Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

peran guru sebagai motivator dalam kegiatan pembelajaran di sekolah, guru dituntut untuk selalu mengembangkan potensi dan kemampuan mengajarnya agar tidak hanya mampu menyampaikan materi ajar dengan baik, tetapi juga mampu memberikan motivasi atau dorongan semangat belajar bagi para peserta didiknya. Kondisi proses belajar mengajar, masih terdapat banyaknya pendidik guru yang kurang menyadari seberapa pentingnya motivasi bagi peserta didik dalam pencapaian prestasi. Hal ini bisa dilihat pada kemampuan dan kebiasaan guru yang hanya memberikan materi ajar dalam bentuk ceramah tanpa diselingi dengan model pembelajaran yang mampu meningkatkan keaktifan dan memberi dorongan atau semangat belajar siswa. Terdapatnya gurupendidik yang memberikan tugas tanpa penyampaian materi secara signifikan, setelah pemberian tugas tersampaikan guru pergi meninggalkan ruangan kelas. Hal ini nampak jelas, betapa belum maksimalnya gurupendidik dalam memberikan motivasi peserta didiknya. Kuat lemahnya motivasi belajar seorang siswa akan turut mempengaruhi keberhasilannya. Karena itu motivasi belajar perlu diusahakan terutama yang berasal dari dalam diri dengan cara memikirkan masa depan yang penuh tantangan dan mencari solusi tepat dalam mengatasi hal tersebut, memasang tekat bulat dan selalu optimis bahwa cita-cita dapat dicapai dengan belajar. Kenyataan bahwa masih banyak siswa belum terlibat aktif dalam proses pembelajaran, belum memiliki dorongan dalam belajar, prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS masih rendah, dan siswa belum memiliki harapan dan cita-cita yang tinggi dalam belajar merupakan akibat dari serangkaian proses pembelajaran yang kurang menyenangkan. Peranan guru sangatlah penting dalam pencapaian keberhasilan prestasi belajar siswa. Seperti yang telah dijelaskan, bahwa seorang guru bukan hanya mampu menguasai bahan ajarmateri ajar dengan baik tetapi juga harus mampu memberikan pengarahan, dorongan semangat atau motivasi- motivasi yang mampu meningkatkan semangat kepada belajar peserta didik. Meski demikian, tidak semua gurupendidik menyadari pentingnya motivasi dalam pencapaian keberhasilan prestasi siswa dan juga tujuan pembelajaran. Oleh karena itu dalam skripsi ini penulis mencoba bahas tentang: “Persepsi Siswa Terhadap Peran Guru Sebagai Motivator Pada Mata Pelajaran IPS Di MTsN Bantargebang Bekasi Jawa Barat”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut: 1. Guru kurang memberikan motivasi terhadap siswa. 2. Fasilitas sekolah kurang memadai. 3. Hasil belajar siswa MTsN Bantargebang Kota Bekasi Rendah.

C. Pembatasan Masalah

Permasalahan penelitian ini difokuskan pada deskripsi tentang persepsi siswa terhadap peran guru sebagai motivator di MTsN Bantargebang Bekasi Jawa Barat khususnya pada mata pelajaran IPS.

D. Perumusan Masalah

Sesuai latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: Bagaimana persepsi siswa terhadap peran guru sebagai motivator pada mata pelajaran IPS di MTsN Bantargebang Bekasi Jawa Barat?

E. Tujuan Penelitian

Dari perumusan masalah di atas tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: Untuk menganalisis persepsi siswa terhadap peran guru sebagai motivator pada mata pelajaran IPS di MTsN Bantargebang Bekasi Jawa Barat.

F. Kegunaan Penelitian

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan sebagai berikut: 1. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan perbaikan dan peningkatan proses belajar mengajar. 2. Untuk mengetahui bentuk-bentuk pelaksanaan pemberian motivasi dalam proses belajar mengajar pada mata pelajaran IPS di MTsN Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat. 3. Untuk mengetahui peranan guru sebagai motivator belajar pada bidang studi IPS di MTsN Bantargebang Bekasi Jawa Barat. 7

BAB II KAJIAN TEORITIK

A. Persepsi Siswa

1. Pengertian Persepsi

Persepsi merupakan hal yang penting bagi seseorang terutama untuk guru sebagai tenaga pendidik. Manusia memiliki indera-indera seperti indera penglihatan mata, pendengaran telinga, pengecapan lidah, perabaan kulit, dan indera pembau hidung, masing-masing indera mempunyai sensor yang dapat menghasilkan persepsi kemudian diterjemahkan oleh otak. Bagi guru, persepsi merupakan hal yang paling mendasar untuk memperoleh kerjasama yang baik anatara guru dan siswa. Siswa akan menyukai seorang guru jika mereka mempunyai persepsi yang baik dan menerima guru tersebut untuk mengajarkan mereka. Persepsi dalam arti sempit adalah penglihatan atau bagaimana cara seseorang melihat sesuatu. Sedangkan dalam arti luas adalah pandangan sesorang mengenai bagaimana ia mengartikan dan menilai sesuatu. 1 “Kemampuan untuk membeda-bedakan, mengelompokkan, memfokuskan dan sebagainya itu, yang selanjutnya diinterprestasi disebut persepsi. Persepsi berlangsung saat seseorang menerima stimulus dari dunia luar yang ditangkap oleh organ-organ bantunya yang kemudian masuk kedalam otak. Di dalamnya terjadi proses berpikir yang pada akhirnya terwujud dalam sebuah pemahaman. Pemahaman ini yang kurang lebih disebut persepsi”. 2 Menurut Bimo Walgito, “Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses pengindraan, yaitu merupakan proses diterimanya 1 Akyas Azhari, Psikologi Umum dan Perkembangan, Jakarta: Teraju, 2004, h. 107 2 Sarlito W. Sarwono, Pengantar Psikologi Umum, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2010, h. 86 stimulus oleh individu melalui alat indera atau juga disebut proses sensoris. Namun proses itu tidak berhenti begitu saja, melainkan stimulus tersebut diteruskan dan proses selanjutnya merupakan proses persepsi”. 3 Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan penilaian seseorang terhadap apa yang mereka lihat, dengar dan rasakan. Persepsi tidak terlepas dari panca indra kita yang mana memberikan stimulus terhadap apa yang sesorang lihat, rasakan, dengar, dan kemudian hal-hal tersebut dicerna oleh otak sehingga menghasilkan sebuah opini atau pendapat mengenai sesuatu. Dalam mendidik siswa, perilaku guru merupakan hal yang menyebabkan timbulnya persepsi dari siswa, karena seorang guru tidak akan pernah terhindar dari persepsi. Oleh karena itu, penting menciptakan persepsi yang selaras antara siswa dan guru untuk menciptakan rasa suka terhadap guru berikut pelajaran yang di ajarkan. Seorang guru harus mengetahui bagaimana persepsi siswa terhadap dirinya karena tidak semua yang guru persepsikan baik akan sama dengan yang siswa persepsikan dalam proses pembelajaran. Sebagai contoh, ketika guru ingin mengajarkan sebuah materi yang mungkin dia menganggap materi tersebut cocok dipadukan dengan salah satu metode pembelajaran, tetapi bisa saja siswa tersebut akan mempersepsikannya berbeda dengan guru yang menganggap metode seperti itu sama sekali tidak cocok untuk dirinya bahkan tidak sesuai dengan yang mereka butuhkan. “Menurut Carole Wade dan Carol Tavris menerjemahkan persepsi sebagai sekumpulan tindakan mental yang mengatur implus-implus sensorik menjadi suatu pola bermakna”. 4 Dari penjelasan tersebut kita dapat mengambil kesimpulan jika persepsi sangat penting bagi guru dalam proses pembelajaran yaitu untuk menerjemahkan pandangan siswa kepada seorang guru melalui indera pendengaran dan penglihatannnya guna untuk menghasilkan sesuatu yang bermakna bagi guru. Sehingga persepsi 3 Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, Yogyakarta: Andy, 2004, Cet. IV, h. 87-88 4 Carole Wade dan Carol Tavris, Psikologi, PT Gelora Aksara Pratama, 2007, h. 193

Dokumen yang terkait

PERSEPSI SISWA TERIIADAP PERAN GT]RU SEBAGAI MOTIVATOR PADA MATA PELAJARAN IPS DI MTsN BANTARGEBAI\G BEKASI JA,WA BARAT

0 8 107

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG PROFESIONALISME GURU IPS DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL MATA PELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 19 BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2012/2013

0 5 53

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAH DAN SIKAP SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 3 NATAR

1 16 116

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI PEDAGOGIS GURU DAN SIKAP SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU MELALUI AKTIVITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 4 LIWA LAMPUNG BARAT TAHUN PELAJARAN 2013/20

0 3 1

PEMBELAJARAN BERBASIS PAKEM PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS IV SD GUGUS GATOTKACA KECAMATAN SEMARANG BARAT KOTA SEMARANG

0 24 264

EFEKTIVITAS PEMBERIAN KUIS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPS PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

0 0 15

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS XI IPS

0 1 9

ANALISIS KARAKTERISTIK GAYA BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI IPS

0 0 14

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS

0 2 6

PERANAN ORANG TUA SEBAGAI MOTIVATOR BELAJAR SISWA DALAM PENCAPAIAN PRESTASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PAI DI KELAS XII-C SMA PGRI 1 MAJALENGKA (Pokok Bahasan Al-Qur’an tentang Etos Kerja) BAB I PENDAHULUAN - PERANAN ORANGTUA SEBAGAI MOTIVATOR BELAJAR SI

0 0 39