Tabel 10 Struktur Biaya Rata-Rata Usahatani Padi Sebelum dan Setelah Menerima Program CSR CGS Per Hektar Per Musim Tanam Tahun
2012
Komponen Biaya Sebelum Menerima
Program CSR CGS
Setelah Menerima Program
CSR CGS Nilai
RpHa Persentase
Nilai RpHa
Persentase
A. Biaya Tunai
Biaya Tetap 1. Sewa Traktor
460 000 7.64
460 000 8.22
2. Sewa Kerbau 59 310
0.98 59 310
1.06 3. Pajak
74 825 1.24
74 825 1.34
Sub Total 594 135
9.86 594 135
10.62 Biaya Variabel
1. Benih 164 227
2.73 153 031
2.74 2. Pupuk kandang
286 593 4.76
234 699 4.20
3. Pupuk Urea 297 820
4.94 450 000
8.05 4. Pupuk TSP
286 969 4.76
250 103 4.47
5. Pupuk NPK 100 000
1.66 -
0.00 6. Pestisida Kimia
132 814 2.20
72 262 1.29
7. TKLK HOK 703 472
11.68 617 801
11.05 8. Bagi Hasil
2 235 682 37.12
2 235 682 39.97
Sub Total 4 207 577
69.85 4 013 578
71.76 Total Biaya Tunai
4 801 712 79.72
4 607 713 82.39
B. Biaya Tidak Tunai
Biaya Tetap 1. Penyusutan Alat Tani
87 250 1.45
87 250 1,56
2. TKDK 1 134 398
18.83 897 901
16,05 Total Biaya Tidak Tunai
1 221 648 20.28
985 151 17,61
Total Biaya 6 023 360
100.00 5 592 864
100.00 Sumber: Data Primer Diolah, 2014
Keterangan: Petani Pemilik
Petani Penggarap Komponen biaya besar lainnya adalah Tenaga kerja Dalam Keluarga
TKDK untuk petani padi sebelum dan setelah menerima program CSR CGS, dengan persentase masing-masing 18.83 dan 16.05 dari total biaya usahatani
padi. Persentase biaya tunai untuk petani padi sebelum menerima program CSR sebesar 79.72 dari biaya total, sedangkan persentase biaya tidak tunainya
sebesar 20.28 dari biaya total. Sementara itu, petani padi setelah menerima program CSR memiliki persentase biaya tunai sebesar 82.39 dari total biaya,
dan persentase biaya tidak tunai sebesar 17.61 dari total biaya. Struktur biaya rata-rata usahatani padi sebelum menerima program CSR CGS dan setelah
menerima program CSR CGS per hektar per musim tanam dapat dilihat pada Tabel 10.
Pada Tabel 10 menunjukan bahwa total biaya tunai yang terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel petani padi sebelum menerima program CSR CGS lebih
besar dari total biaya tunai petani setelah menerima program CSR CGS, begitu pula dengan biaya tidak tunai yang terdiri dari biaya penyusutan dan Tenaga Kerja
Dalam Keluarga TKDK lebih besar petani padi sebelum menerima program CSR CGS dibandingkan petani padi setelah menerima program CSR CGS. Hal ini
dapat disimpulkan bahwa biaya total yang dikeluarkan petani padi untuk usahataninya sebelum menerima program CSR CGS lebih besar dibandingkan
setelah menerima program CSR CGS. Biaya Tetap yang terdiri dari sewa traktor, sewa kerbau, dan pajak, untuk petani padi sebelum dan setelah menerima program
CSR CGS memiliki nilai yang sama besar, hal ini diasumsikan biaya sewa traktor, kerbau, dan pajak sebelum dan setelah mendapatkan program CSR sama besar.
Penggunaan traktor yang digunakan untuk mengolah tanahnya oleh petani padi hanya sebagian orang, sedangkan petani lainnya menggunakan sewa kerbau untuk
membajak sawahnya, hal ini dikarenakan biaya traktor yang relatif mahal dibandingkan dengan baya sewa kerbau. Petani padi penerima program CSR CGS
juga diwajibkan melakukan pembayaran pajak atas tanahnya, dikarenakan sebagian besar petani penerima program adalah petani pemilik. Persentase biaya
penggunaan sewa traktor untuk petani padi sebelum menerima program CSR CGS hanya 7.64 dari biaya total, itu artinya jumlah petani yang menggunakn traktor
untuk lahannya sangatlah sedikit, dikarenakan biaya sewa traktor yang terbilang cukup mahal, tidak berbeda pula dengan petani sebelum menerima program CSR
CGS, penggunaan sewa Traktor hanya 8.22 dari Total biaya, itu artinya dalam hal pengolahan tanah petani padi sebelum menerima program CSR CGS dan
setelah menerima program CSR CGS lebih banyak menggunakan kerbau untuk membajak sawahnya. Persentase biaya sewa kerbau untuk petani padi sebelum
menerima program CSR dan setelah menerima program CSR CGS masing- masing adalah 0.98 dan 1.06 dari total biaya. Biaya tetap lainnya yang