Distribusi Perokok Menurut Karakteristik Tempat di Wilayah Rural

E. Distribusi Perokok Menurut Karakteristik Waktu di Wilayah Rural

dan Urban Tahun 2015 Distribusi perokok menurut waktu akan dijelaskan berdasarkan karakteristik durasi merokok reponden. Berikut adalah tabel 5.10 yang menjelaskan distribusi perokok menurut karakteristik waktu. Tabel 5.10 Distribusi Perokok Menurut Karakteristik Waktu di Wilayah Rural dan Urban Tahun 2015 Karakteristik Waktu Rural Urban n n Durasi Merokok 1-9 tahun 10-19 tahun 20-29 tahun 30 15 63,83 31,92 3 54 13 4,05 72,97 17,57 ≥30 tahun 2 4,25 4 5,41 Total 47 100 74 100 Tabel 5.10 diatas menunjukkan bahwa sebagian besar perokok di wilayah urban dan rural memiliki durasi merokok 10-19 tahun yakni 72,97 di wilayah urban dan 63,83 di wilayah rural.

F. Distribusi Kondisi Kesehatan yang Dialami Perokok di Wilayah Rural

dan Urban Tahun 2015 Berikut adalah tabel 5.11 yang menjelaskan tentang efek kesehatan yang salah satu faktornya adalah rokok. Tabel 5.11 Distribusi Kondisi Kesehatan yang Dialami Perokok di Wilayah Rural dan Urban Tahun 2015 Efek Kesehatan Rural Urban N n Hipertensi 14 42,42 10 38,46 Jantung Koroner 2 6,06 5 19,23 Stroke 4 12,13 1 3,85 Asma 5 15,15 3 11,53 PPOK 6 18,18 5 19,23 Gangguan mensimpotensi 2 6,06 1 3,85 Komplikasi kehamilan 1 3,85 Total 33 100 26 100 Tabel 5.11 menunjukkan bahwa kondisi kesehatan yang dialami oleh perokok seperti penyakit yang paling banyak terjadi yaitu hipertensi dengan proporsi 42,42 pada rural dan 38,46 pada urban. BAB VI PEMBAHASAN

A. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Adapun keterbatasan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut: 1. Adanya bias informasi. Hal ini dikarenakan responden cenderung lupa dengan keadaan sebelumnya pergi ke tempat tertentu dan melihat iklan rokok di sekeliling. Selain itu, bias informasi juga terjadi dikarenakan ada orang lain di dekat responden yang menjawab pertanyaan dari peneliti sehingga memengaruhi hasil. Oleh karena itu, untuk mengatasi bias informasi peneliti menggali ingatan atau melakukan probing ke responden dan peneliti mengambil jawaban pertama responden yang dijawab secara spontan. 2. Adanya bias seleksi. Hal ini dikarenakan jenis kelamin responden tidak terdistribusi sebagai sampel. Walaupun telah dilakukan proses random, tetapi responden terbanyak berasal dari jenis kelamin perempuan. 3. Dalam penelitian ini daerah rural hanya di wakili oleh 1 wilayah rural yaitu Desa Cilebut Barat Kabupaten Bogor sementara daerah urban hanya diwakili oleh 1 wilayah urban yakni Kelurahan Kalibata Kota Administrasi Jakarta Selatan.

B. Perokok di Wilayah Rural dan Urban Tahun 2015

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 109 tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan yang Mengadung Zat Adiktif berupa Produk Tembakau mendefinisikan rokok sebagai salah satu produk tembakau yang dibakar, dihisap, dan dihirup asapnya termasuk rokok kretek, rokok putih, cerutu, atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana rustica, Nicotiana tabacum, dan spesies lainnya. Dalam penelitian ini peneliti menggolongkan perokok dan bukan perokok. Penelitian yang peneliti lakukan menemukkan bahwa perokok di urban lebih banyak dibandingkan dengan daerah rural yakni 24,83 di wilayah urban dan 17,09 di daerah rural. Definisi perokok sendiri terbagi menjadi perokok tiap hari yaitu responden terus merokok selama 30 hari penuh. Sedangkan, perokok kadang-kadang yakni perokok yang dalam 30 hari ada waktu dimana responden tidak merokok. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa perokok tiap hari lebih banyak terjadi di urban 22,15 dibandingkan dengan rural 14,18. Sedangkan, untuk perokok kadang- kadang dan pernah merokok lebih banyak dijumpai pada rural dibandingkan dengan wilayah urban. Penelitian ini didukung oleh penelitian lainnya. Volzke 2006 menunjukkan bahwa perokok di daerah urban 21,7 lebih tinggi dibandingkan dengan perokok didaerah rural 23,6. Survei yang dilakukan oleh GATS 2011 menunjukkan bahwa proporsi perokok pada daerah urban lebih banyak dari pada daerah rural yakni 50,2. Selain itu, survei lainnya juga dilakukkan di Indonesia yang menunjukkan terjadinya peningkatan perokok di daerah urban dari tahun 2004-2010. Laporan Tobacco Control Support Center2012 mengungkapkan bahwa pada tahun