Populasi dan Sampel Prosedur Pengumpulan Data

mencapai kendala yang diinginkan. Pembandingan modus tuturan subjek diuji cobakan dengan anova.

3.6 Populasi dan Sampel

Responden penelitian ini adalah pembelajar bahasa Prancis di Medan yang berasal dari perguruan tinggi yang memiliki mata kuliah bahasa Prancis. Perguruan tinggi yang memiliki program studi bahasa Prancis yaitu UNIMED, sedangkan perguruan tinggi yang mempelajari bahasa Prancis yaitu UMSU, STBA Harapan dan STBA ITMI. Jumlah total pembelajar pada perguruan tinggi tersebut adalah 350 mahasiswa. Berdasarkan dari jumlah total populasi maka sampel penelitian merupakan 10 dari jumlah total pembelajar. Sampel berjumlah 35 pembelajar bahasa Prancis di Medan. Sampel untuk penelitian ini diambil secara proporsional dengan teknik pengambilan percontohan acak berstrata stratified random sampling, dengan mempertimbangkan ciri pembelajar seperti jenis kelamin, lama belajar dan asal daerah. Berdasarkan dari polulasi digunakan pembelajar dari UNIMED untuk dijadikan sampel. Populasi berasal dari berbagai latar belakang suku yang berbeda-beda maka teknik pengambilan sampel dilakukan secara stratified random sampling agar supaya tiap-tiap strata terwakili.

3.7 Prosedur Pengumpulan Data

Penjaringan data yang benar-benar alami tidak mungkin dilakukan pada kajian fonetik, dikarenakan adanya alat perekam yang akan menghilangkan Universitas Sumatera Utara natralitas data. Agar data yang diperoleh tidak berbias data netral, data dijaring dengan menggunakan narasi dengan menggunakan kalimat pembawa. Kecenderungan responden melakukan kesalahan, untuk mengantisipasi hal ini, merekam responden mengucapkan kalimat target beberapa kali sampai menghasilkan kalimat yang representatif. Untuk mengetahui ukuran benar atau tidaknnya hasil perekaman tersebut dinyatakan kepada penutur asli bahasa Prancis Native speaker. Responden diberi kondisi berupa narasi, kemudian diminta merealisasikan tuturan dengan kata-kata, modus deklaratif, interogatif, dan imperatif dalam bahasa Prancis. Responden adalah pembelajar bahasa Prancis secara formal di Universitas Negeri Medan. Kondisi yang diberikan kepada responden dengan tuturan yang harus mereka realisasikan, lalu data direkam dengan menggunakan alat perekam. Kalimat target yang akan direalisasikan setiap responden adalah 4 kalimat dikali 3 yang diucapkan oleh mahasiswa dan setiap kalimat harus diucapkan tiga kali. Maka kalimat yang harus diucapkan penutur sebanyak 12 kalimat. Data direkam dari 35 orang penutur sehingga jumlah data yang dituturkan sebanyak 420 tuturan. Data yang digunakan dalam penelitian ini dikumpulkan dan diklasifikasikan terlebih. Klasifikasi data dilakukan pada penelitian ini untuk memudahkan proses analisis kualitatif. Klasifikasi data dilakukan dengan tiga tahapan. Tahap pertama, 1 bunyi tuturan bahasa Prancis yang diucapkan penutur asli, 2 bunyi tuturan bahasa Prancis yang diucapkan oleh pembelajar bahasa Universitas Sumatera Utara Prancis dalam kasus ini para informan yang merupakan mahasiswa. Tahap kedua, memisahkan seluruh bunyi tuturan yang ada dalam tiga kelompok, yaitu 1 tuturan yang berupa kalimat deklaratif, 2 tuturan yang berupa kalimat interogatif, 3 tuturan yang berupa kalimat imperatif. Tahap ke tiga yaitu memproses tuturan tersebut dengan mengolahnya menggunakan program praat. Program tersebut digunakan untuk menemukan dan memisahkan ciri prosodi. Setelah data terekam dalam digital recorder kemudian diolah dengan menggunakan program Praat versi 4.0.27. Setelah proses digitalisasi maka dapat dilihat data segmentasi dan selanjutnya dilakukan pengujian statistik yang dilakukan dengan program SPSS Statistics Package for Social Scientist. Setelah mendapat data statistik maka akan terlihat kendala-kendala mahasiswa bahasa Prancis di Medan semester 6 dalam mempelajari bahasa Prancis. Setelah terlihat kendala-kendala apa saja yang menghalangi mahasiswa belajar bahasa Prancis maka akan diberikan solusi-solusi yang dapat memperbaiki kompetensi berbicara mahasiswa bahasa Prancis di Medan semester 6. Semua data yang terkumpul diolah dengan alat bantu komputer program Praat versi 4.0.27. Alat ini dipakai oleh para peneliti bidang fonetik eksperimental seperti T. Syarfina 2008, Sugiyono 2003, Stoel 2000 dan Ebing 1997. Alat ini akan melakukan pengukuran intensitas, durasi dan frekuensi. Selain itu juga dapat melakukan pengukuran forma bunyi. Alat ini berkembang pertama kali di Amsterdam. Dalam pengolahan data kajian fonetik eksperimantal melalui empat tahap yaitu: digitalisasi, segmentasi data, pembuatan salinan kontur dan uji statistik. Universitas Sumatera Utara Tahap yang pertama yaitu digitalisasi, data yang sudah terekam dalam kaset kemudian dimasukkan ke dalam format digital bentuk sound wave, setelah itu tuturan dipilih yang baik dan sesuai dengan yang diinginkan untuk dianalisis. Data yang sudah dipilih atau diekstrak adalah data yang sudah bersih dari bagian- bagian yang tidak dibutuhkan dan sesuai dengan suara asli dari responden. Data- data terpilih kemudian diberi kode dengan urutan nama responden yang berjumlah 26 mahasiswa, jenis kelamin yang terdiri dari perempuan dan laki-laki, kalimat yang terdiri dari 4 kalimat, daerah yang terdiri dari 5 daerah dan pengguna bahasa. Setiap responden memiliki 12 fail untuk setiap kalimat dikali tiga berkas yang terdiri atas durasi, intensitas dan frekuensi. Contoh : 1. Nama responden : Kardila Surbakti 2. Jenis kelamin : Perempuan 3. Kalimat : 1. Pierre va au cinema 2. Est-ce que Pierre va au cinema? 3. Avec qui Pierre va au cinema? 4. Allez 4. Daerah : Karo 5. Lama belajar : 3 tahun dan 3 tahun Setelah itu diberikan penomoran pada data yaitu sebagai berikut: 211222 No urut responden Jenis Kelamin Kalimat Daerah Lama belajar Universitas Sumatera Utara Tahap ke dua yaitu segmentasi data, memisah-misahkan data yang sudah dipilih ke dalam segmen tunggal yang dilakukan bunyi per bunyi dan penandaan data dengan batas-batas satuan analisis. Setiap segmen diberi label dengan lambang fonetik yang lazim. Langkah ini dilakukan untuk menyiapkan pengukuran pada berikutnya, baik pengukuran frekwensi, durasi, maupun intensitas. Sebelum di analisis statistik, setelah data ditinjau ulang dan mendengarkan berkali-kali rekaman. Setelah didengar berkali-kali rekaman data dengan menyesuaikan stilistik, maka terjadi perubahan pada gambar-gambar setelah di stilistik. Contoh perubahan gambar tersebut yaitu : Kardilla 1. p i e r r e v a a u c i n e m a Time s 1.04181 Time s 1.04181 500 Gambar 3.1: Rekaman Setelah di Stilistik Pada Kalimat Deklaratif Universitas Sumatera Utara 2. e s t c equep i e r r e v a a u c i n e m a Time s 1.26502 Time s 1.26502 500 Gambar 3.2: Rekaman Setelah di Stilistik Pada Kalimat Interogatif Absolut 3 a v e c qu i p i e r r e v a a u c i n e m a Time s 1.60431 Time s 1.60431 500 Gambar 3.3: Rekaman Setelah di Stilistik Pada Kalimat Interogatif Parsial Universitas Sumatera Utara 4. a l l e z Time s 0.332813 Time s 0.332813 500 Gambar 3.4: Rekaman Setelah di Stilistik Pada Kalimat Imperatif Setelah data sudah distilistik kemudian penganalisisan tahap ke tiga adalah pengukuran ciri akustik dan pengekstrakan hasil pengukuran itu ke dalam data untuk analisis statistik. Tahap ke empat yaitu uji persepsi, untuk mengetahui bahwa pembelajar dapat mempersepsikan stimulus yang akan diperdengarkan yaitu modus deklaratif, interogatif absolut, interogatid parsial dan imperatif. Stimulus tersebut sudah dimodifikasi dengan tujuan pembelajar dapat mempersepsi secara betul tuturan asli tersebut. Penjelasan lebih lengkap akan dipaparkan di bab IV. Terakhir yaitu uji statistik, untuk mengetahui signifikan atau tidak signifikan ciri akustik, dengan menggunakan program komputer SPSS versi 20. Sebelum di uji dengan statistik, data yang terdiri dari 4 kalimat dan terdiri dari 26 responden tersebut di rekap berapa frekuensi, durasi dan intonasi setiap kalimat. Rekap tersebut dimasukkan ke excel dan setelah itu baru di konfersi ke SPSS. Setelah semua data di rekapitulasi seperti yang tertera diatas, maka dilanjutkan untuk dikonversikan ke program SPSS untuk mengetahui hasil akhir untuk Universitas Sumatera Utara frekuensi yaitu julat nada, nada dasar dan nada final. Sedangkan untuk durasi dan intensitas dilihat intonasi dasar, intonasi final dan julat intonasi tertinggi. Pada penelitian ini pengukuran dan pendeskripsian ciri akustik tuturan dilakukan dengan menggunakan ancangan IPO Instituut voor Perceptie Onderzoek. Menurut ‘t Hart et al 1990:66, ancangan IPO bertolak dari signal akustik hingga analisis statistik parameter akustik ujaran yang diteliti. Pengukuran frekuensi fundamental tuturan akan diperoleh kurva melodik tuturan yang merupakan titik awal analisis akustik. Hasil pengukuran itu kemudian disederhanakan atau dimanipulasi frekuensi dasarnya. Hasil manipulasi ini disebut dengan salinan serupa a close copy stylization, dengan menghilangkan detail Fo yang dianggap tidak relavan. Dengan demikian, salinan serupa akan memuat semua alir nada yang relevan saja. Penelitian ini akan diawali dengan pengukuran frekwensi fundamental asli tuturan Fo yang distilisasi untuk mendapatkan salinan serupa. Melalui komputer frekuensi-frekuensi yang dianggap tidak signifikan disederhanakan dengan membuang frekwensi tersebut. Hasil stilisasi tersebut kemudian disimpan dalam berkas yang disebut Pitch Tier. Nada-nada diukur dalam hitungan Hertz, kemudian dikonversi ke semiton. Setelah mendapatkan salinan serupa,tahap berikutnya adalah penghitungan Fo komponen-komponen ciri melodik seperti nada awal, nada final, julat nada, dan nada final serta perumusan hubungan satu nada dengan nada lain, baik dalam bentuk alir nada maupun kontur intonasi secara utuh. Alir nada mempunyai posisi yang penting, yaitu sebagai satuan deskripsi intonasi, artinya hanya terdapat satu alir nada dalam satu konstituen pembentuk tuturan. Universitas Sumatera Utara Pendeskripsian ciri temporal dilakukan dengan cara yang lebih sederhana. Pertama dilakukan segmentasi data atas segmen-segmen tunggal pembentuk tuturan yang dilanjutkan dengan penghitungan durasi atas segmen tunggal atau perbedaan vokal yang diukur dengan satuan milidetik md. Tujuan pengukuran adalah sekadar untuk membedakan ciri temporal tuturan deklaratif, tuturan interogatif, dan tuturan imperatif. Hasil segmentasi disimpan dalam berkas Text Grid. Universitas Sumatera Utara

BAB IV EKSPERIMEN PRODUKSI DAN PERSEPTUAL