai sanksi mulai dari peringatan tertulis, pembatasan kegiatan usaha, pembekuan kegiatan usaha dan atau fasilitas penanaman modal, atau pencabutan kegiatan usaha dan atau fasilitas penanaman modal (pasal 34 ayat 1 UU PM).

Dengan adanya ketentuan ini menimbulkan ketakutan sendiri bagi kalangan perusahaan, hal ini menimbulkan pro dan kontra yang berkaitan dengan kewajiban perusahaan dalam menjalankan program CSR. Pikiran-pikiran yang menyatakan kontra terhadap pengaturan CSR menjadi sebuah kewajiban, disinyalir dapat menghambat iklim investasi baik bagi perseroan yang sudah ada maupun yang akan masuk ke Indonesia. Namun, bagi sebagian perusahaan yang pro dengan adanya program CSR ini memberikan banyak keuntungan bagi perusahaan.

Menurut Wibisono (2007) perusahaan memperoleh beberapa keuntungan karena menerapkan tanggung jawab sosialnya antara lain: untuk mempertahankan dan mendongkrak reputasi dan brand image perusahaan, layak mendapatkan ijin untuk beroperasi (social license to operate), mereduksi resiko bisnis perusahaan, melebarkan akses ke sumberdaya, membentangkan akses menuju market, mereduksi biaya, memperbaiki hubungan dengan stakeholders, memperbaiki hubungan dengan regulator, dan meningkatkan semangat dan produktifitas


(21)

karyawan. Menurut Gloutie dalam Zuhroh (2003) tema-tema yang diungkapkan dalam wacana akuntansi tanggung jawab sosial adalah:

1. Kemasyarakatan, tema ini mencakup aktivitas kemasyarakatan yang diikuti oleh perusahaan, misalnya aktivitas yang terkait dengan kesehatan, pendidikan, dan seni, serta pengungkapan aktivitas kemasyarakatan lainnya.

2. Ketenagakerjaan, tema ini meliputi dampak aktivitas perusahaan pada orang- orang dalam perusahaan tersebut. Aktivitas tersebut meliputi rekrutmen, program pelatihan, gaji dan tunjangan, mutasi dan promosi, dan lainnya.

3. Produk dan konsumen, tema ini melibatkan aspek kualitatif suatu produk atau jasa, antara lain kegunaan, durability, pelayanan, kepuasan pelanggan, kejujuran dalam iklan, kejelasan atau kelengkapan isi pada kemasan, dan lainnya.

4. Lingkungan hidup, tema ini meliputi aspek lingkungan dari proses produksi, yang meliputi pengendalian polusi dalam menjalankan operasi bisnis, pencegahan dan perbaikan kerusakan lingkungan akibat pemrosesan sumberdaya alam dan konversi sumber daya alam.

Menurut Harahap (2002), keterlibatan sosial yang dilakukan oleh perusahaan berdasarkan keadaan di negara Indonesia, yaitu:

1. Lingkungan hidup, antara lain: pengawasan terhadap efek polusi, perbaikan pengrusakan alam, konservasi alam, keindahan lingkungan, pengurangan polusi suara, penggunaan tanah, pengelolaan sampah dan air limbah, riset dan pengembangan lingkungan, kerjasama dengan energi, yaitu antara lain: konservasi dan penghematan energi yang dilakukan oleh perusahaan dalam aktivitasnya.

2. Sumberdaya manusia dan pendidikan, antara lain: keamanan dan kesehatan karyawan, pendidikan karyawan, kebutuhan keluarga dan rekreasi karyawan, menambah dan memperluas hak-hak karyawan, usaha untuk mendorong partisipasi, perbaikan pensiun, beasiswa, bantuan pada sekolah, pendirian sekolah, membantu pendidikan tinggi, riset dan


(22)

pengembangan, pengangkatan pegawai dari kelompok miskin, dan peningkatan karir karyawan.

3. Praktik bisnis yang jujur, antara lain: memperhatikan hak-hak karyawan wanita, jujur dalam iklan, kredit, service, produk, jaminan, mengontrol kualitas produk, pemerintah, universitas, dan pembangunan lokasi rekreasi.

4. Membantu masyarakat lingkungan, antara lain: memanfaatkan tenaga ahli perusahaan dalam mengatasi masalah sosial di lingkungannya, tidak campur tangan dalam struktur masyarakat, membangun klinik kesehatan, sekolah, rumah ibadah, perbaikan desa atau kota, sumbangan kegiatan sosial masyarakat, perbaikan perumahan desa, bantuan dana, perbaikan sarana pengangkutan pasar

5. Kegiatan seni dan kebudayaan, antara lain: membantu lembaga seni dan budaya, sponsor kegiatan seni dan budaya, penggunaan seni dan budaya dalam iklan, merekrut tenaga yang berbakat dalam seni dan olahraga. 6. Hubungan dengan pemegang saham, antara lain: sifat keterbukaan direksi

pada semua persero, peningkatan pengungkapan informasi dalam laporan keuangan, pengungkapan keterlibatan perusahaan dalam kegiatan sosial. 7. Hubungan dengan pemerintah, antara lain: menaati peraturan pemerintah,

membatasi kegiatan lobbying, mengontrol kegiatan politik perusahaan, membantu lembaga pemerintah sesuai dengan kemampuan perusahaan, membantu secara umum.

8. Peningkatan kesejahteraan sosial masyarakat, membantu proyek dan kebijakan pemerintah, meningkatkan produktivitas sektor informal, pengembangan dan inovasi manajemen..

Model atau pola CSR yang umum diterapkan oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia (Said dan Abidin, 2004) sebagai berikut:

1. Keterlibatan langsung, perusahaan menjalankan program CSR secara langsung dengan menyelenggarakan sendiri kegiatan sosial atau menyerahkan sumbangan ke masyarakat tanpa perantara. Untuk menjalankan tugas ini, perusahaan biasanya menugaskan salah satu


(23)

pejabat seniornya, seperti corporate secretary atau public affair manager

atau menjadi bagian dari tugas pejabat public relation.

2. Melalui yayasan atau organisasi sosial milik perusahaan, perusahaan mendirikan yayasan sendiri di bawah perusahaan atau grupnya. Model ini merupakan adopsi yang lazim dilakukan di negara maju. Disini perusahaan menyediakan dana awal, dana rutin atau dana abadi yang dapat digunakan untuk operasional yayasan.

3. Bermitra dengan pihak lain, perusahaan menyelenggarakan CSR melalui kerjasama dengan lembaga atau organisasi non pemerintah, instansi pemerintah, universitas atau media massa, baik dalam mengelola dana maupun dalam melaksanakan kegiatan sosialnya.

4. Mendukung atau bergabung dalam suatu konsorium, perusahaan turut mendirikan, menjadi anggota atau mendukung suatu lembaga sosial yang didirikan untuk tujuan sosial tertentu. Pihak konsorium yang dipercaya oleh perusahaan-perusahaan yang mendukungnya akan secara proaktif mencari kerjasama dari berbagai kalangan dan kemudian mengembangkan program yang telah disepakati.

2.2 Konsep dan Sistem Pertanian Padi

A.T Mosher (1984) mengartikan pertanian adalah sejenis proses produksi khas yang didasarkan atas proses pertumbuhan tanaman dan hewan. Kegiatan-Kegiatan produksi di dalam setiap usahatani merupakan suatu bagian usaha, dimana biaya dan penerimaan adalah penting. Tumbuhan merupakan pabrik pertanian yang primer, mengambil gas karbondioksida dari udara melaui daunnya, diambilnya air dan hara kimia dari dalam tanah melalui akarnya. Dari bahan-bahan ini, dengan menggunakan sinar matahari, ia membuat biji, buah, serat, dan minyak yang dapat digunakan oleh manusia. Pertumbuhan tumbuhan dan hewan liar berlangsung di alam tanpa campur tangan manusia. Beribu-ribu macam tumbuhan di berbagai bagian dunia telah mengalami evolusi sepanjang masa sebagai reaksi terhadap adanya perbedaan dalam penyinaran matahari, suhu, jumlah air, atau kelembaban yang tersedia serta sifat tanah. Tiap jenis tumbuhan menghendaki syarat-syarat tersendiri terutama tumbuhnya pada musim tertentu.


(24)

Tumbuhan yang tumbuh di suatu daerah menentukan jenis-jenis hewan apakah yang hidup di daerah tersebut. Sektor pertanian sangat penting bagi perkembangan perekonomian Indonesia, baik sebagai sumber bahan makanan, sumber bahan mentah untuk industri, lapangan kerja bagi sebagian besar penduduk Indonesia, sumber devisa, serta sebagai pasar barang dan jasa bagi hasil produksi sektor-sektor lain. Sebagian besar penduduk Indonesia hidup dan tergantung dari sektor pertanian dan mewakili golongan terbesar penduduk Indonesia berpenghasilan rendah (Banoewidjojo, 1983).

Usahatani adalah ilmu yang mempelajari cara-cara menentukan, mengorganisasikan, dan mengkoordinasikan penggunaan faktor-faktor produksi seefektif dan seefesien mungkin sehingga produksi pertanian menghasilkan pendapatan petani yang lebih besar. Usahatani adalah kegiatan mengorganisasikan atau mengelola aset dan cara dalam pertanian. Usahatani juga dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang mengorganisasi sarana produksi pertanian dan teknologi dalam suatu usaha yang menyangkut bidang pertanian (Moehar, 2001).

Padi (oryza sativa) adalah bahan baku pangan pokok yang vital bagi rakyat Indonesia. Menanam padi sawah sudah mendarah daging bagi sebagian besar petani di Indonesia. Mulanya kegiatan ini banyak diusahakan di pulau Jawa. Namun, saat ini hampir seluruh daerah di Indonesia sudah tidak asing lagi dengan kegiatan menanam padi di sawah. Sistem penanaman padi di sawah biasanya didahului oleh pengolahan tanah secara sempurna seraya petani melakukan persemaian. Mula-mula sawah dibajak, pembajakan dapat dilakukan dengan mesin, kerbau atau melalui pencangkulan oleh manusia. Setelah dibajak, tanah dibiarkan selama 2-3 hari. Namun di beberapa tempat, tanah dapat dibiarkan sampai 15 hari. Selanjutnya tanah dilumpurkan dengan cara dibajak lagi untuk kedua kalinya atau bahkan ketiga kalinya 3-5 hari menjelang tanam. Setelah itu bibit hasil semaian ditanam dengan cara pengolahan sawah seperti di atas (yang sering disebut pengolahan tanah sempurna, intensif atau konvensional) banyak kelemahan yang timbul penggunaan air di sawah amatlah boros. Padahal ketersediaan air semakin terbatas. Selain itu pembajakan dan pelumpuran tanah yang biasa dilakukan oleh petani ternyata menyebabkan banyak butir-butir tanah


(25)

halus dan unsur hara terbawa air irigasi. Hal ini kurang baik dari segi konservasi lingkungan (Muhajir, 1990).

2.3 Konsep Biaya

Menurut Kuswadi, 2007 biaya adalah semua pengeluaran untuk mendapatkan barang dan jasa dari pihak ketiga. Hal ini senada juga dikemukakan oleh Mulyadi (2007) bahwa biaya adalah pengorbanan yang diukur dengan satuan uang yang dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Kusnadi (2006) biaya adalah manfaat yang dikorbankan dalam rangka memperoleh barang dan jasa. Manfaat (barang dan jasa) yang dikorbankan diukur dalam rupiah melalui pengurangan aktiva atas pembebanan utang pada saat manfaat itu diterima. Berdasarkan pendapat diatas dapat dikatakan bahwa biaya adalah pengorbanan yang dikeluarkan saat sekarang dan diharapkan dapat memperoleh hasil tertentu pada masa yang akan datang.

Macam-macam biaya diantaranya biaya investasi, biaya operasi dan pemeliharaan, biaya tetap, biaya variabel, biaya marjinal, biaya langsung, biaya tidak langsung, biaya satuan, biaya total, biaya berulang, biaya tidak berulang, biaya hangus, biaya terbenam. Biaya investasi adalah seluruh biaya yang dikeluarkan oleh entitas investor dalam perolehan suatu investasi misalnya komisi broker, jasa bank, biaya legal, dan pungutan lainnya dari pasar modal. Biaya operasi dan pemeliharaan adalah biaya yang dikeluarkan oleh transporter untuk pengoperasian dan pemeliharaan fasilitas, contoh biaya penyusutan, biaya pemasaran. Biaya tetap adalah biaya yang secara total tidak mengalami perubahan, walaupun ada perubahan volume produksi atau penjualan (dalam batas tertentu). Artinya kita menganggap biaya tetap konstan sampai kapasitas tertentu saja, biasanya kapasitas produksi yang dimiliki. Namun, untuk kapasitas produksi bertambah, biaya tetap juga menjadi lain. Contoh biaya tetap adalah gaji, penyusutan aktiva tetap, bunga, sewa atau biaya kantor dan biaya tetap lainnya. Biaya variabel adalah biaya yang secara total berubah-ubah sesuai dengan volume produksi atau penjualan. Artinya asumsi kita biaya variabel berubah-ubah secara sebanding atau proporsional dengan perubahan volume produksi atau penjualan. Dalam hal ini sulit terjadi dalam praktiknya karena dalam penjualan jumlah besar


(26)

akan ada potongan-potongan tertentu baik yang diterima maupun diberikan perusahaan. Contoh biaya variabel adalah biaya bahan baku, upah buruh langsung, dan komisi penjualan biaya variabel lainnya. Biaya marginal adalah biaya tambahan yang dikeluarkan untuk menghasilkan suatu unit tambahan produk. Contoh pembelian mesin, bangunan, dan lain-lain. Biaya langsung adalah biaya-biaya yang secara langsung dibayarkan terkait dengan pengadaan sumberdaya dan pelaksanaan setiap kegiatan yang tercantum dalam pay item

kontrak. Biaya tidak langsung adalah segala biaya yang terkait dengan penyelenggaraan proyek dan tidak bisa dibebankan secara langsung. Contohnya biaya lapangan umum, gaji pelaksana, biaya administrasi. Biaya satuan adalah biaya yang dihitung untuk satu-satuan produk pelayanan, diperoleh dengan cara membagi biaya total (TC) dengan jumlah atau kuantitas output atau total output

2.4 Penerimaan

Penerimaan pada dasarnya dibedakan menjadi dua jenis yaitu penerimaan bersih dan penerimaan kotor. Penerimaan kotor adalah penerimaan yang berasal dari penjualan hasil produksi yaitu dengan cara harga jual dikalikan hasil produksi usaha. Sementara penerimaan bersih adalah penerimaan yang berasal dari penjualan hasil produksi setelah dikurangi dengan biaya total usaha. Konsep-Konsep penerimaan terdiri dari total penerimaan, penerimaan rata-rata dan penerimaan marjinal. Total penerimaan adalah penerimaan total produsen dari hasil penjualan output dikalikan dengan harganya. Penerimaan rata-rata adalah penerimaan produsen per unit output yang dijual. Penerimaan marjinal adalah kenaikan dari penerimaan total yang disebabkan oleh tambahan penjualan satu unit output. Dalam proses pertanian tentunya mengharapkan penerimaan yang besar terhadap usahataninya, terlebih usahatani padi. Usahatani padi merupakan salah satu usaha yang banyak dilakukan oleh sebagian masyarakat Indonesia, namun belum memberikan penerimaan yang sangat menjanjikan.

2.5 Hasil Penelitian terdahulu

Penelitian terdahulu mengenai analisis pendapatan yang dilakukan oleh Sanjaya (2010) mengenai analisis manfaat ekonomi limbah ternak sapi perah, kasus kelompok ternak sapi perah mekar jaya desa Cipayung Girang Kecamatan


(27)

Megamendung Kabupaten Bogor. Salah satu lokasi usaha ternak yang cukup berkembang dan sudah melaksanakan pengolahan limbah ternak secara terpadu di kabupaten Bogor adalah desa Cipayung Girang Kecamatan Megamendung Kabupaten Bogor. Sebagian peternak yang mendapatkan bantuan dari pemerintah berupa instalasi Biogas telah melakukan pengolahan limbah ternak menjadi biogas dan pupuk organik. Hal tersebut menyebabkan perlu adanya analisis pendapatan dan pengeluaran rumah tangga peternak akibat adanya pemanfaatan limbah ternak sapi perah. Analisis pendapatan dan pengeluaran tersebut dilakukan dengan mencatat seluruh penerimaan dan biaya dalam usaha ternak dan kebutuhan sehari-hari bagi peternak yang memanfaatkan limbah dan dibandingkan dengan peternak yang tidak memanfaatkan limbah, sehingga terdapat manfaat ekonomi dari pemanfaaatan limbah ternak yang dapat dilihat dari peningkatan penerimaan yang diperoleh dan penghematan biaya yang dikeluarkan oleh peternak dalam menjalankan usahanya dan kegiatan sehari-hari.

Pemanfaatan limbah ternak sapi perah oleh kelompok ternak sapi perah mekar jaya memberikan manfaat ekonomi. Pemanfaatan limbah ternak sapi perah telah meningkatkan penerimaan peternak dalam menjalankan usahanya. Peningkatan tersebut rata-rata sebesar Rp2.5 juta. Kontribusi limbah terhadap penerimaan usaha ternak rata-rata sebesar 6.56% dan 24.81% dari total pendapatan usaha ternak sapi perah. Pemanfaatan limbah ternak sapi perah telah menghemat biaya sebesar Rp455 000.00 dalam sekali panen. Manfaat ekonomi limbah ternak sapi perah dapat menghemat pengeluaran peternak dalam usaha tani padi, yaitu sebesar Rp910 000.00/tahun. Pemanfaatan limbah ternak sapi perah telah menghemat pengeluaran rumah tangga, khususnya dari segi penggunaan bahan bakar gas elpiji sebesar Rp599 333.00/tahun.

Selain itu ada juga penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Wulandari (2010) dengan Judul Analisis Perbandingan Pendapatan Usahatani Padi Organik Dengan Padi Anorganik (Kasus: Kelurahan Sindang Barang dan Situ Gede, Kecamatan Bogor Barat). Hasil penelitian menunjukan bahwa biaya per hektar per musim tanam yang dikeluarkan oleh usahatani padi organik lebih besar dibandingkan anorganik. Apabila dilihat dari status pengusahaan lahan yang terdiri dari petani penggarap dan pemilik, maka biaya yang dikeluarkan petani


(28)

penggarap per hektar dan per kilogram output per musim tanam lebih besar dibandingkan petani pemilik. Hal ini karena petani pemilik tidak mengeluarkan biaya sewa lahan yang berupa bagi hasil ke pemilik tanah. Biaya total per hektar dan per kg output per musim tanam yang dikeluarkan petani penggarap usahatani padi organik lebih besar dibandingkan anorganik, namun dari sisi petani pemilik sebaliknya, komponen biaya tunai petani penggarap usahatani padi organik dan padi anorganik yang memiliki nilai tertinggi adalah bagi hasil (sewa lahan), sedangkan komponen biaya tunai petani pemilik usahatani padi organik dan anorganik yang memiliki nilai tertinggi adalah biaya tenaga kerja luar keluarga untuk penanaman sampai pemanenan. Pendapatan atas biaya tunai dan biaya total usahatani organik lebih besar dibandingkan anorganik. Hal ini disebabkan produktifitas dan harga gabah kering panen (GKP) organik lebih besar dibandingkan anorganik. Apabila dibedakan antara petani penggarap dan petani pemilik, maka pendapatan atas biaya tunai dan biaya total yang diterima petani pemilik usahatani padi organik dan anorganik lebih besar dibandingkan petani penggarap. Usahatani yang dijalankan petani padi organik dan anorganik sama-sama menguntungkan, namun jika dilihat dari nilai R-C rasionya maka usahatani padi organik lebih menguntungkan dibandingkan usahatani padi anorganik.


(29)

III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

Kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini berisi teori-teori yang dipakai dalam penelitian ini. Teori-Teori ini menjadi landasan untuk menjawab tujuan-tujuan penelitian.

3.1.1 Konsep Program CSR CGS

Chevron Geothermal Salak, Ltd (CGS) memiliki beberapa macam program CSR yang terbagi dalam berbagai macam bidang, yaitu, bidang kesehatan, pendidikan, ekonomi, lingkungan, infrastruktur, dan komunikasi. Masing-masing bidang memiliki tujuan dan manfaat yang berbeda-beda. Namun dalam hal ini bidang program CSR yang dijadikan fokus penelitian adalah bidang ekonomi yang berkaitan dengan pertanian padi di Kecamatan Pamijahan. Program ini tidak lain diharapkan dapat meningkatkan pengembangan ekonomi masyarakat, terutama masyarakat petani.

Terdapat beberapa manfaat yang ditawarkan dalam program CSR CGS, yaitu (1) peningkatan skill masyarakat melalui pelatihan/kursus untuk usahatani dan usaha kecil menengah (UKM), (2) membantu meningkatkan produktifitas, (3) terciptanya pembangunan ekonomi masyarakat yang berkelanjutan, (4) membantu akses modal untuk mendukung pengembangan ekonomi masyarakat, (5) meningkatkan kemandirian masyarakat untuk pengembangan ekonomi (Annual Report CGS, 2007 dalam Fredian, 2009)

3.1.2 Konsep Usahatani Padi

Pertanian adalah kegiatan usaha yang rumit karena menggunakan sumber-sumber daya untuk memperoleh keuntungan atau manfaat. Pertanian mempelajari konsep-konsep tentang usahatani secara menyeluruh. Usahatani mempelajari seseorang mengalokasikan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan pada waktu tertentu. Disebut efektif jika petani (produsen) dapat mengalokasikan sumberdaya yang mereka miliki dengan sebaik-baiknya, serta dikatakan efisien apabila pemanfaatan sumberdaya tersebut menghasilkan output yang melebihi input (Soekartawi, 2002). Pengenalan atas faktor-faktor produksi yang dikuasai dalam suatu usahatani padi sawah terutama


(30)

menyangkut pemilihan dan penguasaan terhadap faktor-faktor tersebut oleh petani, hal ini sangat penting karena menyangkut hal-hal positif dan negatif yang perlu menjadi pertimbangan dalam perencanaan usahatani padi sawah.

Usahatani padi sawah terdapat empat unsur pokok yang disebut sebagai faktor-faktor produksi, yaitu:

1. Tanah

Tanah atau lahan sebagai unsur pokok usahatani padi sawah dan merupakan faktor produksi yang relatif langka dibandingkan dengan yang lain serta distribusi penguasaannya di masyarakat tidak merata. Tanah juga dapat sebagai ukuran usahatani dan berdasarkan ukuran pemilikan tanah petani dapat digolongkan dalam empat golongan petani:

a. Petani Luas, dengan luas garapan lebih dari 2 hektar b. Petani Luas, dengan luas garapan lebih dari 2 hektar c. Petani sedang, dengan luas garapan 0.5-2 Hektar

d. Petani sempit dengan luas garapan kurang dari 0.5 hektar e. Buruh tani

Dari perbedaan golongan berdasarkan luas tanah akan berpengaruh terhadap sumber dan distribusi pendapatan

2. Tenaga Kerja

Tenaga kerja dalam usahatani padi sawah dibedakan kedalam tiga jenis tenaga kerja yaitu tenaga kerja manusia, ternak, dan mesin. Untuk tenaga kerja manusia masih dibedakan atas tenaga kerja pria dan tenaga kerja wanita. Tenaga kerja dalam usahatani padi sawah dapat diperoleh dari dalam keluarga dan dari luar keluarga.

3. Modal

Modal sebagai unsur pokok usahatani dalam pengertian ekonomi modal adalah barang atau uang yang bersama-sama faktor produksi, tanah, tenaga kerja, serta pengelolaan menghasilkan barang-barang baru yang disebut produksi pertanian. Sumber-sumber pemasukan modal dapat dibedakan:


(31)

1) Modal sendiri yaitu modal yang berasal dari peserta pelaksana usahatani padi sawah.

2) Modal asing yaitu modal yang diperoleh dari pinjaman yang berasal dari kredit bank, lembaga keuangan baik swasta maupun perorangan.

b. Modal dari dalam usahatani padi sawah.

1) Modal internal yaitu modal yang diperoleh dari laba yang belum dibagikan.

2) Modal insentif yaitu modal yang diperoleh dari pengumpulan dana penyusutan aktiva tetap.

Berdasarkan sumber pembentukan modal, modal dapat dibedakan berdasarkan sumber modal, yaitu milik sendiri, pinjaman, warisan, usaha lain dan sewa kontrak.

4. Pengelolaan

Pengelolaan usahatani padi sawah adalah kemampuan petani menentukan, mengkoordinasikan faktor-faktor produksi yang dikuasainya dengan sebaik-baiknya dan mampu memberikan produksi pertanian sebagaimana yang diharapkan, ukuran dari keberhasilan dari pengelolaan itu adalah: produktifitas dari setiap faktor maupun produktifitas dari usahataninya.

3.1.3 Konsep Pendapatan Usahatani

Konsep pendapatan usahatani dapat dilihat dari total penerimaan dan total biaya. Penerimaan dan biaya dapat dilihat dari biaya atau penerimaan tunai dan non tunai. Menurut Soekartawi (2002), pendapatan usaha tani adalah total penerimaan dari usaha tani dikurangi dengan total biaya yang dikeluarkan dalam usaha tani tersebut.

Π = TR-TC

Keterangan: π = Pendapatan Usaha tani (Rupiah/Ha) TR= Penerimaan usaha tani (Rupiah/Ha) TC= Biaya usaha tani (Rupiah/Ha)


(32)

3.1.4 Biaya Usahatani

Dalam analisis proyek, tujuan-tujuan analisis harus disertai dengan definisi-definisi mengenai biaya-biaya dan manfaat-manfaat. Secara sederhana suatu biaya adalah segala sesuatu yang mengurangi suatu tujuan, dan suatu manfaat adalah adalah segala sesuatu yang membantu tujuan. Akan tetapi, masalah akibat penyederhanaan tersebut adalah setiap orang yang terlibat dalam suatu proyek mempunyai banyak tujuan. Bagi seorang petani, tujuan pokok dalam penyertaannya adalah mengusahakan seluruh keluarganya agar dapat hidup terus, dia juga mungkin menginginkan anak-anaknya menjadi terpelajar (Gittinger, 2008). Biaya usahatani adalah biaya yang dikeluarkan oleh seorang petani dalam proses produksi. Dalam hal ini biaya diklasifikasikan ke dalam biaya tunai (biaya riil yang dikeluarkan) dan biaya tidak tunai (diperhitungkan).

3.1.5 Rasio Penerimaan dan Biaya (R-C Rasio)

R-C Rasio atau Return Cost Ratio adalah perbandingan antara penerimaan dan biaya (Soekartawi, 1995). Alat analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar rupiah penerimaan yang didapatkan dengan mengeluarkan setiap rupiah biaya pada kegiatan usahatani tersebut. Nilai R/C yang besar menunjukan semakin besar pula penerimaan usahatani yang akan diperoleh untuk setiap rupiah yang dikeluarkan usahatani tersebut atau usahatani tersebut layak untuk diusahakan.

Usahatani dikatakan layak atau menguntungkan apabila nilai R/C lebih dari satu, artinya setiap tambahan biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan tambahan penerimaan yang lebih besar dibandingkan tambahan biaya, usahatani tidak menguntungkan apabila nilai R/C kurang dari satu yang artinya setiap tambahan biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan tambahan penerimaan yang lebih kecil dibandingkan tambahan biaya, dan usahatani dikatakan berada pada keuntungan normal apabila nilai R/C sama dengan nol, artinya setiap tambahan biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan tambahan penerimaan yang nilainya sama dengan tambahan biaya.


(33)

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional

Petani menjadi salah satu inti dalam proses sistem pertanian, sehingga semua kegiatan dalam pertanian bertumpu kepada petani. Peran petani dalam kelompok usahatani di kecamatan pamijahan ini menghasilkan produk pertanian padi. Penelitian ini bermaksud untuk mengidentifikasi bentuk pelaksanaan program CSR CGS bidang ekonomi, mengidentifikasi manfaat program CSR CGS bidang ekonomi, dan mengidentifikasi struktur biaya usahatani padi sebelum menerima program CSR CGS dan setelah menerima program CSR CGS, serta mengidentifikasi perbandingan pendapatan usahatani padi sebelum menerima program CSR CGS dan setelah menerima program CSR CGS. Untuk lebih jelasnya, kerangka pemikiran yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 1.


(34)

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Operasional Program CSR Bidang Ekonomi Program Corporate Social Responsibility Chevron

Geothermal Salak, Ltd.

Desa Ciasmara, Cibunian, Ciasihan, dan Purwa bakti. Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor,

Propinsi Jawa Barat

Jenis Pelayanan atau Pendampingan

Program

MetodeSurvey dan Analisis

Kuantitatif

Metode Survey dan Analisis

Kuantitatif Identifikasi Program

Identifikasi Struktur Biaya

Identifikasi Perbandingan

Pendapatan Petani Padi Sebelum

Menerima Program

Petani Padi Setelah Menerima Program


(35)

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di empat desa yang berbeda diantaranya Desa Ciasmara, Ciasihan, Cibunian, dan Purwabakti, Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (Purposive) dengan memperhatikan bahwa keempat desa ini adalah desa-desa binaan Chevron Geothermal Salak, Ltd (CGS). Penelitian ini dilakukan terhitung pada bulan Juni 2012-Juni 2014.

4.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara secara langsung berupa daftar pertanyaan atau kuesioner. Data sekunder didapat dari instansi terkait, diantaranya Chevron Geothermal Salak, Ltd (CGS), Kecamatan Pamijahan, Desa Ciasmara, Cibunian, Ciasihan, dan Purwabakti, maupun studi pustaka lainnya, buku, skripsi, jurnal, dan media elektronik seperti internet.

4.3 Metode Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel pada responden petani dalam penelitian ini dilakukan secara sensus untuk petani padi penerima program CSR CGS. Jumlah sampel petani padi penerima program CSR CGS pada 4 desa yang berbeda adalah 30 orang. Pengambilan sampel yang dilakukan untuk petani penerima program CSR CGS yang dilakukan secara sensus, karena jumlah petani yang mendapatkan program CSR CGS dan tergolong aktif pada empat desa yang berbeda tersebut berjumlah 30 orang. Sampel yang berjumlah dari 30 orang tersebut terdiri dari 7 orang petani dari Desa Ciasmara, 7 orang petani dari Desa Ciasihan, 8 orang petani dari Desa Cibunian, dan 8 orang petani dari Desa Purwabakti. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive (tertuju) dengan melihat bahwa sampel petani merupakan petani yang mendapatkan program CSR CGS.


(36)

4.4 Metode Pengolahan data dan Analisis Data

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis struktur biaya dan pendapatan usahatani padi sebelum menerima program CSR CGS dan setelah menerima program CSR CGS petani Desa Ciasmara, Cibunian, Ciasihan, dan Purwabakti dengan menggunakan bantuan program computer Microsoft Excel

2007. Analisis kualitatif digambarkan secara deskriptif untuk menggambarkan bentuk program dan manfaat-manfaat program yang dirasakan petani terhadap pengembangan usahatani padi. Metode penelitian yang digunakan untuk menjawab tujuan-tujuan penelitian tersedia pada tabel 1:

Tabel 1 Matriks Metode Penelitian No Tujuan Penelitian

Jenis dan Sumber data Metode Pengumpulan Data Metode Analisis Data 1 Mengidentifikasi bentuk

pelaksanaan program CSR

Chevron Geothermal Salak, Ltd (CGS) bidang ekonomi Kecamatan Pamijahan.

-Data Primer -Data

Sekunder

Wawancara dengan Petani padi penerima program CSR dan Kepala CSR Chevron.

Analisis Deskriptif.

2 Mengidentifikasi manfaat program CSR Chevron Geothermal Salak, Ltd

(CGS) bidang ekonomi terhadap pengembangan usahatani padi di Kecamatan Pamijahan.

-Data Primer -Data

Sekunder

Wawancara dengan petani padi penerima program CSR CGS.

Analisis Deskriptif.

3 Mengidentifikasi struktur biaya usahatani padi yang dikeluarkan oleh petani sebelum dan setelah menerima program CSR

Chevron Geothermal Salak, Ltd (CGS).

-Data Primer -Data

Sekunder

Wawancara dengan petani padi penerima program CSR CGS.

Analisis Kuantatif

4 Mengidentifikasi

Pendapatan usahatani padi yang diterima petani sebelum dan setelah menerima program CSR

Chevron Geothermal Salak, Ltd (CGS).

-Data Primer -Data

Sekunder

Wawancara dengan petani padi penerima program CSR.

Analisis Kuantitatif


(37)

4.4.1 Konsep Struktur Biaya

Biaya-biaya dalam konsep struktur biaya dapat dikelompokan kedalam biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap dan biaya variabel ini termasuk kedalam biaya tunai, biaya tunai adalah biaya yang dikeluarkan secara tunai untuk keperluan usahataninya seperti sewa traktor, sewa kerbau, pajak untuk tanah pemilik, benih, pupuk, pestisida, tenaga kerja luar keluarga, bagi hasil untuk petani penggarap. Biaya lainnya yang termasuk kedalam pembiayaan usahatani padi adalah biaya tidak tunai, biaya tidak tunai adalah biaya yang diperhitungkan dalam kegiatan usahataninya seperti biaya penyusutan, dan biaya tenaga kerja dalam keluarga.

4.4.2 Analisis Pendapatan Usahatani Pertanian Padi

Analisis pendapatan dapat kita lihat dari total penerimaan dengan total biaya. Penerimaan dapat dilihat pula dari penerimaan tunai dan non tunai. Begitu pula dengan biaya yang dapat kita lihat dari biaya tunai dan non tunai. Pendapatan usahatani pertanian padi adalah total penerimaan dari usahatani dikurangi dengan total biaya yang dikeluarkan dalam usahatani pertanian tersebut. Pendapatan dari usahatani adalah total penerimaan yang berasal dari nilai penjualan hasil ditambah dari hasil-hasil yang dipergunakan sendiri dikurangi dengan total nilai pengeluaran yang terdiri dari: pengeluaran untuk input (benih, pupuk, pestisida, obat-obatan), pengeluaran untuk upah tenaga kerja dari luar keluarga, pengeluaran pajak dan lain-lain (Hernanto, 1993). Menurut Soekartawi (2002) Pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya sehingga dapat dirulis dengan rumus:

Π= TR-TC

Keterangan: π= Pendapatan usaha tani pertanian padi(Rp)

TR= Total penerimaan usaha tani pertanian padi(Rp) TC= Total biaya usahatani pertanian padi(Rp)

Penerimaan usaha tani adalah perkalian antara jumlah produksi dengan harga jual (Soekartawi, 1995). Adapun persamaan dari total penerimaaan adalah sebagai berikut:

TR= P x Q


(38)

Q= Produksi yang diperoleh dalam suatu usaha tani(Kg/Panen) P= Harga Jual produksi per unit (Rp/Kg)

Menurut Soekartawi (1995), biaya total Usahatani merupakan penjumlahan biaya variabel dan biaya tetap. Adapun persamaan dari rumus biaya total adalah sebagai berikut:

TC=TFC+TVC

Keterangan: TC= Total biaya(Rp/Unit) TFC= Total biaya tetap(Rp/Unit) TVC= Total biaya variabel(Rp/Unit) 4.4.3 Analisis Return Cost Ratio

Analisis return cost (R-C) rasio adalah perbandingan antara penerimaan dan biaya. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui apakah usahatani pertanian padi yang merupakan salah satu program CSR Chevron menguntungkan atau tidak.

Nilai R-C rasio yang diperoleh lebih dari satu, maka usahatani pertanian padi tersebut dapat dikatakan menguntungkan, apabila nilai R-C yang diperoleh kurang dari satu, maka usaha tani pertanian padi tersebut dapat dikatakan tidak menguntungkan sedangkan nilai R-C rasio yang diperoleh sama dengan satu, maka usaha tani tersebut impas. Nilai R/C adalah singkatan dari return cost ratio, atau dikenal sebagai perbandingan atau nisbah antara penerimaan dan biaya. Secara matematik hal ini dituliskan:

R-C Rasio = Jumlah Penerimaan (Rp/Ha)/Jumlah Biaya (Rp/Ha) (Soekartawi, 2002)


(39)

V GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Desa Ciasmara, Cibunian, Ciasihan, dan Purwabakti merupakan desa yang terdapat di Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor dengan topografi wilayah desa 60% berombak, 20% berombak sampai berbukit, dan 20% berbukit sampai bergunung. Desa-Desa ini memiliki prasarana umum meliputi prasarana pemerintahan desa, sarana pengairan, alat transportasi, angkutan dan komunikasi, jalan dan jembatan, sarana perekonomian dan sosial budaya. Prasarana pengairan yang terdapat di desa ini berupa dua buah air terjun dan dua buah sungai. Adapun alat transportasi meliputi 20 unit angkot, 30 unit ojeg, dan 125 sepeda, Ekologi desa-desa ini sangat terkait dengan ekologi pegunungan dengan lingkungan pertaniannya yang demikian subur, dan udara yang sejuk baik di pagi hari maupun di malam hari.

Gambar 2 Kondisi wilayah pertanian padi Kecamatan Pamijahan, 2012

Mata air yang berada di desa-desa ini berbual-bual dengan air yang jernih merupakan penyebab ekologi sawah dan ekologi tegalan menghijau subur sepanjang musim. Aliran air ini digunakan penduduk desa untuk mengairi pesawahan, tanaman palawija, dan digunakan sebagai air untuk mandi dan


(40)

mencuci. Selain itu juga dimanfatkan sebagai sistem pengairan kolam-kolam perikanan air deras. Mata air digunakan masyarakat sebagai sumber air bersih untuk keperluan memasak dan air minum. Sistem pertanian utama di desa didominasi sistem bersawah dengan tanaman padi sebagai tanaman utama yang ditanam penduduk desa setiap satu musim tanam. Tanaman palawija juga ditanam oleh beberapa petani disekitar sawahnya. Pada pertanian padi para petani di desa menggunakan benih Ciherang, IR 64, Memberango, dan Situ Bagendit. Pengaturan sistem irigasi lahan pertanian dilakukan oleh ulu-ulu yaitu petugas yang mengurus irigasi pesawahan. Irigasi dilakukan secara adil untuk semua petani di desa-desa. Gambaran umum lokasi penelitian dapat diklasifikasikan pada beberapa karakteristik yaitu luas lahan dari masing-masing desa, keadaan jumlah penduduk, dan mata pencaharian-mata pencaharian yang menjadi pusat atau dominan masyarakat petani padi di Kecamatan Pamijahan. Gambaran umum lokasi penelitian dapat dilihat pada tabel yang secara menyeluruh disajikan dalam Tabel 2.

Tabel 2 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kecamatan Pamijahan Tahun 2012

No Karakteristik Nama Desa

Cibunian Purwabakti Ciasmara Ciasihan

1 Luas Lahan (Ha) 1 258 1 662 625 250 663 274

2 Jumlah Penduduk (Jiwa) 15 027 7 623 7 534 10 155 3 Mata pencaharian

a.Buruh Tani.(Orang) 683 538 317 743

b.Petani Pemilik.(Orang) 527 781 737 497

c.Pedagang (Orang) 210 747 141 747

d.Swasta (Orang) 152 432 46 348

e.Buruh Pabrik (Orang) 204 312 138 -

f.Lain-Lain (Orang) 426 301 374 713

4 Tingkat Pendidikan. a.TidakTamat

SD/Sederajat (orang)

2 103 334 2 193 5 079

b.Tamat SD (orang) 2 564 1 035 2 279 2 595

c.Tamat SLTP/Sederajat (orang)

876 784 551 1 073

d. Tamat SLTA/Sederajat (orang)

354 436 290 865

e.Diploma/Sarjana (orang)

32 106 28 108


(41)

Pada Tabel 2 dapat kita lihat beberapa keadaan umum wilayah di desa-desa yang menjadi tempat penelitian yaitu Desa Cibunian, Desa Ciasihan, Desa Purwabakti, dan Desa Ciasmara. Gambaran umum lokasi penelitian dapat diklasifikasikan ke dalam profil desa-desa.

5.1.1 Profil Desa Cibunian

Desa Cibunian merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor, dengan luas sebesar 1 258 Ha, dan merupakan desa dengan luasan terkecil dibandingkan dengan 3 desa lainnya, terbagi dalam lima dusun, 17 rukun warga (RW), dan 40 rukun tetangga (RT).

Batas wilayah Desa Cibunian adalah sebagai berikut: Sebelah utara berbatasan dengan Desa Purasari Kecamatan Leuwiliang, sebelah timur berbatasan dengan Desa Purwabakti, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Purwabakti, sebelah barat berbatasan dengan Desa Purasari Kecamatan Leuwiliang

Jumlah penduduk berdasarkan sensus penduduk tahun 2010, jumlah laki-laki 5 035 jiwa, perempuan 9 992 jiwa, dengan jumlah penduduk miskin 983 kepala keluarga. Mata pencaharian masyarakat Desa Cibunian mayoritas bekerja di sektor pertanian (dengan jumlah petani baik petani pemilik maupun penggarap adalah 1 210 Petani), sebagian perikanan, sebagian perdagangan, dan wiraswasta, serta pegawai negeri. Tingkat pendidikan masyarakat Desa Cibunian bervariasi, dari mulai lulusan SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi, dan Pondok Pesantren. Desa ini termasuk desa yang cukup besar jumlah masyarakat yang tidak tamat SD, namun termasuk desa yang besar juga untuk masyarakatnya yang lulus SD atau sederajat. Mayoritas penduduk di Desa Cibunian beragama Islam.

5.1.2 Profil Desa Purwabakti

Desa Purwabakti merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor, dengan luas sebesar 1 662 Ha, diatas permukaan laut 520 s.d. 1 350 m, dan tinggi curah hujan sebesar 120 m3, yang terbagi dalam lima dusun, 12 rukun warga (RW), dan 41 rukun tetangga (RT).

Batas wilayah Desa Purwabakti adalah sebagai berikut: Sebelah utara berbatasan dengan Desa Ciasmara, sebelah timur berbatasan dengan Desa


(42)

Ciasmara, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Kabandungan, Sukabumi, sebelah barat berbatasan dengan Desa Cibunian

Jumlah penduduk Desa Purwabakti sampai dengan Bulan Nopember 2012 adalah sebanyak 7 623 jiwa terdiri dari laki-laki 3 816 jiwa, perempuan 3 807 jiwa, serta jumlah Kepala Keluarga (KK) adalah 1 950 KK. Tingkat pendidikan masyarakat di Desa Purwabakti untuk yang tidak tamat SD atau sederajat termasuk yang paling sedikit diantara ketiga desa lainnya, dan termasuk desa terbesar kedua dengan masyarakat lulusan diploma atau sarjana terbanyak serta mayoritas di desa ini beragama Islam.

5.1.3 Profil Desa Ciasmara

Desa Ciasmara berbatasan langsung dengan wilayah Kabupaten Sukabumi dengan luas wilayah 625 250 Ha terdiri dari 325 Ha tanah pertanian, 200 Ha tanah kehutanan, 101 250 Ha tanah pemukiman penduduk, dan lainya. Desa Ciasmara terdiri dari tiga dusun dengan 11 rukun warga (RW), 29 rukun tetangga (RT), dan dua kolektor PBB.

Desa Ciasmara merupakan desa yang berada di daerah lereng Gunung Salak (Bogor), dengan ketinggian Desa Ciasmara 500 – 600 m dari permukaan laut (dpl), bersuhu rata-rata 22 – 32 derajat celcius, dengan diapit oleh dua aliran sungai yaitu di sebelah utara Sungai Ciasmara dan di sebelah selatan Sungai Parabakti juga sekaligus menjadi batas administratif dengan Desa Ciasihan dan Desa Purwabakti. Perbatasan Desa Ciasmara sebagai berikut: Sebelah utara berbatasan dengan Desa Ciasihan, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Purwabakti, sebelah timur berbatasan dengan Desa Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, sebelah barat berbatasan dengan Desa Cibunian.

Jumlah penduduk Desa Ciasmara tahun 2012 adalah sebanyak 7 534 Jiwa terdiri dari laki-laki 3 919 jiwa, perempuan 3 615 jiwa, dan 1 457 KK. Untuk tingkat pendidikan di Desa Ciasmara masyarakat yang tidak tamat SD atau sederajat memiliki jumlah terbesar kedua dibandingkan dengan ketiga desa lainnya, dan desa dengan lulusan Diploma atau Sarjana paling sedikit dibandingkan tiga desa lainnya. Mayoritas masyarakat memeluk agama Islam.


(43)

5.1.4 Profil Desa Ciasihan

Desa Ciasihan merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor, dengan luas sebesar 663 274 Ha, dan merupakan desa dengan luas terbesar diantara 4 desa binaan Chevron, yang terbagi dalam tiga dusun, 9 rukun warga (RW), dan 45 rukun tetangga (RT).

Batas wilayah Desa Purwabakti adalah sebagai berikut: Sebelah utara berbatasan dengan Desa Gunung Picung, sebelah timur berbatasan dengan Desa Gunung Sari, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Kabandungan, Sukabumi, sebelah barat berbatasan dengan Desa Ciasmara.

Jumlah Penduduk Desa Ciasihan sampai dengan Tahun 2012 adalah sebanyak 10 155 Jiwa terdiri dari laki-laki 5 133 jiwa, perempuan 5 022 jiwa, dan 2 580 KK. Untuk tingkat pendidikan masyarakat di desa Ciasihan merupakan desa dengan jumlah masyarakat yang tidak tamat SD atau sederajat paling banyak diantara tiga desa lainnya, dan desa dengan lulusan terbanyak untuk tingkat Diploma atau Sarjana. Mengenai keadaan penduduk berdasarkan agama, mayoritas beragama Islam dari total jumlah penduduk yaitu sebesar 10 155 Orang. .

5.2 Gambaran Umum Program CSR CGS Bidang Ekonomi

Program pelaksanaan CSR CGS bidang ekonomi pertanian padi di Kecamatan Pamijahan dimulai pada tahun 2009. Program CSR CGS ini merupakan program yang menggunakan sistem beputar, sehingga tidak setiap tahun pelaksanaan program CSR khususnya dalam pertanian padi diberikan. Program CSR CGS ini terdiri dari beberapa bidang, diantaranya bidang ekonomi, pendidikan, infrastruktur, komunikasi, dan lingkungan. Program CSR CGS yang berperan dalam pemberdayaan petani serta melatih kemampuan petani dalam melakukan usahataninya adalah program ekonomi. Program CSR CGS dalam bidang ekonomi terdiri dari beberapa bentuk, diantaranya pendampingan pertanian, dan ternak domba, pendampingan koperasi Siraa (koperasi jasa keuangan syariah mitra usaha), pendampingan otomotif (bengkel), serta pendampingan anyaman bambu dan bibit pohon. Program yang berkaitan langsung dengan petani adalah pendampingan pertanian dan ternak domba yang dijabarkan dalam beberapa bentuk pelaksanaan kegiatan, diantaranya pelatihan


(44)

dan penyuluhan pertanian padi, pemberian benih dan pupuk kandang, pemberian hewan ternak domba.

Cakupan program CSR CGS pertanian padi tersebut dilakukan di atas tanah 10 Ha dengan melibatkan 30 anggota petani dari 4 desa yang berbeda,7 orang petani dari Desa Ciasmara, 7 orang petani dari Desa Ciasihan, 8 Orang petani dari Desa Purwabakti dan 8 orang petani dari Desa Cibunian. Kegiatan dilaksanakan dengan mengadakan sekolah lapang pertanian yang diikuti oleh petani penerima program CSR Chevron, oleh petugas CSR CGS. Sekolah lapang yang dilakukan melakukan pendampingan-pendampingan yang dilakukan secara intensif. Program yang diberikan selain penyuluhan tentang pertanian padi adalah pemberian pupuk organik yaitu pupuk kandang dan pemberian benih padi yang disesuaikan dengan luas tanah petani tersebut. Baik tanah pemilik maupun tanah penggarap. Pemberian benih padi dan pupuk kandang yang merupakan kegiatan dari program CSR CGS diberikan sesuai dengan luas lahan yang digarap atau dimiliki oleh petani penerima program CSR CGS. Kegiatan lainnya adalah pemberian secara hibah ternak domba yang diberikan kepada masing-masing petani penerima program CSR CGS.

5.3 Karakteristik Responden

Karakteristik petani responden yang dibahas pada penelitian ini meliputi usia, tingkat pendidikan, luas lahan, tingkat pendapatan, jumlah tanggungan keluarga, dan tingkat pendapatan petani. Responden dalam penelitian ini adalah petani padi yang menerima program CSR CGS yang berada di Kecamatan Pamijahan dengan 4 desa yang berbeda yaitu, Desa Ciasmara, Ciasihan, Purwabakti, dan desa Cibunian. Responden petani padi penerima program CSR CGS dapat dilihat pada beberapa karakteristik yang digambarkan pada Tabel 3 secara menyeluruh. Pada Tabel 3 dapat kita lihat beberapa karakteristik responden yang terbagi ke dalam beberapa kelompok berikut yaitu: usia, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, dan tingkat pendapatan. Karakteristik responden penelitian ini adalah petani padi penerima program CSR CGS yang tersebar pada empat desa yang berbeda, yaitu Desa Ciasihan, Ciasmara, Cibunian, dan Purwabakti. Jumlah responden petani padi penerima program CSR CGS adalah 30


(45)

orang yang masih tergolong aktif, 7 orang dari Desa Ciasmara, 7 orang dari Desa Ciasihan, 8 orang dari Desa Cibunian, dan 8 orang dari Desa Purwabakti. Gambaran secara terperinci yang dijelaskan dalam setiap karakteristik kelompok umur responden, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, dan tingkat pendapatan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kegiatan usahatani padi di desa-desa Kecamatan Pamijahan Bogor.

Tabel 3 Karakteristik Responden Petani Padi Penerima Program CSR CGS Kecamatan Pamijahan Tahun 2012

No Karakteristik Responden

Petani Padi Penerima Program CSR CGS

Jumlah (orang) Persentase (%) 1 Kelompok Umur Responden

a. <26 Tahun 1 3.33

b. 26-45 Tahun 13 43.33

c. >45 Tahun 16 53.34

Total 30 100.00

2 Tingkat Pendidikan.

a. Tidak Lulus SD 10 33.33

b. Lulus SD 14 46.67

c. Lulus SMP 3 10.00

d. Lulus SMA 2 6.67

e. Sarjana 1 3.33

Total 30 100.00

3 Jumlah Tanggungan Keluarga

a. <3 Orang 7 23.33

b. 3-5 Orang 20 66.67

c. >5 Orang 3 10.00

Total 30 100.00

4 Tingkat pendapatan (y)

a. <Rp500 000 12 40.00

b. Rp500 000 ≤ y ≤Rp1 000 000 16 53.00 c. Rp1 000 000 < y ≤ Rp2 500 000 2 7.00

Total 30 100.00

Sumber: Data Primer Diolah, 2014. 5.3.1 Usia

Usia petani padi penerima program CSR CGS merupakan usia-usia produktif, usia-usia produktif ini mampu memberikan tenaga untuk mendapatkan hasil pertanian padi yang baik. Petani padi penerima program CSR CGS ini sebagian besar adalah bapak-bapak. Jarang sekali petani padi yang dilakukan oleh anak muda. Sebagian remaja-remaja atau anak-anak di usia mudanya lebih


(46)

memilih pekerjaan di luar bertani, karena merasa bahwa bertani atau menjadi petani belum mampu meningkatkan taraf kesejahteraan kehidupannya.

5.3.2 Tingkat Pendidikan

Pendidikan yang ditempuh oleh petani yang menerima program CSR CGS tersebar dari mulai tidak lulus SD, lulus SD, Lulus SMP, Lulus SMA, hingga Diploma atau Sarjana. Sebagian besar petani padi penerima program CSR CGS memiliki tingkat pendidikan yang rendah, namun ada beberapa petani yang memiliki tingat pendidikan yang cukup tinggi. Tingkat pendidikan ini dapat menjadi indikator bahwa bagaimana hasil produksi usahatani padi dengan pendidikan yang selama ini petani tempuh atau apakah dengan tingkat pendidikan petani yang tinggi mampu memberikan perbedaan dalam hasil pengolahan usahataninya, atau cara berpikir dalam dunia pertanian. Hampir sebagian besar di desa ini masyarakat menjadi petani karena sudah menjadi warisan nenek moyang yang sudah turun temurun, ilmunya terus diturunkan dari nenek moyangnya, dan karena memiliki pendidikan yang rendah sehingga memilih menjadi petani. 5.3.3 Jumlah Tanggungan Keluarga

Pada Tabel 3 dapat kita lihat bahwa jumlah tanggungan untuk petani yang menerima program CSR CGS rata-rata berkisar lebih dari 3 orang, dalam melakukan usahatani padi petani biasanya meminimalisir biaya tunai yang dikeluarkan, sehingga untuk melakukan usahataninya petani biasanya dibantu oleh anak serta istrinya. Kegiatan-Kegiatan dalam pertanian padi banyak dilakukan oleh Tenaga Kerja Dalam Keluarga (TKDK) dengan tujuan untuk meminimalisir biaya produksi yang dikeluarkan, namun dengan jumlah anggota keluarga yang sedikit, dan sanak saudara atau keluarga yang tidak terlalu banyak, maka akan tetap memungkinkan petani untuk membayar Tenaga Kerja Luar Keluarga (TKLK) untuk membantu proses pertanian padinya.

5.3.4 Tingkat Pendapatan

Tingkat pendapatan petani padi penerima program CSR CGS dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3 mengenai karakteristik tingkat pendapatan menjelaskan bahwa petani padi penerima program CSR CGS yang mendapatkan pendapatan kurang dari Rp500 000.00, memiliki persentase 40%. Petani yang memiliki pendapatan antara Rp500 000.00 - Rp1 000 000.00 memiliki persentase yang


(47)

lebih tinggi yaitu sebesar 53%. Persentase pendapatan petani dengan rentang lebih besar dari Rp1 000 000.00, namun kurang dari Rp2 500 000.00, untuk petani penerima program CSR CGS adalah 7%. Jika kita perhatikan untuk petani penerima program CSR CGS memang dominan memilki tingkat pendapatan yang rendah. Dengan tingkat pendapatan yang rendah ini menunjukan bahwa petani padi belum mampu menjadi petani yang mandiri.


(1)

84

Gambar 3 Wilayah Pesawahan Kecamatan pamijahan


(2)

85

Gambar 5 Kondisi Penjemuran Padi Pasca Panen


(3)

86

Gambar 7 Wilayah Desa Cibunian


(4)

87

Gambar 9 Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Purwabakti


(5)

88

Gambar 11 Petani Penerima Program CSR CGS yang Tetap Memelihara Dombanya.


(6)

89

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Bogor pada tanggal 2 April 1990. Penulis merupakan putra kedua dari lima bersaudara dari pasangan Muhammad Yunus dan Mimin Rosmini. Jenjang pendidikan yang ditempuh penulis adalah Sekolah Dasar Negeri Selakopi lulus tahun 2002, kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Bogor lulus tahun 2005. Tahun 2008 penulis lulus Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Bogor dan pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dan diterima di Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif pada organisasi di kampus. Penulis aktif sebagai staff REESA (Resources Environmental Economic Student Asosiation) divisi CSR dan Koperasi Mahasiswa sebagai kepala depatemen PSDA (Pengembangan Sumberdaya Anggota). Pada tahun berikutnya penulis aktif sebagai Bendahara Asrama dan Bendahara Koperasi Asrama Sylvasari . Penulis juga aktif di beberapa kegiatan kepanitiaan yang diselenggarakan di kampus, seperti acara yang menjadi program tahunan BEM FEM yaitu PUJANGGA Lomba menulis puisi dan serangkaian lomba lainnya yang berkaitan dengan sastra Indonesia, diamanahkan sebagai kepala Divisi Humas. Penulis juga aktif pada beberapa acara sebagai pembawa acara (MC) dan sering diundang sebagai moderator pada beberapa acara di KOPMA (Koperasi Mahasiswa). Di luar kampus pun penulis aktif dan terdaftar sebagai pengajar tetap di salah satu lembaga konsultan pendidikan dan kepribadian Vision (Vision Education And Personality Consultant).


Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerialdan Kepemilikan Institusionalserta Pengungkapan Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan Perbankan Di Bursa Efek Indonesia

1 55 104

Peranan Corporate Social Responsibility (CSR) PT. ABB Libek Project Terhadap Pendapatan Masyarakat Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis.

1 28 91

Pengaruh Persepsi Konsumen Dalam Penerapan Program Corporate Social Responsibility (Csr) Terhadap Brand Loyalty Sabun Mandi Lifebuoy (Studi Pada Mahasiswa Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara)

1 46 67

Pengaruh Program Corporate Social Responsibility (CSR) PT Arun NGL Terhadap Pengembangan Wilayah Kecamatan Muara Satu Kota Lhokseumawe

3 65 100

Dampak Program Corporate Social Responsibility (CSR) PT. TOBA PULP LESTARI, Tbk Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten Toba Samosir (Studi Kasus: Kecamatan Porsea)

17 118 108

Dampak Program Corporate Social Responsibility PT. Telkom tbk Terhadap Akses Mata Pencaharian Masyarakat Peri - Urban Di Desa Sampali, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang

0 41 151

Peran Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Inalum Divisi Plta Sigura-Gura Terhadap Pengembangan Sosio-Ekonomi Masyarakat Kecamatan Pintupohan Meranti, Kabupaten Toba Samosir

0 37 9

Peranan Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Inalum Divisi PLTA, Siguragura Terhadap Pengembangan Sosioekonomi Masyarakat Kecamatan Pintupohan Meranti Kabupaten Tobas Samosir

1 51 174

Analisis Indeks Kepuasan Masyarakat dan Manfaat Ekonomi Program Corporate Social Responsibility (CSR) Chevron Geothermal Salak, Ltd. Bidang Ekonomi di Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor

14 44 131

DAMPAK PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) CHEVRON GEOTHERMAL INDONESIA, Ltd. PADA PROGRAM LOCAL ECONOMIC DEVELOPMENT (LED) TERHADAP PERKEMBANGAN AGROINDUSTRI AKAR WANGI.

0 0 9