orang yang masih tergolong aktif, 7 orang dari Desa Ciasmara, 7 orang dari Desa Ciasihan, 8 orang dari Desa Cibunian, dan 8 orang dari Desa Purwabakti.
Gambaran secara terperinci yang dijelaskan dalam setiap karakteristik kelompok umur responden, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, dan tingkat
pendapatan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kegiatan usahatani padi di desa-desa Kecamatan Pamijahan Bogor.
Tabel 3 Karakteristik Responden Petani Padi Penerima Program CSR CGS Kecamatan Pamijahan Tahun 2012
No Karakteristik Responden
Petani Padi Penerima Program CSR CGS
Jumlah orang Persentase
1 Kelompok Umur Responden
a. 26 Tahun 1
3.33 b. 26-45 Tahun
13 43.33
c. 45 Tahun 16
53.34 Total
30 100.00
2 Tingkat Pendidikan.
a. Tidak Lulus SD 10
33.33 b. Lulus SD
14 46.67
c. Lulus SMP 3
10.00 d. Lulus SMA
2 6.67
e. Sarjana 1
3.33 Total
30 100.00
3 Jumlah Tanggungan Keluarga
a. 3 Orang 7
23.33 b. 3-5 Orang
20 66.67
c. 5 Orang 3
10.00 Total
30 100.00
4 Tingkat pendapatan y
a. Rp500 000 12
40.00 b. Rp500 000 ≤ y ≤Rp1 000 000
16 53.00
c. Rp1 000 000 y ≤ Rp2 500 000 2
7.00 Total
30 100.00
Sumber: Data Primer Diolah, 2014.
5.3.1 Usia
Usia petani padi penerima program CSR CGS merupakan usia-usia produktif, usia-usia produktif ini mampu memberikan tenaga untuk mendapatkan
hasil pertanian padi yang baik. Petani padi penerima program CSR CGS ini sebagian besar adalah bapak-bapak. Jarang sekali petani padi yang dilakukan oleh
anak muda. Sebagian remaja-remaja atau anak-anak di usia mudanya lebih
memilih pekerjaan di luar bertani, karena merasa bahwa bertani atau menjadi petani belum mampu meningkatkan taraf kesejahteraan kehidupannya.
5.3.2 Tingkat Pendidikan
Pendidikan yang ditempuh oleh petani yang menerima program CSR CGS tersebar dari mulai tidak lulus SD, lulus SD, Lulus SMP, Lulus SMA, hingga
Diploma atau Sarjana. Sebagian besar petani padi penerima program CSR CGS memiliki tingkat pendidikan yang rendah, namun ada beberapa petani yang
memiliki tingat pendidikan yang cukup tinggi. Tingkat pendidikan ini dapat menjadi indikator bahwa bagaimana hasil produksi usahatani padi dengan
pendidikan yang selama ini petani tempuh atau apakah dengan tingkat pendidikan petani yang tinggi mampu memberikan perbedaan dalam hasil pengolahan
usahataninya, atau cara berpikir dalam dunia pertanian. Hampir sebagian besar di desa ini masyarakat menjadi petani karena sudah menjadi warisan nenek moyang
yang sudah turun temurun, ilmunya terus diturunkan dari nenek moyangnya, dan karena memiliki pendidikan yang rendah sehingga memilih menjadi petani.
5.3.3 Jumlah Tanggungan Keluarga
Pada Tabel 3 dapat kita lihat bahwa jumlah tanggungan untuk petani yang menerima program CSR CGS rata-rata berkisar lebih dari 3 orang, dalam
melakukan usahatani padi petani biasanya meminimalisir biaya tunai yang dikeluarkan, sehingga untuk melakukan usahataninya petani biasanya dibantu
oleh anak serta istrinya. Kegiatan-Kegiatan dalam pertanian padi banyak dilakukan oleh Tenaga Kerja Dalam Keluarga TKDK dengan tujuan untuk
meminimalisir biaya produksi yang dikeluarkan, namun dengan jumlah anggota keluarga yang sedikit, dan sanak saudara atau keluarga yang tidak terlalu banyak,
maka akan tetap memungkinkan petani untuk membayar Tenaga Kerja Luar Keluarga TKLK untuk membantu proses pertanian padinya.
5.3.4 Tingkat Pendapatan
Tingkat pendapatan petani padi penerima program CSR CGS dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3 mengenai karakteristik tingkat pendapatan menjelaskan
bahwa petani padi penerima program CSR CGS yang mendapatkan pendapatan kurang dari Rp500 000.00, memiliki persentase 40. Petani yang memiliki
pendapatan antara Rp500 000.00 - Rp1 000 000.00 memiliki persentase yang