penutur asli. Hasil akhir dari penelitian ini akan mendeskripsikan prosodi penutur asli bahasa Prancis, kemudian prosodi pembelajar bahasa Prancis di Medan
setelah itu akan medeskripsikan kendala-kendala apa saja yang ada pada pembelajar bahasa Prancis di Medan dan mendeskripsikan solusi yang dapat
meminimalisasikan kendala yang terjadi pada pembelajar bahasa Prancis di Medan.
Pada penelitian ini, dilakukan pendekatan instrumental yang dilakukan dengan alat ukur yang akurat dengan perangkat lunak Praat, sedangkan
pengukuran dan pendeskripsian ciri prosodik tuturan dilakukan dengan mengadopsi tahapan dalam ancangan IPO Instituut voor Perceptie Onderzoek.
Proses teori IPO dimulai dari tuturan yang diarahkan dengan menggunakan kalimat target setelah itu dihasilkanlah kurva melodik tuturan itu, dilakukan
pengukuran frekuensi yang mengukur tinggi rendahnya nada dengan satuan Heartz, kemudian durasi yang mengukur rentangan waktu dengan satuan milidetik
dan intensitas yang mengukur kenyaringan suara dengan satuan decibel.
3.2 Hipotesis
Penelitian kuantitatif memiliki hipotesis yang merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian Sugiyono:2006. Penelitian ini, memiliki
beberapa hipotesis yaitu terdapat perbedaan prosodi pembelajar bahasa Prancis yang dituturkan oleh mahasiswa yang berasal dari Medan, Karo, Tobasa, Lamgkat
dan Asahan. Terdapat perbedaan aprosodi pembelaja bahasa Prancis yang dituturkan oleh mahasiswa dan penutur asli Prancis. Terdapat perbedaan prosodi
Universitas Sumatera Utara
pembelajar bahasa Prancis mnurut lama belajar bahasa Prancis. Mahasiswa pembelahjar bahasa Prancis di Medan memiliki persepsi yangsama terhadap
tuturan yang dituturkan oleh penutur asli Prancis.
3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan pada Jurusan Bahasa Asing Program Studi Bahasa Prancis di UNIMED, ITMI, STBA Harapan dan UMSU. Penelitian
dilakukan pada bulan Februari 2010 sampai dengan bulan Mei 2012. Peneliti melakukan penelitian pada mahasiswa semester genap. Penelitan dilakukan pada
pembelajar semester enam yang sudah mempelajari matakuliah Audition Prononciaton.
3.4 Data dan Sumber Data
Data merupakan narasi kalimat-kalimat yang di buat dalam bahasa Prancis, setelah itu peneliti mengarahkan responden untuk menuturkan kalimat
target sebelum perekaman. Pada saat pengambilan rekaman suara responden diminta untuk mengulang sebanyak tiga kali. Perekaman tuturan responden dalam
merealisasikan tuturan kata-kata dan kalimat-kalimat dengan modus deklaratif, interogatif absolut, interogatif parsial dan imperatif.
Universitas Sumatera Utara
3.5 Instrumen
Untuk mengetahui secara pasti apakah ciri prosodi tertentu dalam tuturan itu distingtif atau tidak, pembeda-pembeda lain seperti pembeda leksikal antara
tuturan deklaratif, interogatif dan imperatif akan dihindarkan sehingga tuturan yang akan dibandingkan adalah benar-benar sama dari sisi leksikal. Dengan
demikian, jika ada perbedaan makna dalam modus dapat dipastikan bahwa
perbedaan itu semata-mata diakibatkan oleh ciri prosodiknya.
Untuk tujuan itu, data berupa tuturan yang benar-benar spontan sangat tidak mungkin diperoleh. Selain kualitas audio rekaman yang tidak baik, juga
hampir tidak memperoleh tuturan yang unsur leksikalnya sama. Oleh karena itu, tuturan pemeranan acted speech dipilih untuk mengumpulkan data. Setelah
ditentukan kondisi yang berbeda setiap tuturan – subjek diminta menuturkan 4 empat kalimat target yang berbeda modusnya. Kalimat-kalimat target itu adalah
sebagai berikut. a.
Pierre va au cinema [ pj
R va o sinema] “Pierre pergi ke bioskop”
b. Est-ce que Pierre va au cinéma?
[ s ka pjR va o sinema]
“Apakah Pierre pergi ke bioskop” c.
Avec qui Pierre va au cinéma? [a v
k ki pjR va o sinema] “Dengan siapa Pierre pergi ke bioskop?”
d. Allez
[a le] “Ayo”
Kalimat target itu direalisasikan sebagai tuturan modus dengan berbagai jenis modus seperti 1 deklaratif, 2 interogatif absolut, 3 interogatif parsial
Universitas Sumatera Utara
dan 4 imperatif. Kalimat target tersebut diujipersepsikan kepada mahasiswa yang belajar Bahasa Prancis di Medan yaitu di Unimed, STBA Harapan, STBA
ITMI dan UMSU. Tuturan yang diperoleh dengan cara diatas menjadi data primer penelitian
ini. Penguluran diri akustik dan analisis lebih lanjut akan didasarkan pada data itu. Data direkam dengan alat Sony Stereo Cassette Recorder kaset perekam yang
digunakan bermerek Sony dan Maxell yang bertipe TEC INormal dengan EQ 120 µs berdurasi 60 menit.
Keunggulan alat perekam ini adalah, pertama, kepekaan penekanan yang diatur sesuai dengan kenyaringan suara subjek; kedua alat ini bisa merekam suara
dalam format stereo sehingga tuturan setiap subjek dalam tuturan dapat dialokasikan dalam trek berbeda. Cara itu akan mempermudah proses digitalisasi
rekaman untuk pemrosesan lebih lanjut. Validasi instrumen produksi ini dimaksudkan untuk menguji apakah
subjek penelitian dapat memproduksi tuturan seperti apa yang dimaksudkan peneliti. Validasi dilakukan dengan cara mencoba instrumen untuk pengumpulan
data kepada empat subjek yang dipilih secara acak murni, lalu kalimat-kalimat target yang diproduksinya diuji persepsikan kepada subjek lain. Dalam uji
persepsi, subjek diminta menilai apakah tuturan subjek uji coba bermodus deklaratif, interogatif absolut, interogatif parsial dan imperatif. Instrumen
dianggap baik apabila ke empat subjek uji coba mempunyai persepsi yang sama terhadap perintah-perintah di dalam instrumen.
Setelah melalui revisi instrumen yang berulang-ulang akibat hasil validasi yang dilakukan ke seluruh Bahasa Prancis di Medan, akhirnya instrumen
Universitas Sumatera Utara
mencapai kendala yang diinginkan. Pembandingan modus tuturan subjek diuji cobakan dengan anova.
3.6 Populasi dan Sampel