Secondhand Smoke Pajanan Asap Rokok

3. Waktu

Karakteristik menurut waktu bisa di analisis dari berbagai sudut pandang seperti menunjukkan tren suatu penyakit ataupun pola penyakit sporadis, endemik, dll Gerstman, 2003. Karakteristik menurut waktu digunakan untuk melakukan pengawasan pada kejadian penyakit sehingga bisa dilakukan intervensi CDC, 2012. Proporsi perokok tidak bergantung pada musim ataupun iklim. Namun, proporsi perokok ini bisa dilihat berdasarkan tren dari waktu ke waktu. Survei yang dilakukan oleh Riskesdas pada tahun 2007-2013 menunjukkan bahwa proporsi perokok di DKI Jakarta terbesar yakni pada tahun 2013 sebesar 37.

a. Durasi Merokok

Durasi merokok didefinisikan yaitu lamanya merokok dimulai dari usia awal merokok sampai saat berhenti merokok Guo, 2006. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Chen et al 1995 di Amerika menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signfikan antara durasi merokok dengan kejadian Parkinson. Dalam penelitiannya Chen membagi durasi merokok yakni 1-9 tahun, 10-19 tahun, 20-29 tahun dan ≥ 30 tahun. Penelitian yang dilakukan oleh Guo 2006 mengenai durasi merokok pada penduduk laki-laki Cina yang pernah merokok menunjukkan bahwa perokok yang merokok pada usia 18 tahun memiliki durasi merokok 58 tahun.

C. Rural dan Urban

Rural atau daerah pedesaan merupakan suatu wilayah administratif yang belum memenuhi persyaratan dalam hal kepadatan penduduk, persentase rumah tangga pertanian dan sejumlah fasilitas perkotaan seperti sarana pendidikan formal, sarana kesehatan, dll. Sedangkan, urban atau daerah perkotaan merupakan suatu wilayah administratif yang telah memenuhi persyaratan tertentu dalam hal kepadatan penduduk, persentase rumah tangga pertanian dan sejumlah fasilitas perkotaan seperti sarana pendidikan formal, sarana kesehatan, dll. Kriteria desa yang ditetapkan untuk menjadi kota yakni jika nilai total skor ≥ 10 BPS, 2010. Survei yang dilakukkan di Polandia menunjukkan bahwa perokok di wilayah urban lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah rural yakni 30,3 di wilayah urban dan 25,4 di wilayah rural Wlodarczyk,2013. Penelitian oleh Gupta 2010 juga menunjukkan hasil yang sama yakni tingginya prevalensi perokok di wilayah rural 52,6 di wilayah rural dan 35,2 di wilayah urban. Sementara itu, Laporan dari Tobacco Control Support Center 2012 menunjukkan bahwa terjadinya pada wilayah rural atau pedesaan prevalensi perokok lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah urban yaitu 36,6 di wilayah rural dan 31,2 di wilayah urban Tobacco Control Support Center, 2012.

D. Rokok Menurut Islam

Dalam islam rokok haram hukumnya. Syaikh Abdurrahman bin Nashir As- Sa‘di seorang ulama menyebutkan bahwa