Pajanan Asap Rokok Perokok Menurut Tempat di Wilayah Rural dan Urban Tahun 2015
Bioskop Pudjianto 1995 dalam Gumelar 2011. Menurut Gumelar dan Sareb 2011 iklan merupakan media komunikasi persuasif yang
bertujuan untuk mempromosikan suatu produk dengan komunikasi lisan mupun tulisan.
Iklan rokok ini sangat berperan pada perokok. Hasil survei yang telah didapatkan peneliti yakni sebagian besar responden pada kedua
wilayah mendapatkan pajanan iklan yang berasal dari televisi. Survei GATS tahun 2011 menunjukkan bahwa sebagian penduduk di Indonesia
melihat iklan rokok di televisi yaitu sebanyak 66,3. Selain itu, peneliti juga menemukkan bahwapajanan iklan rokok di
televisi lebih banyak terjadi pada perokok dengan umur awal merokok kurang dari 15 tahun yakni 83,33. Penelitian yang dilakukkan oleh
Pierce 1998 menunjukkan bahwa kegiatan promosi industri tembakau pada pertengahan tahun 19990 mempengaruhi 17 dari responden untuk
merokok. Studi lainnya juga menunjukkan bahwa iklan rokok dapat mempengaruhi seseorang menjadi perokok Lovato, 2003. Besarnya
proporsi remaja yang merokok ini mungkin disebabkan oleh pajanan iklan rokok.
Menurut Ray dalam Pierce 1998 bahwa promosi bekerja untuk membangun perilaku konsumen. Dalam hal ini iklan cenderung
mempengaruhi kelompok usia muda untuk merokok. Iklan rokok yang menampilkan pria yang menarik seperti kuat, sehat, mandiri, tegas dan
juga jantan akan menimbulkan persepsi bahwa merokok dapat
menyebabkan mereka menarik Nichter, 2009. Sehingga, ada yang berpikiran bahwa tidak merokok dapat menyebabkan mereka tidak
menarik. Dalam iklan rokok juga mencantumkan pesan bahwa rokok dapat memberikan apa yang remaja inginkan seperti penerimaan dari
orang sekelilingnya, identitas gender maskulin dan feminim, pemberontakkan, mengurangi stres dan depresi serta popularitas
National Cancer Institute, 2008. Oleh karena itu, untuk mengurangi adanya jumlah perokok baru
pada usia remaja baik laki-laki maupun perempuan peneliti menyarankan kepada orangtua atau pengasuh untuk melakukan monitoring kepada
anak dalam hal menonton tv atau film. Hal ini bertujuan untuk mencegah anak khususnya remaja awal untuk mengikuti perilaku merokok yang
dilakukkan oleh tokoh atau promosi iklan yang ada di televisi. Orangtua bisa memberikan edukasi kepada anak tentang rokok.
Selain itu, perlu adanya penyuluhan di sekolah-sekolah seperti SD dan SMP. Kegiatan ini bertujuan memberikan informasi kepada siswa
yang umumnya berada pada masa remaja awal tentang rokok. Penyuluhan yang dilakukkan tidak hanya memberikan informasi tetapi
juga mengarahkan siswa kepada kegiatan yang positif untuk mengembangkat bakat setiap siswa.