target  yang  diproduksinya  diuji  persepsikan  kepada  subjek  lain.  Dalam  uji persepsi,  subjek  diminta  menilai  apakah  tuturan  subjek  uji  coba  bermodus
deklaratif,  interogatif total,  interogatif parsial dan  imperatif. Instrumen dianggap baik  apabila  ke  empat  subjek  uji  coba  mempunyai  persepsi  yang  sama  terhadap
perintah-perintah di dalam instrumen. Setelah melalui revisi instrumen yang berulang-ulang akibat hasil validasi
yang dilakukan ke seluruh Bahasa Prancis di Sumatera Utara, akhirnya instrumen mencapai  kendala  yang  diinginkan.  Pembandingan  modus  tuturan  subjek  diuji
cobakan dengan anova.
4.2.2. Subjek
Data  direkam  dari  30  orang  subjek  penelitian  6  laki-laki  dan  24 perempuan.  Ketiga  puluh  data  terdiri  dari  26  mahasiswa  bahasa  Prancis  di
Unimed  dengan  latar  belakang  etnis  yang  berbeda-beda  yaitu  Tobasa,  Karo  dan Melayu, dan 4 penutur asli Bahasa Prancis.
4.2.3. Data
Data  seluruhnya  berjumlah  368  tuturan  secara  rinci,  jumlah  data  yang terkumpul  itu  memuat tipe tuturan dan  jenis kelamin penuturnya adalah sebagai
berikut : Tabel  4.1:  Jumlah  Data  Primer  dan  Sekunder  menurut  Tipe  Tuturan  dan  Jenis
Kelamin Penutur.
Universitas Sumatera Utara
Data Subjek
Tipe Tuturan Jumlah
Deklaratif  Interogatif Total
Interogatif Parsial
Imperatif
Mahasiswa L
12 12
12 12
48 P
66 66
66 66
264 Penutur
Asli L
8 8
8 8
32 P
6 6
6 6
24
Jumlah 92
92 92
92 368
Dari 368 data, kemudian dilakukan uji perseptual yang dimaksudkan untuk menyeleksi  data  primer  atas  kesempurnaan  intonasinya.  Uji  perseptual  itu
melibatkan  4  empat  orang  subjek  penutur  asli  bahasa  Prancis  yang  termasuk subjek dalam eksperimen produksi. Mereka diminta mengidentifikasi semua data
apakah tuturan itu merupakan pernyataan atau pertanyaan dan apakah intonasinya baik atau tidak.
4.2.4. Analisis Akustik
Pengukuran  dan  pendeskripsian  cirri  prosodic  tuturan  dilakukan  dengan mengadopsi  sebagian  tahapan  dalam  rancangan  IPO  Instituut  Voor  Perceptie
Onderzoek. Seluruh proses dalam IPO dimulai dari tuturan yang kemudian untuk memperoleh  kurva  melodik  tuturan  itu,  dilakukan  pengukuran  frekuensi
fundamental kemudian dengan berpatokan pada kesamaan perseptual perceptual equality  kurva  Fo  hasil  pengukuran  itu  disederhanakan  untuk  membuat  salinan
serupa close copy. Pada tahap ini dilakukan sebenarnya adalah penyederhanaan atau sstilisasi  stylization dengan  menghilangkan detail  Fo  yang dianggap tidak
relevan.  Dengan  demikian  salinan  serupa  akan  memuat  semua  alir  nada  yang relevan saja.
Universitas Sumatera Utara
A B
pjeR va
o si
ne ma
Gambar 4.1: Suara Kurva Fo asli seperti  yang tampak pada bagian A dalam gambar diatas
mengandung rangkaian nada yang sebagian besar sebenarnya tidak relevan. Tahap stilisasi  menghasilkan  kontur  sederhana  seperti  yang  tampak  pada  bagian  B.
pada  kontur  ini  hanya  terdapat  beberapa  nada  yang  benar-benar  relevan  sebagai hasil stilisasi.
Setelah  setiap  kurva  Fo  distilisasi,  tahap  berikutnya  adalah  pembakuan kontur  terstilisasi  itu  dengan  kembali  menyederhanakan  alir  nada  terstilisasi  itu
dalam bentuk-bentuk baku biasanya dengan menggunakan referen. Ada tiga garis referen  yaitu  baseline,  midline,  dan  topline.  Lalu  meletakkan  kontur  terstilisasi
diantara  referen  itu  kemudian  ditentukan  Fo  relevan  mana  yang  berposisi  di baseline, Fo mana yang berposisi pada midline dan Fo mana yang berposisi pada
topline.  Atas  gerak  nada  yang  dibakukan  itu  kemudian  dirumuskan  kaidah kombinasi  alir  nada  untuk  membentuk  berbagai  kemungkinan  kontur  intonasi
yang berterima. Kajian ini akan diawali dengan pengukuran Fo asli tuturan yang kemudian  distilisasi  untuk  menghasilkan  salinan  serupa.  Setelah  salinan  serupa
diperoleh,  tahap  berikutnya,  pembakuan  akan  dilakukan  penghitungan  F0 komponen-komponen  ciri  melodik  seperti  nada  awal,  nada  akhir  dan  nada
Universitas Sumatera Utara
tertinggi  sehingga  merumuskan  relasi  satu  nada  dengan  nada  yang  lain,  baik dalam bentuk alir nada maupun kontur intonasi secara utuh.
Seperti halnya IPO, dalam penelitian ini alir nada mempunyai posisi yang penting sebagai satuan deskripsi intonasi. Dalam hal itu, alir nada hanya terdapat
dalam konstituen pembentukan tuturan. Cara ini diperoleh sebab dalam penelitian pendahuluan  diperoleh  kecenderungan  bahwa  setiap  pewatas  konstituen  itu  juga
menunjukkan  spesifikasi  nada  yang tampaknya  berfungsi  juga sebagai akhir alir nada.
Proses  pendeskripsian  ciri  temporal  dilakukan  dengan  lebih  sederhana. Proses  diawali  dengan  segmentasi  dilakukan  hingga  segmen-segmen  tunggal,
penghitungan durasi tidak dilakukan  atas segmen-segmen tunggal, penghitungan durasi  tidak  dilakukan  atas  segmen  tunggal.  Mengingat  tujuan  pengukuran
sekedar  unutk  membedakan  ciri  temporal  tuturan  deskriptif,  tuturan  interogatif dan tuturan imperatif.
4.3 Eksperimen persepsi