penggarap per hektar dan per kilogram output per musim tanam lebih besar dibandingkan petani pemilik. Hal ini karena petani pemilik tidak mengeluarkan
biaya sewa lahan yang berupa bagi hasil ke pemilik tanah. Biaya total per hektar dan per kg output per musim tanam yang dikeluarkan petani penggarap usahatani
padi organik lebih besar dibandingkan anorganik, namun dari sisi petani pemilik sebaliknya, komponen biaya tunai petani penggarap usahatani padi organik dan
padi anorganik yang memiliki nilai tertinggi adalah bagi hasil sewa lahan, sedangkan komponen biaya tunai petani pemilik usahatani padi organik dan
anorganik yang memiliki nilai tertinggi adalah biaya tenaga kerja luar keluarga untuk penanaman sampai pemanenan. Pendapatan atas biaya tunai dan biaya total
usahatani organik lebih besar dibandingkan anorganik. Hal ini disebabkan produktifitas dan harga gabah kering panen GKP organik lebih besar
dibandingkan anorganik. Apabila dibedakan antara petani penggarap dan petani pemilik, maka pendapatan atas biaya tunai dan biaya total yang diterima petani
pemilik usahatani padi organik dan anorganik lebih besar dibandingkan petani penggarap. Usahatani yang dijalankan petani padi organik dan anorganik sama-
sama menguntungkan, namun jika dilihat dari nilai R-C rasionya maka usahatani padi organik lebih menguntungkan dibandingkan usahatani padi anorganik.
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis
Kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini berisi teori-teori yang dipakai dalam penelitian ini. Teori-Teori ini menjadi landasan untuk menjawab
tujuan-tujuan penelitian.
3.1.1 Konsep Program CSR CGS Chevron Geothermal Salak, Ltd CGS memiliki beberapa macam
program CSR yang terbagi dalam berbagai macam bidang, yaitu, bidang kesehatan, pendidikan, ekonomi, lingkungan, infrastruktur, dan komunikasi.
Masing-masing bidang memiliki tujuan dan manfaat yang berbeda-beda. Namun dalam hal ini bidang program CSR yang dijadikan fokus penelitian adalah bidang
ekonomi yang berkaitan dengan pertanian padi di Kecamatan Pamijahan. Program ini tidak lain diharapkan dapat meningkatkan pengembangan ekonomi
masyarakat, terutama masyarakat petani. Terdapat beberapa manfaat yang ditawarkan dalam program CSR CGS,
yaitu 1 peningkatan skill masyarakat melalui pelatihankursus untuk usahatani dan usaha kecil menengah UKM, 2 membantu meningkatkan produktifitas, 3
terciptanya pembangunan ekonomi masyarakat yang berkelanjutan, 4 membantu akses modal untuk mendukung pengembangan ekonomi masyarakat, 5
meningkatkan kemandirian masyarakat untuk pengembangan ekonomi Annual Report CGS, 2007 dalam Fredian, 2009
3.1.2 Konsep Usahatani Padi
Pertanian adalah kegiatan usaha yang rumit karena menggunakan sumber- sumber daya untuk memperoleh keuntungan atau manfaat. Pertanian mempelajari
konsep-konsep tentang usahatani secara menyeluruh. Usahatani mempelajari seseorang mengalokasikan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien untuk
tujuan memperoleh keuntungan pada waktu tertentu. Disebut efektif jika petani produsen dapat mengalokasikan sumberdaya yang mereka miliki dengan sebaik-
baiknya, serta dikatakan efisien apabila pemanfaatan sumberdaya tersebut menghasilkan output yang melebihi input Soekartawi, 2002. Pengenalan atas
faktor-faktor produksi yang dikuasai dalam suatu usahatani padi sawah terutama
menyangkut pemilihan dan penguasaan terhadap faktor-faktor tersebut oleh petani, hal ini sangat penting karena menyangkut hal-hal positif dan negatif yang
perlu menjadi pertimbangan dalam perencanaan usahatani padi sawah. Usahatani padi sawah terdapat empat unsur pokok yang disebut sebagai
faktor-faktor produksi, yaitu: 1.
Tanah Tanah atau lahan sebagai unsur pokok usahatani padi sawah dan
merupakan faktor produksi yang relatif langka dibandingkan dengan yang lain serta distribusi penguasaannya di masyarakat tidak merata. Tanah juga
dapat sebagai ukuran usahatani dan berdasarkan ukuran pemilikan tanah petani dapat digolongkan dalam empat golongan petani:
a. Petani Luas, dengan luas garapan lebih dari 2 hektar
b. Petani Luas, dengan luas garapan lebih dari 2 hektar
c. Petani sedang, dengan luas garapan 0.5-2 Hektar
d. Petani sempit dengan luas garapan kurang dari 0.5 hektar
e. Buruh tani
Dari perbedaan golongan berdasarkan luas tanah akan berpengaruh terhadap sumber dan distribusi pendapatan
2. Tenaga Kerja
Tenaga kerja dalam usahatani padi sawah dibedakan kedalam tiga jenis tenaga kerja yaitu tenaga kerja manusia, ternak, dan mesin. Untuk
tenaga kerja manusia masih dibedakan atas tenaga kerja pria dan tenaga kerja wanita. Tenaga kerja dalam usahatani padi sawah dapat diperoleh
dari dalam keluarga dan dari luar keluarga. 3.
Modal Modal sebagai unsur pokok usahatani dalam pengertian ekonomi
modal adalah barang atau uang yang bersama-sama faktor produksi, tanah, tenaga kerja, serta pengelolaan menghasilkan barang-barang baru yang
disebut produksi pertanian. Sumber-sumber pemasukan modal dapat dibedakan:
a. Modal dari luar usahatani padi sawah
1 Modal sendiri yaitu modal yang berasal dari peserta pelaksana
usahatani padi sawah. 2
Modal asing yaitu modal yang diperoleh dari pinjaman yang berasal dari kredit bank, lembaga keuangan baik swasta maupun
perorangan. b.
Modal dari dalam usahatani padi sawah. 1
Modal internal yaitu modal yang diperoleh dari laba yang belum dibagikan.
2 Modal insentif yaitu modal yang diperoleh dari pengumpulan dana
penyusutan aktiva tetap. Berdasarkan sumber pembentukan modal, modal dapat dibedakan
berdasarkan sumber modal, yaitu milik sendiri, pinjaman, warisan, usaha lain dan sewa kontrak.
4. Pengelolaan
Pengelolaan usahatani padi sawah adalah kemampuan petani menentukan, mengkoordinasikan faktor-faktor produksi yang dikuasainya
dengan sebaik-baiknya dan mampu memberikan produksi pertanian sebagaimana yang diharapkan, ukuran dari keberhasilan dari pengelolaan
itu adalah: produktifitas dari setiap faktor maupun produktifitas dari usahataninya.
3.1.3 Konsep Pendapatan Usahatani
Konsep pendapatan usahatani dapat dilihat dari total penerimaan dan total biaya. Penerimaan dan biaya dapat dilihat dari biaya atau penerimaan tunai dan
non tunai. Menurut Soekartawi 2002, pendapatan usaha tani adalah total penerimaan dari usaha tani dikurangi dengan total biaya yang dikeluarkan dalam
usaha tani tersebut. Π = TR-TC
Keterangan: π = Pendapatan Usaha tani RupiahHa
TR= Penerimaan usaha tani RupiahHa TC= Biaya usaha tani RupiahHa
3.1.4 Biaya Usahatani
Dalam analisis proyek, tujuan-tujuan analisis harus disertai dengan definisi-definisi mengenai biaya-biaya dan manfaat-manfaat. Secara sederhana
suatu biaya adalah segala sesuatu yang mengurangi suatu tujuan, dan suatu manfaat adalah adalah segala sesuatu yang membantu tujuan. Akan tetapi,
masalah akibat penyederhanaan tersebut adalah setiap orang yang terlibat dalam suatu proyek mempunyai banyak tujuan. Bagi seorang petani, tujuan pokok dalam
penyertaannya adalah mengusahakan seluruh keluarganya agar dapat hidup terus, dia juga mungkin menginginkan anak-anaknya menjadi terpelajar Gittinger,
2008. Biaya usahatani adalah biaya yang dikeluarkan oleh seorang petani dalam proses produksi. Dalam hal ini biaya diklasifikasikan ke dalam biaya tunai biaya
riil yang dikeluarkan dan biaya tidak tunai diperhitungkan.
3.1.5 Rasio Penerimaan dan Biaya R-C Rasio
R-C Rasio atau Return Cost Ratio adalah perbandingan antara penerimaan dan biaya Soekartawi, 1995. Alat analisis ini digunakan untuk mengetahui
seberapa besar rupiah penerimaan yang didapatkan dengan mengeluarkan setiap rupiah biaya pada kegiatan usahatani tersebut. Nilai RC yang besar menunjukan
semakin besar pula penerimaan usahatani yang akan diperoleh untuk setiap rupiah yang dikeluarkan usahatani tersebut atau usahatani tersebut layak untuk
diusahakan. Usahatani dikatakan layak atau menguntungkan apabila nilai RC lebih
dari satu, artinya setiap tambahan biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan tambahan penerimaan yang lebih besar dibandingkan tambahan biaya, usahatani
tidak menguntungkan apabila nilai RC kurang dari satu yang artinya setiap tambahan biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan tambahan penerimaan yang
lebih kecil dibandingkan tambahan biaya, dan usahatani dikatakan berada pada keuntungan normal apabila nilai RC sama dengan nol, artinya setiap tambahan
biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan tambahan penerimaan yang nilainya sama dengan tambahan biaya.
3.2 Kerangka Pemikiran Operasional
Petani menjadi salah satu inti dalam proses sistem pertanian, sehingga semua kegiatan dalam pertanian bertumpu kepada petani. Peran petani dalam
kelompok usahatani di kecamatan pamijahan ini menghasilkan produk pertanian padi. Penelitian ini bermaksud untuk mengidentifikasi bentuk pelaksanaan
program CSR CGS bidang ekonomi, mengidentifikasi manfaat program CSR CGS bidang ekonomi, dan mengidentifikasi struktur biaya usahatani padi sebelum
menerima program CSR CGS dan setelah menerima program CSR CGS, serta mengidentifikasi perbandingan pendapatan usahatani padi sebelum menerima
program CSR CGS dan setelah menerima program CSR CGS. Untuk lebih jelasnya, kerangka pemikiran yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat
pada gambar 1.
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Operasional Program CSR Bidang Ekonomi
Program Corporate Social Responsibility Chevron Geothermal Salak, Ltd.
Desa Ciasmara, Cibunian, Ciasihan, dan Purwa bakti. Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor,
Propinsi Jawa Barat
Jenis Pelayanan atau Pendampingan
Program
MetodeSurvey dan Analisis
Kuantitatif Metode Survey
dan Analisis Kuantitatif
Identifikasi Program Identifikasi Struktur
Biaya Identifikasi
Perbandingan Pendapatan
Petani Padi Sebelum Menerima Program
Petani Padi Setelah Menerima Program
Implementasi Program CSR CGS
IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di empat desa yang berbeda diantaranya Desa Ciasmara, Ciasihan, Cibunian, dan Purwabakti, Kecamatan Pamijahan Kabupaten
Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja Purposive dengan memperhatikan bahwa keempat desa ini adalah desa-desa binaan Chevron
Geothermal Salak, Ltd CGS. Penelitian ini dilakukan terhitung pada bulan Juni 2012-Juni 2014.
4.2 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara secara langsung berupa daftar pertanyaan
atau kuesioner. Data sekunder didapat dari instansi terkait, diantaranya Chevron Geothermal Salak, Ltd CGS, Kecamatan Pamijahan, Desa Ciasmara, Cibunian,
Ciasihan, dan Purwabakti, maupun studi pustaka lainnya, buku, skripsi, jurnal, dan media elektronik seperti internet.
4.3 Metode Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel pada responden petani dalam penelitian ini dilakukan secara sensus untuk petani padi penerima program CSR CGS. Jumlah sampel
petani padi penerima program CSR CGS pada 4 desa yang berbeda adalah 30 orang. Pengambilan sampel yang dilakukan untuk petani penerima program CSR
CGS yang dilakukan secara sensus, karena jumlah petani yang mendapatkan program CSR CGS dan tergolong aktif pada empat desa yang berbeda tersebut
berjumlah 30 orang. Sampel yang berjumlah dari 30 orang tersebut terdiri dari 7 orang petani dari Desa Ciasmara, 7 orang petani dari Desa Ciasihan, 8 orang
petani dari Desa Cibunian, dan 8 orang petani dari Desa Purwabakti. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive tertuju dengan melihat bahwa sampel petani
merupakan petani yang mendapatkan program CSR CGS.
4.4 Metode Pengolahan data dan Analisis Data
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis struktur
biaya dan pendapatan usahatani padi sebelum menerima program CSR CGS dan setelah menerima program CSR CGS petani Desa Ciasmara, Cibunian, Ciasihan,
dan Purwabakti dengan menggunakan bantuan program computer Microsoft Excel 2007. Analisis kualitatif digambarkan secara deskriptif untuk menggambarkan
bentuk program dan manfaat-manfaat program yang dirasakan petani terhadap pengembangan usahatani padi. Metode penelitian yang digunakan untuk
menjawab tujuan-tujuan penelitian tersedia pada tabel 1: Tabel 1 Matriks Metode Penelitian
No Tujuan Penelitian
Jenis dan Sumber data
Metode Pengumpulan
Data Metode
Analisis Data
1 Mengidentifikasi
bentuk pelaksanaan program CSR
Chevron Geothermal Salak, Ltd CGS bidang ekonomi
Kecamatan Pamijahan. -Data Primer
-Data Sekunder
Wawancara dengan Petani
padi penerima program CSR
dan
Kepala CSR Chevron.
Analisis Deskriptif.
2 Mengidentifikasi
manfaat program
CSR Chevron
Geothermal Salak,
Ltd CGS
bidang ekonomi
terhadap pengembangan
usahatani padi
di Kecamatan Pamijahan.
-Data Primer -Data
Sekunder Wawancara
dengan petani padi penerima
program CSR CGS.
Analisis Deskriptif.
3
Mengidentifikasi struktur
biaya usahatani padi yang dikeluarkan
oleh petani
sebelum dan
setelah menerima program CSR
Chevron Geothermal Salak, Ltd CGS.
-Data Primer -Data
Sekunder Wawancara
dengan petani padi penerima
program CSR CGS.
Analisis Kuantatif
4 Mengidentifikasi
Pendapatan usahatani padi yang
diterima petani
sebelum dan
setelah menerima program CSR
Chevron Geothermal Salak, Ltd CGS.
-Data Primer -Data
Sekunder Wawancara
dengan petani padi penerima
program CSR. Analisis
Kuantitatif
Sumber: Data Primer Diolah, 2014
4.4.1 Konsep Struktur Biaya
Biaya-biaya dalam konsep struktur biaya dapat dikelompokan kedalam biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap dan biaya variabel ini termasuk
kedalam biaya tunai, biaya tunai adalah biaya yang dikeluarkan secara tunai untuk keperluan usahataninya seperti sewa traktor, sewa kerbau, pajak untuk tanah
pemilik, benih, pupuk, pestisida, tenaga kerja luar keluarga, bagi hasil untuk petani penggarap. Biaya lainnya yang termasuk kedalam pembiayaan usahatani
padi adalah biaya tidak tunai, biaya tidak tunai adalah biaya yang diperhitungkan dalam kegiatan usahataninya seperti biaya penyusutan, dan biaya tenaga kerja
dalam keluarga.
4.4.2 Analisis Pendapatan Usahatani Pertanian Padi
Analisis pendapatan dapat kita lihat dari total penerimaan dengan total biaya. Penerimaan dapat dilihat pula dari penerimaan tunai dan non tunai. Begitu
pula dengan biaya yang dapat kita lihat dari biaya tunai dan non tunai. Pendapatan usahatani pertanian padi adalah total penerimaan dari usahatani dikurangi dengan
total biaya yang dikeluarkan dalam usahatani pertanian tersebut. Pendapatan dari usahatani adalah total penerimaan yang berasal dari nilai penjualan hasil ditambah
dari hasil-hasil yang dipergunakan sendiri dikurangi dengan total nilai pengeluaran yang terdiri dari: pengeluaran untuk input benih, pupuk, pestisida,
obat-obatan, pengeluaran untuk upah tenaga kerja dari luar keluarga, pengeluaran pajak dan lain-lain Hernanto, 1993. Menurut Soekartawi 2002 Pendapatan
usahatani adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya sehingga dapat dirulis dengan rumus:
Π= TR-TC Keterangan:
π= Pendapatan usaha tani pertanian padiRp TR= Total penerimaan usaha tani pertanian padiRp
TC= Total biaya usahatani pertanian padiRp Penerimaan usaha tani adalah perkalian antara jumlah produksi dengan
harga jual Soekartawi, 1995. Adapun persamaan dari total penerimaaan adalah sebagai berikut:
TR= P x Q keterangan:
TR= Total penerimaanRpHa