telah siswa capai juga merupakan cara yang baik dalam pemberian motivasi belajar selain dengan sebuah ungkapan ataupun penyampaian realita
kehidupan.
C. Hasil Wawancara terhadap Guru IPS tentang Peran Guru Sebagai
Motivator dalam Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Pada mata Pelajaran IPS
Wawancara yang dilakukan oleh ketiga narasumber guru IPS kelas IX di MTsN Bantargebang ini dapat menghasilkan sebuah kesimpulan yang
dapat dipahami antara lain: Guru IPS pada MTsN Bantargebang ini merupakan guru yang telah
lulus S1 pada bidang pendidikan khususnya IPS. Ketiga guru yang menjadi responden, bisa dikatakan sebagai guru yang telah lama mengabdi pada
bidang pendidikan, hal ini dapat terlihat dari hasil wawancara yang menyebutkan bahwa mereka kurang lebih 10 tahun telah mengabdi sebagai
seorang guru IPS. Pada saat proses KBM berjalan, setiap guru pasti memiliki cara dan
metodenya masing-masing. Hal ini bisa dijelaskan dari hasil wawancara yang telah dilaksanakan pada hari yang sama. Media atau metode yang digunakan
oleh setiap guru pada sekolah tersebut sudah cukup menarik dan dapat meningkatkan kemampuan olah fikir peserta didik. Media ataupun metode
yang digunakan mereka saat memberikan materi IPS di kelas, antara lain dengan menggunakan mind mappingpeta konsep, peta buta untuk materi
geografi, media infokus, ceramah bervariasi, tanya jawab, bahkan hingga diskusi berkelompok. Variasi metode penyampaian materi ajar kepada
peserta didik, dianggap sebagai sebuah dorongan semangat belajar agar proses belajar mengajar di kelas tidak selalu membosankan. Selain itu, variasi
metode belajar juga dapat mengaktifkan siswa dalam proses belajar di kelas. Proses belajar mengajar yang menyenangkan dalam kelas dianggap akan
mampu meningkatkan hasil belajar yang cukup baik bagi masing-masing
peserta didik. Hal ini sangat sejalan dengan banyaknya perbedaan karakter dan cara belajar siswa yang seharusnya mampu dipahami oleh setiap guru.
Dalam meningkatkan antuasiasme belajar siswa, ketiga guru IPS pada sekolah tersebut memiliki caranya masing-masing. Diantaranya adalah
dengan mengadakan pretest untuk membangkitkan materi yang lalu dengan kemudian melanjutkan pembahasan materi selanjutnya. Mengadakan posttest
atau mengajukan pertanyaan-pertanyaan setelah pembelajaran selesai, menstimulus siswa bahwa pelajaran IPS merupakan pelajaran yang
menyenangkan serta berada dalam kehidupan kita sehari-hari, selain itu juga dengan membuatkan sebuah ringkasan materi agar pembelajaran yang
berjalan dalam kelas menjadi lebih terarah dan juga mengaitkan pelajaran dengan realita kehidupan masyarakat. Dengan adanya berbagai cara yang
dilakukan oleh masing-masing guru dalam meningkatkan antusiasme belajar siswa ini, diharapkan agar hasil belajar tiap siswa akan menjadi jauh lebih
baik. Karena tugas sebagai seorang guru bukanlah hanya meliputi menyampaikan materi ajar, melainkan juga sebagai motivator dan mediator
siswa untuk mendapatkan sebuah hasil yang baik dalam kegiatan belajarnya. Selain dengan adanya media yang baik dan juga cara meningkatkan
antusiasme belajar siswa, pemberian sanksi yang mendidik bagi siswa juga dianggap sebagai sebuah cara dalam meningkatkan motivasi belajar bagi para
peserta didik itu sendiri. Seperti yang telah dijelaskan di atas tentang media dan juga cara meningkatkan antuasisme belajar siswa, pemberian sanksi yang
dilakukan oleh masing-masing guru pun memiliki perbedaan satu dengan lainnya. Pemberian sanksi yang biasa dilakukan oleh para guru antara lain,
jika ada siswa yang tidak mengerjakan tugas, akan diberi sanksi dengan cara mengerjakan tugas terlebih dahulu di perpustakaan, setelah itu baru
dibolehkan untuk melanjutkan pelajaran di dalam kelas, jika anak gaduh dalam kelas, guru akan menunjuknya dan memberikan pertanyaan-
pertanyaan yang berkaitan dengan materi ajar yang sedang disampaikan, selain itu juga memberikannya sanksi dengan memerintahnya untuk belajar di
depan kelas, agar siswa tersebut tidak lagi membuat keributan saat proses belajar mengajar berjalan di dalam kelas.
Pemberian sanksi yang mendidik ini diharapkan agar siswa jera dan tidak lagi melakukan kesalahan-kesalahan yang sama pada saat proses belajar
mengajar berlangsung dalam kelas. Selain itu juga diharapkan dapat mendidik siswa untuk menjadi lebih tanggung jawab terhadap apa yang telah
dilakukannya. Selain dengan adanya pemberian sanksi, pemberian reward atau
penghargaan bagi siswa juga dianggap sebagai sebuah motivasi belajar bagi peserta didik. Pemberian penghargaan dari setiap masing-masing guru pun
memiliki cara yang berbeda, antara lain dengan memberinya sebuah pujian langsung bahkan juga dengan memberikannya nilai plus atau nilai tambahan
untuk menambahkan nilai pada hasil akhir. Proses evaluasi belajar yang dilakukan oleh setiap guru bisa
dikatakan memiliki kesamaan yaitu dengan cara menilai hasil ulangan harian, tugasPR, UTS dan juga UAS. Selain itu juga ada beberapa guru yang
menambahkan hasil evaluasi belajar siswa dengan nilai kepribadian masing- masing siswa. Semakin baik kepribadian siswa, maka semakin pula nilai
kepribadian yang diberikan oleh guru yang bersangkutan. Dari ketiga guru IPS yang telah diwawancarai, mereka berpendapat
hal yang sama bahwa peran guru sebagai motivator itu adalah sangat penting dan merupakan peran terpenting dari sekian banyaknya peran lain sebagai
seorang guru. Mereka berpendapat bahwa guru adalah sosok yang membentuk karakter para peserta didiknya, penanaman rasa tanggung jawab
pada anak didik terhadap apa yang sedang ia jalani, selain itu juga mengajarkan untuk selalu menghargai waktu dan dapat memilih mana saja
waktu yang seharusnya dipakai untuk belajar dengan waktu bermainnya. Peran seorang guru sebagai motivator dianggap penting karena keberhasilan