Teori Komunikasi Verbal dan Nonverbal.

2.2.4 Teori Komunikasi Verbal dan Nonverbal.

 Komunikasi Verbal Komunikasi verbal adalah proses penyampaian pesan atau stimulus antar komunikator ke komunikan yang menggunakan kata-kata words, baik lisan maupun tulisan. Bentuk yang paling umum dari komunikasi verbal adalah bahasa. Bentuk lain yang berupa tulisan hanya sekedar cara untuk merekam bahasa yang diucapkan, dengan membuat tanda-tanda pada kertas maupun pada media tulis lainnya Lubis, 2009:113  Komunikasi Nonverbal Secara sederhana, komunikasi nonverbal dapat didefinisikan sebagai berikut: Non berarti tidak, Verbal bermakna kata-kata words, sehingga komunikasi nonverbal dimaknai sebagai komunikasi tanpa kata- kata. Bahasan lain mengenai komunikasi nonverbal dikemukakan oleh beberapa ahli lainnya, yaitu : 1. Frank E.X. Dance dan Carl E. Larson: Komunikasi nonverbal adalah sebuah stimuli yang tidak bergantung pada isi simbolik untuk memaknainya a stimulus not dependent on symbolic content for meaning. 2. Edward Sapir: Komunikasi nonverbal adalah sebuah kode yang luas yang ditulis tidak dimana pun juga, diketahui oleh tidak seorang pun dan dimengerti oleh semua an elaborate code that is written nowhere, known to none, and understood by all. 3. Malandro dan Barker yang dikutip dari Ilya Sunarwinadi, dalam kaitan dengan komunikasi antarbudaya, memberikan batasan- batasannya sebagai berikut : - Komunikasi nonverbal adalah komunikasi tanpa kata-kata - Komunikasi nonverbal terjadi bila individu berkomunikasi tanpa menggunakan suara - Komunikasi nonverbal adalah setiap hal yang dilakukan oleh seseorang yang diberi makna oleh orang lain Universitas Sumatera Utara - Komunikasi nonverbal adalah studi mengenai ekspresi wajah, sentuhan, waktu, gerak isyarat, bau, perilaku mata dan lain-lain. Komunikasi nonverbal disebut merupakan cara yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau stimulus ke orang lain melalui isyarat- isyarat atau simbol-simbol Lubis, 2009:121, seperti: 1. Penampilan fisik, dilihat dari bentuk tubuh dan cara berpakaian. 2. Kinesik yang mencakup gerakan tubuh, lengan dan kaki serta ekspresi wajah, dan perilaku mata keheranan, ketakutan, kemarahan, kebahagiaan, kesedihan, kebencian dan lain-lain 3. Sensories, mencakup sentuhan, rabaan dan kontak tubuh, bisa dilihat melalui cara orang berjabat tangan. 4. Proxemics yang terkait dengan ruang dan jarak. Ada empat pembagiannya yakni: - Intimate distance, berlangsung dengan bisikan atau suara pelan diantara pribadi yang memiliki emosional sangat akrab. - Personal distance, komunikasi berlangsung tertutup namun percakapannya tidak bersifat pribadi. - Social distance, terjadi dalam situasi bisnis dan sosial. - Public distance, komunikasi yang terjadi di dalam ruang umum tertentu. 5. Chronemics waktu, orang yang tepat atau tidak tepat waktu yang ingin menunjukkan pesan suka atau tidak atas apa yang sedang dilakukannya. 6. Vocalics atau paralanguange, mencakup di dalamnya aksen, volume suara, nada suara, intonasi, kecepatan bicara dan penggunaan jeda dalam berbicara. 7. Olfaction bau. Universitas Sumatera Utara Sedangkan jika membahas fungsi, komunikasi nonverbal memiliki beberapa fungsi sesuai dengan penggunaannya, yaitu: 1. Pengulangan, dimana pesan atau lambang-lambang nonverbal akan mengulang atau meneguhkan pesan verbal yang terucap. Misalnya dalam suatu lelang, kita mengacungkan jari untuk menunjukkan jumlah tawaran. 2. Kontradiksi, dimana pesan nonverbal menegaskan pesan verbal seperti dalam sarkasme atau sindiran-sindiran tajam. 3. Pengganti, dimana pesan nonverbal dapat mengganti pesan verbal, sehingga pesan verbal tidak perlu diucapkan. Misalnya, ketika sebuah kemenangan diraih, pemenang cukup mengacungkan dua jari bentuk “V” untuk menyampaikan victory yang bermakna kemenangan. 4. Pengaturan, dimana pesan nonverbal berfungsi mengendalikan sebuah interaksi dalam suatu cara yang sesuai dan halus, misal anggukan kepala selama percakapan berlangsung. 5. Pelengkap, pesan nonverbal digunakan untuk melengkapi, misal tersenyum untuk menunjukkan rasa bahagia. Universitas Sumatera Utara

2.3 Model Teoritik