x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Wawancara Lampiran 2
Hasil Wawancara Guru IPS Lampiran 3 Angket Penelitian Siswa
Lampiran 4 Hasil Observasi Guru
Lampiran 5 Pernyataan Uji Referensi
Lampiran 6 Lembar Uji Referensi
Lampiran 7 Surat Keterangan Penelitian Sekolah Lampiran 8
Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 9
Surat Bimbingan Skripsi
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di era global ini, penyelenggaraan pendidikan memiliki keterkaitan antara sumber daya pendidikan dengan sumber daya manusia selaku
penggeraknya. Sebagai suatu proses, penyelenggaraan pendidikan memerlukan penanganan yang terencana dan sistematis sehingga berbagai
sumber daya pendidikan dapat dimanfaatkan secara optimal untuk mencapai tujuan pendidikan yang terarah.
Sumber daya pendidikan seperti sarana dan prasarana serta finansial keuangan memiliki peranan sangat penting. Ada hal lain yang tidak kalah
pentingnya adalah guru yang memiliki kemampuan mengajar dan mendidik secara baik bagi peserta didik. Peranan seorang guru dalam dunia pendidikan
memiliki arti tersendiri bagi sumber daya pendidikan, guru merupakan faktor penggerak bagi kemajuan pendidikan untuk mencapai mutu pendidikan yang
lebih baik supaya mampu bersaing dengan pendidikan luar negeri. Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:
Berlapang-lapanglah dalam majlis, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan:
Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi
ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
QS. Al-Mujaadilah 58:11
1
Mengingat demikian pentingnya peranan seorang guru dalam mengantarkan tujuan pendidikan, maka guru dituntut untuk memiliki
1
http:sahruldupen.blogspot.co.id20121210-ayat-al-quran-tentang-keutamaan-ilmu.html
kompetensi profesional. Hal ini ditegaskan oleh Sukmadinata dalam Pupuh Faturrohman dan Aa Suryana bahwa:
“Bertolak dari asumsi bahwa pekerjaan guru adalah pekerjaan profesional, maka implikasinya bahwa setiap guru harus memenuhi
persyaratan yang dituntut oleh profesi tersebut dan harus bekerja dan bersikap secara profesional, hal itu tentu harus sejalan dengan peranan
guru terutama di sekolah sebagai lembaga pendidikan profesional.”
2
Selain itu dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru berkewajiban:
1. Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran.
2. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan
ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. 3. Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan
jenis kelamin, agama, suku, ras dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi peserta didik
dalam pembelajaran.
4. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik guru, serta nilai-nilai agama dan etika.
5. Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.
3
Guru adalah ujung tombak dalam proses belajar mengajar. Karena gurulah yang berinteraksi langsung dengan siswa di dalam kelas.
Gurulah yang memegang peranan yang sangat penting dalam membuat siswa mengerti dan paham mengenai mata pelajaran yang diajarkan.
Sekolah sebagai institusi pendidikan membutuhkan guru yang tidak hanya berfungsi sebagai pengajar yang mengajarkan mata pelajaran
tertentu kepada peserta didiknya, tetapi juga sebagai pendidik yang memberikan bekal pengetahuan kepada siswanya mengenai etika,
kemampuan untuk survive dalam hidup, moral, empati, kreasi dan sebagainya.
4
Sebutan guru sebagai pendidik biasanya dikenal juga dengan sebutan lain, meskipun tidak dipersyaratkan secara formal sesuai dengan undang-
undang, tetapi sudah teruji kemampuannya oleh masyarakat, seperti kyai
2
Pupuh Fatturohman dan Aa Suryana, Guru Profesional, Bandung: PT Refika Aditama, 2012, h.12
3
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan, Jakarta, 2006, h. 93
4
Pupuh Fatturohman dan Aa Suryana, Guru Profesional, Bandung: PT Refika Aditama, 2012, h.13
pendidik santri di pesantren, ustadz pendidik murid di madrasah diniyah, majlis ta’lim, masjid dan musola, dan lain sebagainya.
Jika mengacu pada kedudukan dan fungsi pendidik sebagaimana dijelaskan pada undang-undang, maka pendidik dalam
proses pendidikan baik melalui kegiatan belajar-mengajar di lembaga formal sekolah maupun non formal luar sekolah, pada hakikatnya
memiliki tugas dan tanggung jawab yang apabila dijabarkan indikatornya antara lain menurut Oemar Hamalik dalam A. Fattah
Yasin adalah: a pendidik sebagai model; b pendidik sebagai perencana; c pendidik sebagai peramal; d pendidik sebagai
pemimpin, dan; e pendidik sebagai penunjuk jalan atau sebagai pembimbing kearah pusat-pusat belajar.
5
Dengan demikian, pemerintah harus memperhatikan dan
mementingkan peningkatan sumber daya manusia, dengan cara mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk berprestasi dalam segala aspek pembangunan,
terutama berprestasi dalam dunia pendidikan. Guru memiliki peran penting untuk membantu pencapaian prestasi
yang baik bagi para peserta didiknya. Keberhasilan pencapaian prestasi ini pun erat kaitannya dengan motivasi belajar siswapeserta didik itu sendiri.
Motivasi ini bisa didapatkan melalui sisi intrinsik dan juga ekstrinsik. Salah satu motivasi ekstrinsik ini ialah peran guru dalam memotivasi siswapeserta
didiknya dalam mencapai hasil belajar yang lebih baik. Seperti yang dikemukakan oleh Djamarah dalam A.Fattah Yasin
bahwa tugas dan tanggung jawab pendidik diantaranya adalah sebagai motivator, yaitu pendidikguru harus mampu mendorong peserta didik agar
bergairah dan aktif belajar.
6
Seorang pendidikguru diharapkan mampu menjadi motivator bagi para peserta didiknya. Jika guru mampu mendorong semangat, serta
mengaktifkan proses belajar mengajar dengan baik, maka prestasi yang didapatkan oleh peserta didik akan menjadi lebih baik. Melihat pentingnya
5
A.Fattah Yasin, Dimensi-dimensi Pendidikan Islam, Malang: UIN Malang Press, 2008, h. 82
6
Ibid, h.82
peran guru sebagai motivator dalam kegiatan pembelajaran di sekolah, guru dituntut untuk selalu mengembangkan potensi dan kemampuan mengajarnya
agar tidak hanya mampu menyampaikan materi ajar dengan baik, tetapi juga mampu memberikan motivasi atau dorongan semangat belajar bagi para
peserta didiknya. Kondisi proses belajar mengajar, masih terdapat banyaknya pendidik
guru yang kurang menyadari seberapa pentingnya motivasi bagi peserta didik dalam pencapaian prestasi. Hal ini bisa dilihat pada kemampuan dan kebiasaan
guru yang hanya memberikan materi ajar dalam bentuk ceramah tanpa diselingi dengan model pembelajaran yang mampu meningkatkan keaktifan
dan memberi dorongan atau semangat belajar siswa. Terdapatnya gurupendidik yang memberikan tugas tanpa penyampaian materi secara
signifikan, setelah pemberian tugas tersampaikan guru pergi meninggalkan ruangan kelas. Hal ini nampak jelas, betapa belum maksimalnya gurupendidik
dalam memberikan motivasi peserta didiknya. Kuat lemahnya motivasi belajar seorang siswa akan turut
mempengaruhi keberhasilannya. Karena itu motivasi belajar perlu diusahakan terutama yang berasal dari dalam diri dengan cara memikirkan masa depan
yang penuh tantangan dan mencari solusi tepat dalam mengatasi hal tersebut, memasang tekat bulat dan selalu optimis bahwa cita-cita dapat dicapai dengan
belajar. Kenyataan bahwa masih banyak siswa belum terlibat aktif dalam
proses pembelajaran, belum memiliki dorongan dalam belajar, prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS masih rendah, dan siswa belum memiliki
harapan dan cita-cita yang tinggi dalam belajar merupakan akibat dari serangkaian proses pembelajaran yang kurang menyenangkan.
Peranan guru sangatlah penting dalam pencapaian keberhasilan prestasi belajar siswa. Seperti yang telah dijelaskan, bahwa seorang guru
bukan hanya mampu menguasai bahan ajarmateri ajar dengan baik tetapi juga